Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2015

Indeks Kebebasan Pers sebagai tolak ukur

Banda Aceh – Seminar Potret Kebebasan Pers di Aceh diadakan oleh Dewan Pers dalam rangka evaluasi mengetahui sejauh mana kebebasan pers sudah dirasakan di Aceh.  Seminar tersebut berlangsung di Hotel Hermes Palace, Rabu (11/11/2015) . “ Indeks Kemerdekaan  Pers dibutuhkan sebagai alat ukur, data yang menjadi data tunggal dan fenomena yang diukur melalui perbandingan serta perbaikan dalam pers.” Ujar Imam Wahyudi pada pembukaan Seminar.             Lebih lanjut, Imam menjelaskan IKP ( Indeks Kemerdekaan  Pers ) dibutuhkan sebagai gapaia kebebasan pers, usaha negara menjalankan HAM dan gambaran perwilayah bagaimana kebebasan pers tersebut diterapkan. Tujuan dari IKP sendiri adalah untuk merekam kondisi kebebasan Pers, peran aktor dalam pembuatan kebijakan, alat moniroting serta tempat intropeksi. IKP dibutuhkan untuk melihat sejauh mana kebebasan pers sudah berjalan.             Pemateri kedua Yarmen Dinamika (Redaktur Pelaksana Harian Serambi Indonesia) memaparkan Masalah dan T

Beling Perkenalkan konsep “Bioskop Bisik” di Aceh.

AcehNews.Net |Banda Aceh – Bimbingan Konseling FKIP Unsyiah menggelar seminar bioskop education keliling bekerja sama dengan rumah baca aneuk nanggroe (Ruman), Turun Tangan dan Beling Jakarta. Seminar ini bertujuan memperkenalkan film sebagai media pembelajaran. Acara ini dilaksanakan di aula FKIP Lama Lantai 2, Selasa (10/11/2015).             Lewat acara ini, Ahmad Arif memperkenalkan Ruman sebagai wadah relawan yang mempunyai visi membentuk generasi baru yang memiliki kepribadian yang luhur, jasmani yang sehat dan akal yang cerdas. Dana Ruman berasal dari Facebook, siapa yang mau menyumbangkan dana.             Acara ini juga memperkenalkan Ain, sebagai pencinta film Indonesia yang bergerak dalam bioskop education keliling yang berasal dari  taman baca di komunitas Sahabat Indonesia Berbagi. Awalnya, kegiatan ini hanya menayangkan film-film edukasi keliling namun akhirnya bergerak juga untuk tuna netra. “kali ini kita akan latihan konsep sederhana menonton bagi tunanetra, a

Generasi berbahaya

Beberapa orang berfikir kalau pendidikan harus utama, IPK tinggi harus prioritas, beberapa yang lain berfikir skill paling penting, tidak sedikit yang berteriak bahwa yang terpenting adalah organisasi. Apakah ini salah? tentu tidak, semuanya adalah benar tergantung pribadi masing-masing. Kita bisa berprinsip apa saja dan bagaimana saja yang kita inginkan asal tidak terganggu agama ga masalah lagi pula itu hanya urusan dunia. Yang riskan masalah dalam hidup hanya urusan agama saja, tidaklah perlu berteriak sana sini "IPK Ga Penting", "Organisasi Penting banget", kamu harus punya skill dalam hidup kalo ga bakal jadi pesuruh terus. dan ungkapan lainnya, sebab semakin sering kita membuat sedemikian, semakin terlihat bahwa kita ini benar-benar kerdil dan picik dan juga terlihat amat egois dengan pemikiran kita sendiri, dilihat dari kacamata apapun ini terlihat seperti pembelaan terhadap kelebihan diri dan menutup kekurangan dari mata manusia awam. Segelintir orang m

Lamreh layak dijadikan Cagar Budaya

          Banda Aceh,  PPISB bekerjasama dengan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh telah melakukan penelitian jejak kerajaan Lamuri di kawasan Lamreh, Aceh Besar. Hasil dari penelitian ini ditemukan tembikar, pecahan keramik sebanyak 200 jenis, mata uang asing, benteng-benteng dan batu-batu nisan tertua berangka 1007 M. hasil penelitian itu di persentasikan pada   hari Kamis (12/11) Aula FKIP Unsyiah. “Banyak fakta yang menunjukkan bahwa lamuri ini mempunyai peranan penting dalam peradaban di Asia Tenggara. Di seluruh Asia Tenggara terdapat berbagai jenis batu nisan misalnya pipih, kotak dan lain-lain namun ketika ke Lamreh, semua jenis batu nisan terhimpun di sini hal ini menunjukkan betapa pentingnya arti lamuri bagi keberlangsungan sejarah” ujar Prof Dr Mokhtar bin Saidin, Pengarah Pusat Penyelidikan Arkelogi Global Universiti Sains Malaysia (USM) dalam persentasinya. Kegiatan ini dihadiri oleh banyak pihak yang ingin mengetahui nasib Lamreh setelah kasus pembangunan lapang