Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2020

Setelah 10 Tahun

Ayah Ky sudah meninggal sebuah pesan masuk melalui WA tengah hari tua. Deg, sudah lama sekali tidak masuk WA dari pemilik nama “Ky” di handphoneku. Aku tidak membalas pesan itu hingga malam tiba, malamnya baru kuputuskan melepon saja. Aku dan Iky, lelaki itu kami seumuran dan berkenalan ketika jaman SMA. Agak lama, baru kemudian diangkat. “Maaf, telpon malam-malam.” “Tidak apa-apa, terima kasih.” Lantas tanpa segan ia menangis, lama sekali. Aku hanya mendengar tangisannya, tanpa berkomentar. “Fa, maafin kesalahan ayah Iky ya” “Sudahlah, Fa sudah memaafkan ayah ky sejak dulu. Fa bersyukur karena sikap ayah ky kita jadi berjalan lebih jauh dalam beberapa tahun ini, khususnya Fa”  Ia masih sesegukan, tidak pernah segan meski ia lelaki. Aku mengerti yang dimaksud oleh Iky, 10 tahun silam setelah beres dari SMA dan berpacaran 2 tahun dengan Iky, aku berniat hijrah. Ingin menjadi orang lebih baik dengan ikut kajian, salah satu yang dianjurkan dalam grup pengajian adalah tidak punya pacar

Umi

Perempuan setengah abad itu memasuki rumah. Ia tersenyum, aku menyalaminya. "Sudah lama?" tanyanya ramah "Sudah Bu" "Panggil saja Umi" "Ini Nur, teman saya dan Uti" Ujar Fat, Anaknya "Oh Nur, dari mana tadi?" "Penginapan Umi" Ujar saya "Datang dari mana sampai harus ada penginapan segala?" "Dari Luwuk Umi, saya aslinya dari Sumatera" Percakapan bergulir banyak, perempuan bernama Zainab itu bertanya banyak padaku. Ceritanya juga panjang lebar hingga akhirnya, meminta foto bersama, takut tidak pernah berjumpa lagi.  3 tahun setelah itu, anak lelakinya banyak bercerita tentang Umi.  Umi, ia mendidik semua anaknya agar mandiri, bisa mencuci pakaian, mengurusi barang-barang, menata kamar dll,  sudah dilatih sejak aku umur 8 tahun. Umi mewajibkan anak-anaknya bisa menamatkan al-Quran di usia 8 tahun, mendukung masa-masa kritis saat Mahasiswa hingga selesai studi. Ia selalu mengajarkan anak-anaknya untuk bertangun

Penyair dari Ranah Minang

Belajar menulis adalah belajar menangkap momen kehidupan dengan penghayatan paling total yang paling mungkin dilakukan oleh manusia.-Seno Gumira Ajidarma Ranti, perempuan penyair dari ranah minang. 2018 lalu aku pertama sekali bertemu dengannya di SKB Muara Enim. Kisahnya untuk sampai di sana, tidak mudah. Ingin tertawa takut dosa, namun kisah itulah yang akhirnya membuat aku dan tim percaya, ia akan bisa beradabtasi di Talang. Ketika di Talang, ia menjadi baik dan terus baik. Cukup seru ketika aku tau ia, rima dan mbak Sulis menjelajah Jawa seberes tugas, menarik. Gadis manis pecinta langit biru ini, suka hilang-hilang membuat susah banyak orang. Namun, menurutku dia bukan orang yang suka hilang pas lagi sayang-sayangnya kok hehehe. Selama pelatihan, aku mengamati perkembangannya. Ia semakin baik dalam beradabtasi dengan orang lain sehari-harinya. Idenya yang absurt, beberapa diterima baik oleh temannya, beberapa membuat yang mendengar berkerut kening memikirkannya. Asalnya dari Sumat

Gadis penuh kejutan

Alangkah mengerikannya menjadi tua dengan kenangan masa muda yang hanya berisi kemacetan jalan, ketakutan datang terlambat ke kantor, tugas-tugas rutin yang tidak menggugah semangat, dan kehidupan seperti mesin, yang hanya akan berakhir dengan pensiun tidak seberapa." – Seno Gumira Ajidarma Adalah Siti Azizah, perempuan penuh kejutan dari Bogor. Cita-cita ingin punya rumah dan halaman luas dengan pesannya jangan buang permen karet sembarangan karena bisa mati ayam. Kutipan Seno diatas bisa jadi untuk anaknya kelak hahaha. Sejak pertama sekali berjumpa dengan Siti, aku yakin dia adalah salah satu perempuan cantik dipekerjaan kali ini. Benar saja, dia cantik ketika aku bertemu lagi saat pelatihan. Wah, aku tidak pernah salah mengenali perempuan cantik hahaha. Menurut Siti, di dunia ini lebih banyak pertayaan dari pada jawaban, bisa jadi salah satu pertayaannya tentang tulisan ini hahaha. Aku agak ragu menulis tentang siti, soalnya takut image cantiknya rusak. Aku ngeri menerjemahkan

