Langsung ke konten utama

All About Them

Setelah Pelajaran IPS ini kami.

Kesempatan yang diberikan Allah setahun ini sungguh tidak terkira, tercatat sebagai satu dari 40 Pengajar Muda XIII. Berpetualang di Sulawesi Tengah, tersangkut di Desa Baya. Entah nanti Cinta akan tertinggal di sini. Melihat seseorang yang begitu setia pada pendidikan, mengajar dengan bayaran rendah lalu melihat anak-anak yang harus menempuh hutan, sungai untuk ke sebuah gedung yang disebut dengan sekolah.
Wali kelas V dengan panggilan Enci Nita. Saya berkenalan dengan 18 Anak Istimewa dengan segala tingkah seumuran mereka. murid-murid kerenku. Inilah mereka....

Reva Indira
Reva Indira, soal bergaya dan jadi kece kasih untuk dia. Model ini mah.

Dia cukup populer di kelas setidaknya gelas impiannya selalu penuh dengan surat-surat. 

https://www.instagram.com/p/BQEhlTpgsho/

Cantika Labaso
Cantika Labaso, anak kuat setelah ditinggal mamaknya. Tiga hari kemudian dia langsung ke sekolah dan bisa tertawa lagi dengan teman-temannya. 
https://www.instagram.com/p/BQEgotkA5n5/
M.Fahri Paelu
Muhammad Fahri Paelu, bercita-cita jadi tentara. Ari, begitulah ia dipanggil darinya aku belajar sabar dan cara menghormati guru. Kadang aku kaget sendiri karena ia datang ke rumah meski mati lampu, ia salah satu dari Laskar Saluan yang datang membaca setiap Jam satu siang. Sebenarnya aku sedang galau metode apa yang akan kuberikan padanya agar ia lulus di kelas tambahan.

Ari pintar menyanyi dan ia sering sekali tersenyum. Spesialnya ia selalu perhatian dan bertanya kabar.

https://www.instagram.com/p/BQER6QmA9_A/

Vigo

Laki-laki terapi di kelas 5. Vigo Arianti begitulah ia dinamai. Panggilannya Vigo. Anak yang jauh-jauh datang ke rumah ketika malam cuma bertanya "Enci, mangaji sabantar?" Ia akan mewakili desanya untuk Mtq tingkat kabupaten dan ia akan ikut olimpiade juga nanti. Keren sekali bukan? sekecil ini kegiatan membanggakan. Ia orang yang selalu menawarkan bantuan pada saya. "Enci, saya mau bantu" setiap melihat saya bekerja.

https://www.instagram.com/p/BP7DcJwgFSO/
Nabila Djalamang
Nabila Djalamang, perempuan ayu ini salah satu murid kelas lima yang hanya ada beberapa perempuannya. Ia yang memotivasi saya nenulis surat untuk orangtua karena pengaduannya. Ia anak yang pintar, bekerja keras dan ia cantik. Saya suka suara bagusnya :D 
https://www.instagram.com/p/BP6jewIAt8I/

Rusiana Ponggawa/ Inong


Soal membalas surat dari Cina, Surabaya sampai menulis karangan liburan serta menyambet prediket jurnal terkeren bulan ini silahkan berikan padanya. gadis manis ini dipanggil Inong tapi namanya Rusiana Ponggawa, ia cantik, baik dan selalu ceria.

https://www.instagram.com/p/BP7CfpLA7ue/
Syahrul Said Salim
Namanya Rul lengkapnya Syahrul Said Salim. Ia paling pendiam di kelas kami. Ia Selalu tersenyum jika ditanya. Beberapa kali ia kedapatan menulis nama Kak Serty. Saya senang belajar Ips dengan enci Serty padahal waktu itu yang masuk kelas jelas saya. Keseringan menyenbut nama sampai saya bertanya "Rul, tau nama Enci??" dan ia kembali tersenyum.

