Langsung ke konten utama

Kasap : bugong jaro Abdya


Pemandangen : alat untuk kasap terlihat kokoh menahan lembar kain bludu yang di atasnya sudah dijahit sedikit kasap berwarna emas.
"Kami sekarang sebelas orang satu kelompok ini" ujar Rosmida warga Gampong Padang, Manggeng Aceh Barat Daya.
Gampong ini, sudah memiliki gerbang "gampong kasab". Gampong ini sudah ada koperasi, setiap tahun ikut pameran.
Bu Rosmida
"untuk satu pelaminan biasanya selesai 3 bulan karena bagi-bagi tugas, jika sendirian bisa jadi dua tahun ini" ujar bu
Rosmida, ketua pengrajin kasab.
Kasab adalah salah satu khas yang ada di pantai barat selatan. Benang bewarna terang bisa jadi emas atau perak dijahit pada kain beludru merah. Biasanya untuk pelaminan atau hiasan dinding adat lainnya.
"pemasaran kasab ini sudah sampai ke jakarta yang terjauh sisanya biasa ibu bupati suka memesan beberapa kasab kecil untuk di pendopo" cerita Rosmida.
"apakah kasab ini ada dibuat survernir begitu bu?" tanya Rikar, duta wisata abdya 2010
"mungkin karena bahannya beludru jadi kurang laku. Pernah buat seperti dompet, kipas dan lain-lain tapi tidak banyak peminatnya" kata bu Rosmida.
Harga kasab ini bervariasi tergantung pada banyaknya benang yang digunakan dan motifnya.

"jika ditanya sudah kemana saja dipasarkan sebenarnya tidak dijual ditoko begitu hanya saja jika yang pesan sudah sampi ke Jakarta, luar daerah sudah." cerita Rosmida.
Pertemuan itu ditutup dengan foto bersama dengan harapan promosi kasab ini berkelanjutan nantinya.
Siapa yang menjaga itu? Hanya kita dan jika mengharapkan orang lain maka selesailah kearifan itu, hilang ditelan waktu

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Yuk ke Bendungan Brayen, Aceh Besar

Nita Juniarti AcehNews.net –  Bendungan Brayen merupakan hasil dari ekspresi keindahan alam dengan perbuatan manusia. Bendungan ini berada di Leupung, Kabupaten Aceh Besar, Provinsi Aceh jaraknya sekitar 30 Kilomoter  dari Banda Aceh. Tidak sulit mencarinya, melewati jalur pantai Barat-Selatan, nanti Anda akan menemukan papan bertuliskan  “Wisata Brayen”. Kemudian dari arah pintu masuk tersebut Anda bisa terus berjalan ke lokasi wisata, lebih kurang 100 meter. Ada yang view yang indah saat Anda melintas di jalan masuk tersebut. Jalan lintasan masyarakat kampung yang masih alami ini akan memberi  landscape , sawah tadah hujan dan masyarakat yang berlalu lalang. Jika sedang musim hujan maka harus ekstra hati-hati saat melalui jalan ini. Nita Juniarti-Teman KPM PAR MAheng Biasanya tempat ini dikunjungi oleh keluarga, kaulah muda di hari libur khususnya pukul 15.00 yang paling ramai dikunjungi. Tiket masuknya hanya Rp2.000 per orang dan parkir dengan harga yang sama. Air s

Prasangka

  Meski sudah belajar banyak, meski sudah tau tips ini itu, sungguh tidak mudah bagi seorang perempuan mengatasi perasaannya sendiri, rasanya teramat mustahil baginya setiap kali ia mengalami guncangan perasaan. Jun dan Wi jarang bertengkar, selama LDRan, Dunia yang berada dalam resesi membuat mereka semakin kalut dengan pertahanan masing-masing. Rencana pernikahan harus ditunda, keadaan tidak memungkinkan. Biasanya salah satu dari mereka mengalah agar tidak terjadi pertengkaran hebat, tapi tidak malam itu, mereka sama-sama jenuh.  "Aku capek sekali, berusaha sebisa mungkin  untuk niat baik. Tapi barangkali kau memahaminya berbeda" teriak Jun diseberang sana  "Kalo kau capek : berhentilah" Wi balas berteriak "Cari uang untuk bisa melamarmu siang dan malam, yakinkan Umi, mama, kamu, dan bahkan meyakinkan dirimu juga aku, semuanya harus kulakukan sendiri. Aneh, bukannya kau yang terdengar ingin berhenti" "Dan aku ga pernah ada bersama kau?" "J

Cerita Film : Jembatan Pensil

Film Jembatan pensil. Latar belakang dari film ini adalah suasana di perkampungan suku Muna, Sulawesi Tenggara. Menariknya, film yang mengangkat kisah Ondeng, si anak berkebutuhan khusus tapi selalu setia pada teman-temannya. Empat sekawan itu bernama Inal, Aska, Nia dan Ondeng berjuang mencari pendidikan dari guru mereka di sebuah sekolah gratis. Inal dan Ondeng sama-sama memiliki kekurangan fisik dan mental. Inal adalah anak tuna netra, sedangkan Ondeng terbelakang secara mental. Keterbatasan yang mereka miliki tak pernah sedikitpun melunturkan niat mereka mencari pendidikan. Ondeng, sangat pintar menggambar. Semua dia gambar salah satu gambarnya adalah jembatan yang sering di lewati oleh teman-temannya. Ondeng rajin sekali menabung, sebab jembatan yang teman-temannya lewati sudah sangat rapuh. Ia ingin menganti jembatan itu. Namun, uang Ondeng belum cukup untuk membuat jembatan malah suatu hari jembatan itu  rubuh saat mereka melintas. Ondeng yang rumahnya lebih jauh dan selal