Setelah November

Sekian bulan setelah kau menanti tangan banyak orang bersamaan dengan ucapan semoga barakah, langgeng selalu dan cepat mendapatkan momongan. Kau kembali mengabariku, aku tak paham apakah ini sebuah pedih yang kau simpan sebelum hari dengan lancar kau ucapkan akad tapi bukan namaku? entah ini hanya sebuah kisah belum kau selesaikan. Setelah sekian bulan, ketika melihat bulan di langit kau mengatakan bahwa kau mengenangku. Aku paham, Kau tidak bisa membohongi kenangan bersama bulan yang menemani kita berdua ketika merangkai rindu diatap rumahmu hari itu. Sebuah janji yang pasti kau ucapkan saat malam merambat sunyi “aku tidak mau kehilanganmu”seolah mengikat kakimu, menghujam. Kau yang menyimpan bekas botol air mineral di kamarmu yang iseng kuberikan saat mengikuti sebuah kegiatan relawan, kau letakkan itu,  diantara pajangan kamar yang megah. Lalu, diam-diam sebelum aku meninggalkan kotamu kau masukkan ke dalam tasku "pergi dan jangan melihat ke belakang, aku tidak suka ditatap ole

Waras

Aku ingin fokus pada seorang perempuan saja, itu kau. Tapi, bayangan mantan terus datang dikepalaku, bahkan aku masih bisa mendengar suara mereka. Apa itu tidak masalah? Aku berusaha jujur pada kau. Katanya di seberang sana. Deg! Ribuan volt listrik rasanya menyetrum. Apa-apaan laki-laki satu itu? Kufikir dia sudah tidak waras. Ini urusan pernikahan, setelah 15 hari tidak mengobrol tiba-tiba melalui via telepon mengatakan hal sedemikian setelah Umi dan Mamak mengobrol dengan riangnya? "selesaikan urusanmu! Kau harus selesai dulu dengan urusanmu atau lebih baik tidak denganku sama sekali." "aku sudah pernah mendengar kata-kata ini 2018 tapi kenapa harus terulang lagi darimu?" "karena aku  perempuan, sama seperti mantan-mantanmu. Aku paham rasanya bersama orang lain padahal hati bersama yang lain lagi, aku sudah ahli soal itu" "hahaha, kau lucu. Aku berusaha oke." "aku serius. Terakhir kali aku menjumpai seseorang yang tidak bisa kulupakan sel

Sigupai Mambaco tahun ke-2 Ramadan

Buku bisa mengubah hidup seseorang dan itu akan tampak ketika ia berada di atas panggung. Hanya orang hebatlah yang layak berdiri di atas panggung dan berbicara pada banyak orang (Gol A Gong) Tahun ke-3 Ramadan bersama sigupai mambaco, tahun ke-2 di rumah. Niat awal membuat Sigupai Mambaco di pantai hanya modal motor, tikar dan buku itu hanya agar buku-buku tidak dibaca sendiri. Nyatanya, sekarang anak-anak terbiasa ke rumah. Pada saat memberi, engkau sedang menerima. Itu yang aku dengar dari pepatah lama maka memberi waktu, memberi tempat, menyediakan fasilitas untuk mewarnai masa kecil anak-anak adalah jalan yang aku putuskan sejak tahun 2018 lalu. Setelah saya menyelesaikan karantina 28 hari dan mulai keluar rumah. Beberapa anak mengetahui saya sudah pulang. Dua hari lalu, 5 orang anak bertamu ke rumah. Merengek-rengek minta sigupai mambaco di buka.  "kak, lomba seperti tahun lalu" usul mereka "tidak bisa, karena saat ini sedang ada upaya pencegah

