Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2018

Kayu menang : Sebuah cerita kebaikan kecil

50 Kepala keluarga menghuni desa Kayu Menang. Nama Desanya di ambil dari kisah sebatang kayu yang sangat panjang mengalahkan semua pohon kayu di desa tersebut saat dilihat dari jauh. Orangtua desa menyebutnya "memang kayu ko meunang" dalam bahasa singkil. Akhirnya di namakanlah desa kayu menang (pohon menang). Naik robin 45 menit dari Desa Kilangan baru bisa sampai di Kayu Menang ini. Desa ini mempunyai sekolah dengan jumlah Gurunya 10 orang dengan rincian 4 honor dan 6 orang pns. Siswa 33 orang, yang paling ramai kelas 1 jumlahnya 8 orang. Kelas yang digunakan masih ada yang kelas rangkap. Kegiatan belajar bermain bersama Pengajar Muda Aceh Singkil Ketika saya di desa ini, saya hanya belajar berbicara dengan ibu-ibu, mereka tertawa dengan celetukan saya yang garing, saya bahagia. Pulangnya saya diberi 2 potong belacan singkil oleh dua orang ibu, padahal saya hanya mendengar cerita mereka tentang kampungnya, tentang anak mereka yang kuliah di lhoksemawe dan sesekali

Palu : seperti palu yang mengetuk paku, kuat

Jumat, 28 September 2018. Gempa berkekuatan 7.4 SR menimpa palu kemudian disusul dengan tsunami yang tidak bisa dielakkan. Saat ini sudah ada 800 lebih jiwa yang insya Allah syahid dan 500 lebih terluka. Bantuan datang, media sosial sibuk menggalang dana beberapa malah menggunakan kesempatan ini untuk beberapa niat tidak baik. Kenapa kita diberi musibah? Supaya menyadari bahwa begitulah Allah berkuasa yang sekejap bisa selesai kemudian harus dimulai dari awal. Lantas kenapa kita ragu bahwa kiamat benar-benar ada? Namun, musibah adalah titik awal bangkit. Titik awal menyadari bahwa segalanya akan terobati oleh waktu, segalanya hanya soal waktu. Maka, pada pelukan jauh sebagai saudara yang pernah merasakan hal yang sama 14 tahun lalu, kehilangan keluarga 14 tahun lalu, Palu bangkitlah. Mari berpegang tangan, menata (lagi) jalanan yang akan ditempuh. Palu kuat, palu bangkit.

Hasil seminar sehari : Guru abad 21

Hasil Seminar sehari bersama mbak Asta Dewanti S. SPI (Salah satu Narasumber RuBi abdya 2018 ) 1. Setiap orang pertama sekali menjadi orangtua maka ia ingin melakukan yang terbaik. Sedangkan bagi anak yang pertama sekali menjadi anak maka ia menganggal dirinya paling utama 2.orang tua menganggap bahwa dirinya tau segalanya dan menganggap anak tidak tau apa-apa padahal anak ingin di dengarkan. 3. Sekolah adalah tempat membuang semua masalah di rumah, lingkungan masyarakat dll 4. Guru seolah punya kewajiban untuk membuat anak lebih baik tanpa mau tau apapun kendala si guru di sekolah. Harus jadi super pendidik, semua anak wajib diperhatikan. Seharusnya selalu ada kerjasama antara guru, orangtua dan lingkungan masyarakat agar si anak lebih baik bukan cuma kewajiban guru saja. 5. Sekolah seolah tempat penitipan anak agar digembleng dan tempat mengekspresikan diri dari segala masalah di rumah. Jika anak jadi tidak baik maka sekolah disalahkan tapi jika anak menjadi anak baik maka o

Media belajar kreatif : Tancap Bendera

Pernah bermain ular tangga semasa kecil? Nah, jaman millennial ini para guru diajak untuk kreatif dan inovatif serta belajar menyenangkan. Semudah bermain begitulah jaman now. Salah satu metode ajar adalah tancap bendera, gimana cara membuatnya? Cekk yu.... 1. Siapkan spanduk bekas/kotak boleh juga sebagai papan dasar 2. Origami untuk membuat kotak lebih berwarna 3. Jika pintar Menggambar maka bisa menggambar beberapa ular jika tidak tinggal cari di google lalu print, gunting dan tempelkan 4.bisa juga menghiasi papan ular tangga dengan berbagai rumus atau angka. 5. Supaya awet maka lapisi semua permukaab papan ular tangga dengan lakban transparan. 6. Pakai stik es krim untuk membuat tangga 7.sediakan karton berwarna yang ditulis soal beserta jawaban (ukuran huruf lebih kecil) dapat di sesuaikan dengan materi ajar. Jangan lupa mengganti kartu untuk materi apa saja. 8. Buatlah dadu segi empat bisa menggunakan kotak bekas obat atau bisa juga dengan karton tebal dilapisi

Kasap : bugong jaro Abdya

Pemandangen : alat untuk kasap terlihat kokoh menahan lembar kain bludu yang di atasnya sudah dijahit sedikit kasap berwarna emas. "Kami sekarang sebelas orang satu kelompok ini" ujar Rosmida warga Gampong Padang, Manggeng Aceh Barat Daya. Gampong ini, sudah memiliki gerbang "gampong kasab". Gampong ini sudah ada koperasi, setiap tahun ikut pameran. Bu Rosmida "untuk satu pelaminan biasanya selesai 3 bulan karena bagi-bagi tugas, jika sendirian bisa jadi dua tahun ini" ujar bu Rosmida, ketua pengrajin kasab. Kasab adalah salah satu khas yang ada di pantai barat selatan. Benang bewarna terang bisa jadi emas atau perak dijahit pada kain beludru merah. Biasanya untuk pelaminan atau hiasan dinding adat lainnya. "pemasaran kasab ini sudah sampai ke jakarta yang terjauh sisanya biasa ibu bupati suka memesan beberapa kasab kecil untuk di pendopo" cerita Rosmida. "apakah kasab ini ada dibuat survernir begitu bu?" tanya Rikar,