Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2014

Aku, Istriku dan Istri pertamaku (si Langsing nan Sexy)

  Kuhirup dalam-dalam rokok merk terbaru yang baru saja kubeli di kedai sebelah.ada rasa nyaman dalam hati meski setelah itu terbatuk-batuk. Aku tak peduli dengan vonis dokter yang mengatakan bahwa Aku akan mati bila terus merokok dikarenakan menderita kanker paru-paru, apa peduliku? Toh dokter itu manusia, bukannya Tuhan. Kehidupan ini adalah milikku dan Tuhan yang bebas menentukan kapan Aku akan kembali, bukan dokter. “Ayah, berhentilah” Anakku Syifa menegur mendengarku terbatuk. “Tidak apa-apa, ini rokok mentol hanya dingin saja tidak banyak mengandung nikotin dan tidak akan mengantarkan Ayahmu ini pada kematian, jadi tenang sajalah.” Aku menjelaskan padanya santai.             Aku sangat yakin, sebentar lagi Istriku akan datang dan mengomeliku tentang “benda jahanan” setidaknya itulah gelar istriku untuk rokok yang selalu kudewakan. Padahal bagiku, rokok istri pertama dan tanpa rokok Aku merasakan hidup seakan hampa. “Jika sayang rokok buang saja anak dulu namun jika