Pertayaan dan Perjalanan

"apa yang sudah kamu berikan untuk tanah yang airnya kamu minum dan hasil buminya kamu makan?"  pertayaan itu nyatanya mengantarkan aku ke Malang. Setelah setahun di rumah, akhirnya sebuah pesan lowongan pekerjaan hitungan bulan masuk. Aku meminta izin pada ibu, awalnya keberatan namun beberapa kali aku minta akhirnya ibu mengizinkan. Aku menempuh segala drama demi tes itu, perjalanan via malaysia. kemudian, galau cara pulang ke Aceh hingga benar-benar berangkat dan ditempatkan di Malang.  Aku, awalnya mengira pekerjaan ini menjadi kesempatan belajar dan bertemu anak-anak kembali, nyatanya aku salah besar. Pekerjaan ini kompleks sekali. Aku ingin mencatat garis besar, apa sih yang sebenarnya aku kerjakan di Malang? 1. Sudah bekerja begitu pesawat mendarat Buru-buru bangun jam 3 pagi, jam 4 sudah di Bandara Halim kemudian berangkat jam 7 pagi lalu sampai di Malang jam 11 siang. Begitu di jemput, kami di bawa ke unit perusahaan lantas diantar ke Bululawang, k

Mitos atau Fakta?

Mitos atau fakta ya, jika seorang suka mengirim kode atau mencari-cari obrolan sebenarnya ia suka kita? Tapi masih mikir-mikir untuk jujur? [2/5 13:13] : Mau tanya [2/5 13:13] : Abang sudah ada calon untuk menikah? [2/5 13:16] l: Kenapa Nit? [2/5 13:16] : Blum.. [2/5 13:17] : Mau dicariin?? Percakapan siang dengan laki-laki yang sudah setahun terakhir kudoakan semoga segera menikah, karena ia sering mengganggu malamku dengan memikirkannya. Aku tidak punya alasan untuk menayakannya sebab ia berprinsip perempuan tidak boleh menyatakan cinta.  Ah, seandainya bisa aku akan menawarkan diri "iya, mau mengajukan diri hehehe" tapi apa daya? pasti dia akan memusuhiku seumur hidup. Yang terjadi adalah aku menanyakan kesediaannya bertaaruf dengan temanku. [2/5 13:18] : Mana tw cocok kan [2/5 13:18] : Kalo abang iya [2/5 13:52] : He...he... [2/5 13:55] : Blm bs jwab. Monggo didahulukan yg lain.. [2/5 13:55] : Bhaiq. Terima kasih ya 😎 [2/5 13:55] : Sudah menjawab dg lu

J.a.r.a.k

jadi sampai saat ini kau masih mempertanyakan status? apakah seIama ini aku masih meragukan dan kurang jeIas? Ia mengirim pesan tentang 1 Mei, hari perjanjian itu. Perjanjian apakah hubungan ini akan selesai begitu saja atau harus dipertahankan menjadi sebuah pernikahan. 2 hari lalu, Uminya dan Mamakku berbincang. Mereka terlihat akrab, bercerita masa lalu dan saling bertanya pun saling menguatkan bahwa jarak kami benar-benar jauh. Sesungguhnya, aku tidak meragukan lelaki itu. Aku yakin dia sudah berkomitmen akan datang dan tidak pergi. Hanya saja, aku butuh sesuatu yang lebih real. Melamar misalnya? Aku juga punya rencana, aku juga ingin memikirkan hidupku, pun jika dia tidak benar-benar bertindak, akupun bisa bisa melakukan usaha lainkan? Memang dalam budaya kami, perempuan menunggu tapi apa iya? Seperti hujan yang turun ke bumi jika tidak ditampung akar pohon tentu bisa memyebabkan petaka, banjir misalnya. Jadi, apa iya hanya menunggu sebuah jawaban dari perasaan tanpa

Sidang

Dek, apa khaabar. Dek, doakan bang ya, Bang sidang hari kamis, jam 13.00.  Semoga di lancarkan.  Bang doakan supaya kamu sukses dalam karir. Amiinnn 28 april sebuah pesan singkat masuk ke WAku. Wah, ternyata seorang kenalan akan sidang 30 April. Senang sekali mendapat kabar japrian itu. Setidaknya masih cukup diperhitungkan sebagai teman.  Tahun ini, dua orang kenalan sidang Thesis dan menjapri khusus serupanya. Februari lalu, kenalan yang kuliah di Unpad, Bandung memberikan kabar gembira dan memohon doa. Sekarang, kenalan di UIN Kalijaga Jogjakarta memberi kabar serupa. Jiwa ingin kuliah bergejolak. Ah, impian itu. 2015 tepat di ramadan aku juga sidang skipsi. Hanya teman-teman dekat yang datang. Aku tidak memberitahukan banyak orang, kala itu ruangan sidang yang luas itu hanya di isi 10 orang penonton. Alhmdulillah, lulus dengan nilai A, hanya revisi sedikit. Meski kurang puas sama hasil skipsinya hehehe. Mati tersiksa lebih baik dari pada hidup sebag