Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2018

Jaman ini, bukupun harus kreatif

Katanya jaman millenial, orang suka yang instan yang tidak panjang dan menarik. Dakwahpun harus hadir dalam bentuk seperti ini. Buku di atas adalah contoh penyajian perang badar dalam bentuk komik. Menurut saya, sajiannya cukup menarik meskipun rasanya lebih menarik jika tulisannya lebih mengajak orang supay matanya terbiasa dengan hal baik yang millenial. Perubahan yang bagus dalam dunia literasi dalam menyebarkan semangat keislaman. Bacaan baik menuju generasi berkualitas.

Lihat, Amati, Modifikasi

Ada dunia yang kita bisa saja tinggal di dalamnya karena candu dan cinta. Menumbuhkan rasa cinta adalah yang sulit untuk sesuatu yang belum candu. Sejak 7 Januari 2018, saya membuka lapak baca di Pantai Ujong Serangga Susoh yang sampai sekarang masih bertahan tapi hanya setiap minggu. Saat ini, meski saya tidak di Aceh Barat Daya, Sigupai Mambaco lapak baca yang diberi nama itu tetap jalan dengan empat Fasilitator mahasiswa dan siswa SMA. Di awal membangun ini, saya dibantu Riffa teman saya yang ikut menitipkan 20 buku di lapak Sigupai Mambaco kemudian untuk jalan biasanya saya, Randa, Gia dan Kak War ikut meramaikan lapak. Seiring berjalan waktu, dengan berbagai anggapan orang-orang akhirnya Sigupai Mambaco muncul dengan wajah baru berupa becak. Kita bahkan piknik di Kabupaten sebelah. Rumah yang kami tempati sedang renovasi, jadi rak buku yang biasanya diboncengi becak harus nangkring di depan rumah. Sudah lama saya punya pemikiran ingin buka rumah belajar tapi belum juga

Aku anak Baya

Aku anak Baya Baya, desa kecilku Alamnya mempesonaku Langkah kecilku kuatur pergi Tapi hati meminta kembali Baya, kampung halamanku Sawah gunung temanku Langkah kecilku kubawa belari Mengejar mimpi di pematang sawahnya Baya, kampung kelahiranku Jauh kupergi mimpi membawa berlari Hati memanggil kembali Ke baya tanah kelahiranku Aku anak Baya Bangga dengan hasil panennya Bangga dengan penduduknya Bangga dengan semuanya Aku anak baya Semangat ke sekolah dengan hati gembira Pulangnya membantu orangtua Menyimpan dengan hati gembira

Wong kito Galo

Ndak lemak kalau dua orang unik ini tidak kuceritakan. Dua orang yang suka menggangguku baik secara halus atau blak-blakkan. Mereka mungkin pengganggu tapi bener apa yang dikatakan tidak benar-benar terjadi. Misalnya seperti mau nyuruh aku naik ojek ke hotel ternyata aku dulu yang duluan diantar. Mereka yang selalu ingat ajakin makan, bertanya aku gimana. Kemanapun mereka pergi aku di bawa. Orang pertama namanya dika setiagraha angkatan 12 Indonesia Mengajar. Yang kedua namanya Jajang Jaelani, angkatan yang sama. Bagaimanalah, mereka sekalipun suka sekali mengerjaiku. Mereka adalah teman perjalanan yang baik. Jika sedang serius luar biasa petuah mereka. Terima kasih untuk 33 hari yang luar biasa di muara enim. Sampai berjumpa lagi para pelopor. Negeri sekundang mari berjumpa lagi. Wong kito pulang dulu. Nak pacak balik?

Cerita Buku : Menjadi guru Rockstar

Catatan tentang buku Rockstar Teacher Penulis : Asril Novian Alifi Pertunjukkan di Ruang Kelas 1. Jika kegiatan belajar mengajar adalah konser musik maka guru adalah artisnya, penonton adalah siswanya dan ruang kelas adalah panggung Pertunjukkannya. 2. Rockstar Teacher adalah guru-guru yang selalu ingin berdedikasi lebih untuk siswanya dan selalu menolak jadi guru ala kadarnya. Menciptakan  masterpiece 1.Rockstar Teacher selalu memegang kunci kreativitas untuk membuka keran energi siswanya agar terus mengalir deras setiap jam pelajarannya. 2. Apabila seorang guru mahir mengolah materi dan metode pembelajaran, sangat mungkin siswa mengidolakannya. 3.Kurangnya gairah siswa mengikuti pembelajaran di kelas bisa jadi karena mereka mengaggap bahwa materi pembelajaran yang disampaikan guru tidak relevan dengan apa yang mereka lihat sehari-hari. Ingat! Apa yang kita baca, dengar, lakukan dan rasakan bisa jadi sumber ide mengajar. Jangan lupa semua ide di arsipkan Pengko

Bisakah Kau bertanya?

