Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2018

Tips lulus jadi duta (wisata)

8 Besar Duta Wisata Abdya  Tips lulus jadi duta (wisata) buat kamu yang belum pernah coba jadi duta. 1. Isi essay sebaik-baiknya jika ada seleksi berkas 2.Belajarlah menggunakan hils, sepatu fantope dan nyamanlah. Tujuannya ya biar percaya dirinya penuh. 3. Persiapkan argumen terbaikmu saat seleksi wawancara. 4. Paling penting berdoalah dan minta restu orangtua. 5. Siapkan bakat terbaik dan terkecemu

Murajaah

Cara orangtua membantu anak murajaah (mengulang) hafalan di rumah : 1. Lingkungan yang mendukung untuk anak. Misalnya memutarkan kaset tilawah di rumah. 2. Membimbing anaknya hafalan setelah shalat khususnya magrib dan subuh. Hal ini bisa dengan metode membacakan dulu lalu anak mengikuti bacaan tersebut berulang-ulang sampai terhafal. 3. Mengantar anak ke tempat mengaji yang menfokuskan hafalan atau bisa juga memprivate pada guru jika orangtua tidak sempat membimbing anak di luar sekolah. 4. Selalu mengawasi anak dalam kegiatan sehari-hari baik tontonan, makanan atau pekerjaan lainnya. 5. Memberikan hadiah ketika anak mencapai hafalan. Memberi hadiah untuk menambah semangat anak menghafal, namun haruslah diingat bahwa hadiah ini merupakan bonus dari hafalan tapi tujuan utama sudah disampaikan dengan baik pada anak untuk mengharap Ridho Allah SWT.

Saya dan Hils

Mari berdiskusi kawan-kawan keren. Apa pendapat kawan-kawan tentang perempuan yang menggunakan hils? Bagi saya, seorang perempuan memang terlihat anggun saat memakai hils berpadu gaun. Tapi, untuk saya pribadi saya lebih suka memakai sendal gunung, senda jepit dan sebangsanya. Kenapa? Nyaman adalah alasan paling kuat. Rasanya sakit lutut, luka kaki saat memakai hils. Cerita  saya memakai hils adalah saat mengikuti seleksi Agam-Inong/ Duta Wisata Aceh Barat Daya. Saya benar-benar berjuang keras dua hari memakai hils. Beberapa kali terjatuh malah ketika foto session saya terjerembat jatuh memalukan tanpa ada yang menyambut. Beberapa teman nyiyir berkomentar bahwa yang tidak pakai hils bearti ke perempuanannya dipertayaankan. Ya Ampun Genk! Entah sejak kapan pendapat itu berkembang liar di lingkungan kami. Padahal pakai hils atau tidak, perempuan ya tetap perempuan yang suatu hari akan jadi ibu untuk anak-anaknya dan istri bagi suaminya. Komen dan kemukakan pendapatmu di baw