Sekarang Rul tidak salah lagi menyebut nama.

https://www.instagram.com/p/BP7Bob3g70n/
Angga
Namanya Erlangga Daeng Bado, orang terkeren dan terganteng di kelas kami. Setidaknya begitu pendapat teman-temannya.

Ketika saya bertanya "Kita akan buat struktur kelas, siapa ketua kelasnga?" Mereka langsung menunjuk Angga bahkan ketika saya mengusulkan diganti tetap Angga. "Angga saja Enci, dia keren" ujar Putra.
Banyak perempuan yang meliriknya, diam-diam menitip salam atau bertanya tentang Angga ini. 

https://www.instagram.com/p/BP6IN-wgFD4/
Pujal Tandani
Pujal Tandani anak pantang menyerah dalam keadaan apapun. Kerja keras dalam segala hal dan kompetitif mengerjakan soal matematika. Ia suka matematika. Pujal ini ingin belajar mengaji bahkan ketika mati lampu ia datang ke rumah. "Enci, tidak mangaji malam ini? tapi saya so tidak ada iqro"
https://www.instagram.com/p/BP3hGKcAq5i/
Ikram Hidayah
Ikram Hidayah Salaka dipanggil Ikram. Ia selalu bertanya padaku "enci, halaman berapa lagi harus dibaca?" setiap selesai tugas membaca yang aku berikan. Ia juga anggota Laskar Saluan, meski jarang datang.

Suatu ketika ia tidak datang ke sekolah karena diajak Ayahnya ke Luwuk, pagi benar ia datang ke rumah tempat tinggalku. "Enci saya tidak masuk sekolah tiga hari ya. Mau ke Luwuk" sampai Ayahnya memberitahuku "Ikram itu Enci, tidak mau meninggalkan sekolah tanpa alasan". Cita-citanya menjadi tentara.

https://www.instagram.com/p/BP3gn2jgTPs/
Mail
Namanya Muhammad Ismail U.Timpo. Saĺah satu muridku yang datang ke sekolah harus melewati Kuala(Sungai) sehingga jika musim hujan terpaksa memakai sendal. Akhir-akhir ini, ia sering curhat dan berujar "Enci, saya tidak telat hari ini kan? cepat saya menyimpan karena saya tau enci pasti cepat datang ke sekolah". Di lain waktu ia mendatangiku dan berkata "Enci, kata Mamak terima kasih sudah mengajar torang".

Ia selalu bersemangat menyelesaikan tugas resensi.
Mail mau jadi Penyanyi, ia punya suara bagus sekali.

https://www.instagram.com/p/BP3f6GQgDAK/
Putra
Laskar Saluan selanjutnya namanya M.Putra Djanun. panggilannya Putra, ia orang paling disegani dalam gengnya dan banyak anak perempuan diam-diam mengirim surat padanya.

"Kak Nita, saya suka mendengar dari pada belajar dan ingin jadi pembalap" Itu alasannya setiap kali saya ajak dia membaca.
Kebetulan ia adik Angkat saya jadi ia memanggil "kak". Putra ini anak yang suka bercerita dan mendengar, setiap hari di rumah sebelum tidur ia akan bercerita tentang sekolah. Ketika selesai belajar tentang Magnet, putra bercerita pada mamak di rumah "Mak, ada Magnet tadi, jika sama kutubnya dia tidak bertindis". Ia bercerita banyak tentang sekolah, guru, teman dan kegiatan di sekolah.
Meski ia suka tereng kalo diajak membaca tapi ia tidak pernah menolak.

https://www.instagram.com/p/BPyl7GmgeyO/
Nila
Nia Nabila G. Akase. Jangan kaget jika ia dipanggil Nila. Dia salah satu penulis cilik di kelasku. Baru-baru ini ia mendapat penghargaan Jurnal Harian terkeren, ia memakai mendali yang saya buat sampai seharian. Foto ini saya ambil saat ia sedang membuat puisi untuk rumah karya kami. Nila juga menulis surat romantis untukku dan balasan surat keren untuk Bang Fauzan. Meski pendiam, nila pengamat yang baik serta anaknya patuh.

