Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2020

Berhenti sejenak

Lelaki itu semangat bercerita tentang kegiatannya, ia terus bercerita. "Dik, tolong jangan katakan padaku jika aku sibuk sebab aku bisa stress dengan itu, aku tau akhir-akhir ini kegiatanku banyak. Aku ingin menjelajahi banyak tempat" "mainlah kak sampai kamu lelah" "bukan, sampai Tuhan memanggil untuk pulang" "mainlah" Lelaki itu tertawa, ia tau perempuan itu sedang menyindirnya. "kau tau dik, sebetulnya setiap kali pulang ke rumah dan lelah dengan kegiatan seharian aku ingin sekali punya seseorang yang bisa kupeluk, aku juga ingin menikah" Perempuan diujung telepon hanya tertawa, hatinya sudah lara sejak lama. Ia menunggu kekasihnya berhenti sejenak dan memikirkan bahwa ada perempuan yang sedang menunggunya mengajak bermain bersama, lelah bersama dan memikirkan beberapa pekerjaan bersama. Pembicaraan malam itu belum menemui final keputusan, perempuan masih ragu menerima cinta yang lain, ia masih menunggu kekasihnya. Hingg

Tingkah

"kamu tutup telpon dengan nada ngambek, kesal ma aku. aku nungguin kamu telponan sama teman-temanmu, sabar. tapi ditutup telponya dengan nada begitu. aku salah? waterbreakku waktunya habis, dan aku jadi bingung gimana harus menyeimbangi komunikasi" Lelaki itu mengirimkan pesan singkat kepada kekasihnya. Ah, betapa lelaki itu teramat sabar dengan sikap kekasihnya yang terlalu kekanakan.  Handphonenya berdering, perempuan itu menelepon. Tiga puluh menit kemudian baru si lelaki bergeming, menelepon balik. "maaf kak" ujar suara diseberang "maaf juga sudah ngeluarin kata-kata begitu sama kamu" "maaf ya" "iya..." Mereka bercakap-cakap selama lima menit seputar kabar dan nasehat sebelum tidur. Ah, bagi perempuan itu, kekasihnya adalah yang terbaik, siang malam cintanya bertambah. Bagaimana tidak, ia selalu sabar pada segala sikap kekanakannya, selalu menjadi pendengar, dibuat cemburu dan dengan sikap kesana-kemari si p

Rugi

"pacarmu mana?" tanya penjaga warung "pacar orang itu bang" "padahal bertahun-tahun denganmu terus ?" "iya, pacarnya jauh. Saya hanya jaga jodoh orang Lelaki itu kembali mengigat perempuan yang beberapa tahun lebih tua darinya itu, perempuan yang sudah menikah dengan orang lain. Bertahun-tahun ia menjalani kisah menjaga jodoh orang lain. Sebetulnya ia bosan dengan hidupnya ketika itu hingga dia iseng-iseng mendekati perempuan itu dalam perjalanannya. Namun, ternyata perempuan itu sudah memiliki kekasih dan akhirnya? Ia terjebak pada perasaan yang ternyata ia sendiri yang tertinggal di sana. Ia tidak sedang bersama siapa-siapa.  "hai Al" suara seorang perempuan mengagetkannya "hai kesayangan" Perempuan itu menatapnya, tersenyum. Ah, perempuan itu meski berpuluh kali Al berpaling ia masih setia di sana, membantunya, menahan segala perih hati, mengengkang segala rasa cemburu.  "apa kabarmu? Masih inga

Tidak baik-baik saja

"Aku mencintaimu, aku merindukanmu" ujar lelaki itu serius diujung telepon Perempuan yang diseberang telepon tertawa, entah apa yang difikirkannya "apa karena aku lebih muda darimu sehingga kau tidak percaya perkataanku?" ujarnya merasa tersinggung "bukan itu maksudku, hanya saja seperti yang sudah kita bicarakan aku punya seseorang yang kutunggu dan kau punya seseorang yang sudah lama berjuang denganmu, sejak kau hidup susah" "entahlah, jujurlah pada hatimu kak. Bukankah kau merasa kesepian saat kekasihmu tidak bersamamu sehingga kau selalu pergi denganku?" "Itu urusan pekerjaan dan aku selalu mengatakan pergi denganmu bukan kencan. Dia orang baik, sungguh" "apa kau sangat mencintainya? Kau selalu membelanya yang bisa jadi hanya memberi janji palsu padamu"  "tidak juga, aku hanya setia pada ucapanku" Telepon ditutup, perempuan itu menarik nafas panjang. Ia berada dipersimpangan

Dilema

"menurutmu, perasaan macam apa yang dimiliki oleh seseorang kepada orang yang selalu diceritakan pada kekasihnya?" tiba-tiba lelaki itu teramat kesal. Untuk sekian kali dalam sebulan terakhir, kekasihnya hobi sekali menceritakan seorang rekan kerjanya. Perempuan itu diam, ia merasa bersalah seolah-olah dituduh sebagai tukang selingkuh paling rapi abad ini. "aku tidak punya perasaan apapun. Kau tau, sejak denganmu banyak godaan tapi belum pernah aku berpaling dari kau" "sebab aku tak pernah bertingkah" lelaki itu jenggah, dia cemburu dan jiwanya terbakar Percakapan itu tidak berakhir di mana-mana, bergantung di sini saja. "apalah arti seorang teman" pemuda itu bergumam, si wanita yang lebih tua darinya memandang si pemuda "kenapa kau bilang begitu?" "aku pernah merasa takut kehilanganmu kak dan belum lama ternyata aku sudah kehilangan" "kau bilang apa?" "kau lebih peduli kekasihmu. Kenapa sih kam