Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2012

CITA-CITA LIDYA

cerpen Oleh Nita juniarti Seandainya waktu bisa di bebaskan dari detakan jam dan tumpukan kalender dipojok-pojok usia yang kian hari kian tersisa aku yakin lidya mungkin memilih untuk tidak terbaring di ruang pucat karena tubuhnya di grogoti dua tumor ganas(abdomen dan adneya) yang dari hari ke hari terus kurus dan melemah.Perutnya terus membuncit,seperti sedang hamil tua mengandung dua anak kembar.    "keadaannya memburuk beberapa hari ini" kata ibunya lesu. Meski dua tumor mendera tubuhnya,gurat wajahnya tetap tegar,dia memakai baju daster di hari-harinya.Fatamorgana terus berdatangan,menjaga jarak dan pandangan.Lidya adalah sahabat kecilku yang dulunya ceria,pinter dan baik.Tapi kini dia lebih banyak diam bahkan kata makcik suryani,ibunya sejak setahun terakhir dia terasingdari teman-teman sekolah.   Masih jelas dalam ingatanku tentang sosok lidya,saat itu guru bahasa indonesia kami menugaskan membuat sebuah karangan tentang masa depan,tentang cita-cita dan

Rindu yang terluka

Sudah menjadi kehendak Allah memberinya cobaan berupa penyakit kronis yang bersarang dan sudah bertahun-tahun ia rasakan   di temani oleh zaman, diiringi dengan tangisan burung dan ratapan ranting pepohonan.Nurmala adalah seorang gadis remaja yang cantik. Sejak kecil ia sudah mengidap penyakit yang kronis. Sejak usia kanak-kanak ia ingin bergembira, bermain, bercanda dan bersiul seperti burung sebagaimana anak-anak yang seusianya. Bukankah ia juga berhak merasakannya?Sejak penyakit itu menyerangnya, ia tidak dapat menjalankan kehidupan dengan normal seperti orang lain, walaupun ia tetap berada dalam pengawasan dokter dan bergantung dengan obat.Nurmala tumbuh besar seiring dengan penyakit yang dideritanya. Ia menjadi seorang remaja yang cantik dan mempunyai akhlak mulia serta taat beragama. Meski dalam kondisi sakit namun ia tetap berusaha untuk mendapatkan ilmu dan pelajaran dari mata air ilmu yang tak pernah habis hingga masa tidak mampu menanggung kebiadaban Manusia. Walau

bulen di langet manyang

Malamnyan bulen tinggai siblah yang mensyuhu di gaki awan, agen di pot sepoi-sepoi lewat   tingkap kama yang terbuka siblah dipaksa tamong lam rehung hidong yang di hirup tega lepah na. saboh sosok luroeh dalam duek meusila ateh ingka sembahyang yang ka cukop tuha, geupeuabeuh malam dengon tahajjud, umu gopnyan baro peut ploh tho’en tapi deh jih lebeh tuha karena beban fikiran yang sepanjang buket barisan ka lage gerbong kereta api yang hana putoeh dari Aceh troh Palembang. Mata gobnyan meuseu-meuse dalam resah petanda dalam hate gobnyan na gelisah yang di jelaskan lewat mata tuha, beban fikiran yang peuget gobnyan taheu teubinggong keudro. Terasa bengeh, naksu geumoe, naksu jeut hang manyang tapi di saboh sisi laen gobnyan harus mampu bertahan demi saboh cita-cita, demi saboeh harapan yang geutuleh dalam saboh janji masa dilee. Nyan keuh Mak, poma yang geunging bumo seramoe mekkah dengon mata tuha gobnyan, geusaha keudro mandum demi saboeh keluarga yang sejahtera, demi saboh kem

siapa yang tertipu di balik valentine day ??

  tangantangan mungil menaruh harap pada kerikil mengusir laknat yahudi beradu dengan tank lapis baja jiwa-jiwa itu satu per satu diangkat ke langit harum kestruri merebak ciutkan jiwa kerdil pasukan israel di belahan bumi yang lain coklat beradu dengan kondom halalkan kesesatan hadirkan tawa bahagia pada pembuat konspirasi rasa seperti apa yang ingin kaunikmati, kawan? saat kauhiasi coklat dengan pita saat itu pula bocah palestina berlumuran darah jika masih tertanam sepotong hati di dadamu hentikan tindakan gegabah tak ada valentine yang ada hanya palestina .... Selalu gregetan setiap tanggal 14 Februari. Semua orang ribut soal Valentine. Dari mulai acara TV, Radio, pernak-pernik pink, coklat, kartu ucapan, semua mengarah pada hari Valentine. Jika ditanya, "Tahu nggak sejarahnya?" Pada ngaku nggak tahu, cuma ikut-ikutan trend.   Menurut data dari Ensiklopedi Katolik, nama Valentinus diduga bisa merujuk pada tiga martir atau santo (orang suci)