Ia rajin datang ke kelas Osk padahal ia tidak ikut.

https://www.instagram.com/p/BPyj4AYgZSk/
Agi
Alghifari Pajampo dipanggil Agi. Ia anak yang sekarang hampir ahli menjadi "dokter kecil" di sekolah kami. Meski ia tidak ingin jadi dokter. Selain ketua keamanan, Agi kuberitahu cara mengobati luka ringan temannya dari membersihkan luka sampai memberi obat merah. Jika ada teman yang terjatuh dan luka sekarang agi yang bertugas mengobatinya.

Ia sangat malu jika saya ikut pinasa (memungut sampah sebelum masuk kelas) ia selalu berseru "enci, jangan ikut pinasa. Biar kami saja." lalu ia berseru pada teman-temannya untuk Pinasa.
Foto ini diambil saat Agi berlari ke mejaku ingin membacakan tentang peristiwa Tsunami.

https://www.instagram.com/p/BPyignmgdDE/
Amat
Rahmat Alap panggilannya Amat. Saya sering tertukar antara ia dan Anang, abis mereka mirip.

Ia juga Laskar Saluan. Semangat belajar membaca meskipun nanti berujar "ibih enci, banyak sekali yang harus dibaca" jika saya memberi ia satu buku baru. Amad menyukai buku Teka-Teki Aurora, ia lebih sering membaca buku itu dari pada buku lainnya.

https://www.instagram.com/p/BPyh1J_gTfA/
Candra
Kenalin ini namanya Chandra, dia suka matematika. Hadiah yang ia sukai buku matematika. Ia pintar matematika. Foto ini saya ambil saat membaca pagi sebelum belajar. Ia bersitegang dengan saya tentang sebuah gambar "ini udang enci" padahal itu kepiting, jelas-jelas ada Capitnya. Ia berteman akrab dengan Firman. Saat kakinya sakit, Firman menggendongnya ke sana-ke mari.

Candra suka sekali membantu, ketika membuat rumah karya ia bahkan menunggu lalu meminta ia yang memasang pembatasnya.

https://www.instagram.com/p/BPyhRpBgHWB/
Firman Djanun

Kenalin, ini namanya Firman Djanun. Awal mendengar namanya aku sempat bertanya pada ibu angkatku "apakah punya hubungan saudara? karena nama belakangnya sama" biasanya orang-orang di sini memakai nama keluarga dibelakang namanya. Ternyata masih terhitung sepupu.
Firman ini salah satu dari Laskar saluan juga, meski ia sudah bisa mengeja tapi ketika membaca award masih jadi pangeran baca akhirnya ia tergabung dalam pasukan saluan.
Firman pintar sekali matematika. Di kelas, setiap diberi soal matematika ia cepat menyelesaikannya. Kalau tidak mengerti ia datang bertanya "enci, ini dari mana datangnya?" .
Firman juga anak yang sangay loyal pada teman dan setia.
Ia setiap pulang sekolah bertanya "enci, ada babaca?" ia juga yang jika teman-teman sudah masuk kelas dan saya sudah di kelas ia akan bertanya "enci, saya telat??" Ketika latihan lagu gugur bunga matanya berkaca-kaca.

https://www.instagram.com/p/BPygn9KAfD3/
Anang

Kenalin, ia dipanggil Anang (tapi dia tidak punya cita-cita jadi artis ya). Nama betulnya(anak-anak menyebut nama lengkap mereka dengan ini) Maulana Al Fahrisi. Dia satu dari laskar Saluan (celana) yang datang membaca setiap hari. Cita-citanya ingin menjadi polisi.
Sebenarnya ini tulisan ngak jelas, cuma dicoba jelaskan saja.
Anang, setelah saya kirim surat padanya, ia membalas surat saya dan berjanji akan lebih sopan pada guru manapun. Menariknya setelah surat itu, setiap hari ia mengambil buku saya, memangkunya lalu mengantar ke rumah meski saya menolak, ia selalu berkata "enci capek, rumah jauh." Jurnal hariannya juga sudah berisi kata "maaf" dan menceritakan hal yang ia suka dan tidak.
Aku sudah bilangkan? aku percaya surat bisa merubah prilaku.