Ada yang terkenang dalam balutan ingatan yang bungkam merona segala muka seperti kepiting rebus, hanya disebut namanya setelah malam panjang yang rasanya tak usai kibasan rambut menggoda, hujan di luar melengkapi suasana Aku, tertinggal sendiri dalam dunia yang kita bangun semalam Tidak tidur sehari suntuk hanya karena cerita seolah-olah asa. Terbengkalai segala aktivitas yang sudah direncanakan mata tidak mengantuk, terbelalak melihatmu yang takut oleh mataku kau, setelah hari itu usai bisakah kau bertanya padaku? Apa kabarku hari ini? Apa kabar perasaanku? setiap berjumpa denganmu pada satu ruangan kuhanya diam, bukan karena rindu Tapi karena ketakutan pada cerita satu malam itu Bisakah kau bertanya? Apakah kita benar-benar setuju untuk melupakan? kau, bahkan tidak membahas itu setelah waktu berlalu Tidak merasa bersalah karena telah mencegatku Baik-baik saja setelah segalanya Hanya aku yang tersisa dengan segala perasaan perasaan ya

Ranto Dedab : Cerita baru tentang Pulang

26 November 2018 Pagi sekali, saya ditelpon oleh supir mobil jurusan Semendo. Saya dan Juju (salah satu officer Muara Enim Cerdas) yang akan ikut bersama terburu-buru mengangkat semua barang yang tersisa, kami harus chek out dari hotel karena lumayan socio survival itu seminggu. Perjalanan menuju SKB menjemput 11 calon guru Pengabdi setelah itu, baru perjalanan baru dimulai. ketika sampai di Pulau Panggung yang mempunyai pasar lumayan besar, Calon Guru Pengabdi diberikan uang kaget sebagai tantangan terhadap mereka, membeli segala sesuatu untuk keperluan selama seminggu di Ranto Dedab. Kelas Jauh Semendo Darat Ulu Selanjutnya begitu sampai disambut pula oleh hujan yang tidak selow, tantangan yang harus dihadapi oleh CGP adalah berjalan kaki dari Desa Segamit ke Dusun Ranto dedab yang normalnya bisa ditempuh selama 2 jam. Saya tidak ikut di sana, naik ojek saja saya rasanya sudah jantungan dengan jalan luar biasa tersebut. Namun, saya percaya mereka adalah CGP yang cukup tang

Lelah

Apakah kita tidak boleh lelah? Sekalipun kita adalah yang terkuat mendaki semua gunung menuruni segala lembah lantas saat di daerah baru, apakah kita tidak boleh lelah? Apakah kita harus selalu kuat? Kadang saya binggung dengan apa yang dipetakan oleh orang-orang. Terlebih dengan segala nyinyiran mereka.

Apakah itu kau?

Kadangkala aku jadi bertanya Apakah itu kamu? Apakah benar itu kamu? Berkali-kali kuyakinkan diri bahwa yang terjadi di antara kita adalah tanpa perasaan. Menyedihkan ketika pada akhirnya akulah yang tertinggal pada dunia yang tidak kita ketahui. Dunia yang awalnya hanya ada kau lalu mengajak aku bersama setelah itu berakhir bagai reruntuhan tanpa ada apapun yang tersisa. Tersapu habis sebagaimana tulisan pada pasir yang disapu oleh laut. Kau kembali ke duniamu Sementara aku tinggal di dunia yang telah kau dan aku bangun untuk kita. Cobalah sedikit menjegukku di sini, yang terkubur hancur oleh rindu yang entah bagaimana bentuknya. Kadangkala oleh perasaan bersalah. Kadang kala kacau oleh perasaan cemburu. Bagaimana denganmu? . . . Danau deduhuk, 2018