https://www.instagram.com/p/BPt3R6DAbCE/

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Yuk ke Bendungan Brayen, Aceh Besar

Nita Juniarti AcehNews.net –  Bendungan Brayen merupakan hasil dari ekspresi keindahan alam dengan perbuatan manusia. Bendungan ini berada di Leupung, Kabupaten Aceh Besar, Provinsi Aceh jaraknya sekitar 30 Kilomoter  dari Banda Aceh. Tidak sulit mencarinya, melewati jalur pantai Barat-Selatan, nanti Anda akan menemukan papan bertuliskan  “Wisata Brayen”. Kemudian dari arah pintu masuk tersebut Anda bisa terus berjalan ke lokasi wisata, lebih kurang 100 meter. Ada yang view yang indah saat Anda melintas di jalan masuk tersebut. Jalan lintasan masyarakat kampung yang masih alami ini akan memberi  landscape , sawah tadah hujan dan masyarakat yang berlalu lalang. Jika sedang musim hujan maka harus ekstra hati-hati saat melalui jalan ini. Nita Juniarti-Teman KPM PAR MAheng Biasanya tempat ini dikunjungi oleh keluarga, kaulah muda di hari libur khususnya pukul 15.00 yang paling ramai dikunjungi. Tiket masuknya hanya Rp2.000 per orang dan parkir dengan harga yang sama. Air s

Prasangka

  Meski sudah belajar banyak, meski sudah tau tips ini itu, sungguh tidak mudah bagi seorang perempuan mengatasi perasaannya sendiri, rasanya teramat mustahil baginya setiap kali ia mengalami guncangan perasaan. Jun dan Wi jarang bertengkar, selama LDRan, Dunia yang berada dalam resesi membuat mereka semakin kalut dengan pertahanan masing-masing. Rencana pernikahan harus ditunda, keadaan tidak memungkinkan. Biasanya salah satu dari mereka mengalah agar tidak terjadi pertengkaran hebat, tapi tidak malam itu, mereka sama-sama jenuh.  "Aku capek sekali, berusaha sebisa mungkin  untuk niat baik. Tapi barangkali kau memahaminya berbeda" teriak Jun diseberang sana  "Kalo kau capek : berhentilah" Wi balas berteriak "Cari uang untuk bisa melamarmu siang dan malam, yakinkan Umi, mama, kamu, dan bahkan meyakinkan dirimu juga aku, semuanya harus kulakukan sendiri. Aneh, bukannya kau yang terdengar ingin berhenti" "Dan aku ga pernah ada bersama kau?" "J

Cerita Film : Jembatan Pensil

Film Jembatan pensil. Latar belakang dari film ini adalah suasana di perkampungan suku Muna, Sulawesi Tenggara. Menariknya, film yang mengangkat kisah Ondeng, si anak berkebutuhan khusus tapi selalu setia pada teman-temannya. Empat sekawan itu bernama Inal, Aska, Nia dan Ondeng berjuang mencari pendidikan dari guru mereka di sebuah sekolah gratis. Inal dan Ondeng sama-sama memiliki kekurangan fisik dan mental. Inal adalah anak tuna netra, sedangkan Ondeng terbelakang secara mental. Keterbatasan yang mereka miliki tak pernah sedikitpun melunturkan niat mereka mencari pendidikan. Ondeng, sangat pintar menggambar. Semua dia gambar salah satu gambarnya adalah jembatan yang sering di lewati oleh teman-temannya. Ondeng rajin sekali menabung, sebab jembatan yang teman-temannya lewati sudah sangat rapuh. Ia ingin menganti jembatan itu. Namun, uang Ondeng belum cukup untuk membuat jembatan malah suatu hari jembatan itu  rubuh saat mereka melintas. Ondeng yang rumahnya lebih jauh dan selal