Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2018

Pada kau dan hujan

Hujan Duduk di dekatmu, depan jendela Kita duduk bercerita Gerimis mengundang dirinya Pelan, kau menggeser duduk Cerita kita mulai saat belum bersama Katamu, kau suka hujan Saat hujan kau duduk dekat jendela Butir air kau ambil dengan tangan kananmu, menampung. Titiknya hujan turun sekali Kali ini lebat Kau di sampingku, kita sudah lama bersama Tapi, setiap hujan aku tau ada orang lain yang kau rindukan

Guru Pengabdi : Aku belajar!

"Bupati Muara Enim setiap jumat akan ngantor di Desa. Jadi, jika ada kegiatan jangan buat hari jumat. Indonesia Mengajar sudah berakhir di Muara Enim tapi semangatnya harus tetap ada." kata bapak staf bupati saat pembukaan Pelatihan Intensif Guru Pengabdi 2.0 Muara Enim Cerdas. Salah satu yang harus dibuat adalah mau meningkatkan kualitas pendidikan. Saat ini muara enim menggunakan dana APBD. 12 guru pengabdi akan ditempatkan di 12 desa kabupaten Muara Enim. Begitulah, akhirnya saya ada di sini. Menjadi pembelajar di sisa hidup saya entah kapan berakhir ini. Terima kasih ya Allah atas segala kesempatan ini.

Jarak ke-2

kita hanya berjarak, namun bukan terpisah bentangan kilometer, untukmu, akan kutempuh engkau adalah rumah, tempat yang paling indah Benar, lirik lagu fiersa bersari itu benar adanya. Sejauh apapun pergi tempat untuk pulang di sebut dengan rumah. Tanah manapun yang di datangi, ditinggalin lebih dari tiga hari benar itu di sebut rumah. Perasaan, bagaimanakah perasaan ketika pergi kedua kali dari rumah? Rasanya, seperti lebih berani, lebih siap dengan segala kemungkinan namun juga banyak ruang hampa yang sepi di hati. Seharusnya, sebuah perjalanan adalah hal yang menambah banyak prilaku baik, lebih mencintai pencipta, dekat dengan kitabnya. Apapun, inilah perjalanannya. Sejak 6 November, saya memutuskan naik pesawat ke Palembang sebuah keputusan cukup besar setelah berbicara lama dengan mamak saat tes CPNS sedang ramai dibicarakan. Hal yang kusuka dari perjalanan kedua ini adalah mamak lebih percaya padaku, terlihat dari intensitas mamak menelepon. Dulu, setahun di sana selalu me

Bapak Supirnya, ada berapa nyawa?

Ekstrim ya judulnya hehehe tapi begitulah kenyataannya. Hari ke-2 saya di di Palembang, kami harus berangkat ke Muara Enim sekitar 4 jam dari kota Palembang. Bapak supirnya, wah luar biasa. Mungkin saja beliau mantan supir lintas sumatera hehehe. Bayangkan saudara-saudara saat ada mobil yang di depan dan di  6 mobil berderet berani dong nyalip. Wah... Banyak nih nyawanya. Pokoknya jalannya membuat sport jantung bro. Terima kasih

Penerbangan ke-2 : cerita hikmah

Sebenarnya ini hanya penerbangan kedua sendirian. Berbeda dengan penerbangan pertama masih sangat binggung mau ke mana kalau bahasa Acehnya teunget-nget. Alhamdulillah penerbangan kedua ini lebih pintar hehehe. Penerbangan ini saya akan ke Palembang, 2012 lalu saya sempat berfikir untuk makan empek-empek di kota Palembang. Alhamdulillah Allah mewujudkan di bulan November 2018 ini. Begitu sampai di Bandara Sultan Baharuddin disambut oleh bapak-bapak taksi, rebut-rebutan. Namun ya saya harus meminta maaf yang sangat besar kepada mereka karena saya dijemput oleh teman keren saya, Dika. Setelah di jemput saya ke Mall menjumpai teman-teman dari Muara Enim Cerdas. Luar biasa, kota Palembang sangat maju ternyata. Malamnya, saya, dika dan Jajang singgah di mesjid Agung Palembang. Keren sekali, keliatan melayu sekali. Alhamdulillah semua ini bisa di lihat juga youtube saya hehehe. Terima kasih ya Allah

Cerita Film : Jembatan Pensil

Film Jembatan pensil. Latar belakang dari film ini adalah suasana di perkampungan suku Muna, Sulawesi Tenggara. Menariknya, film yang mengangkat kisah Ondeng, si anak berkebutuhan khusus tapi selalu setia pada teman-temannya. Empat sekawan itu bernama Inal, Aska, Nia dan Ondeng berjuang mencari pendidikan dari guru mereka di sebuah sekolah gratis. Inal dan Ondeng sama-sama memiliki kekurangan fisik dan mental. Inal adalah anak tuna netra, sedangkan Ondeng terbelakang secara mental. Keterbatasan yang mereka miliki tak pernah sedikitpun melunturkan niat mereka mencari pendidikan. Ondeng, sangat pintar menggambar. Semua dia gambar salah satu gambarnya adalah jembatan yang sering di lewati oleh teman-temannya. Ondeng rajin sekali menabung, sebab jembatan yang teman-temannya lewati sudah sangat rapuh. Ia ingin menganti jembatan itu. Namun, uang Ondeng belum cukup untuk membuat jembatan malah suatu hari jembatan itu  rubuh saat mereka melintas. Ondeng yang rumahnya lebih jauh dan selal

Teach Like Finland (Karya : Timothy D. WALKER) : Cerita buku

Rasanya kelar ngak kelar saat membaca buku ini, tapi akhirnya kelar juga. Beberapa catatan yang bisa dikutip dari buku ini Seorang guru harus ada Rasa dimiliki : 1. Menjalin hubungan baik dengan rekan kerja 2. Mengenal setiap anak 3.bermain dengan murid-murid 4.merayakan pembelajaran mereka Misalnya anak berhasil menyelesaikan kelas memasak dengan baik maka perayaannya adalah makan bersama hasil tersebut. Mereka baru belajar tarian maka setelah itu anak-anak boleh menampilkan tariannya di hadapan guru sebagai perayaannya. 5. Menghapus bullying Rasa memiliki tidak tumbuh selama masih ada bullying maka hapuskan itu sebelum di mulai. Mencegah dengan punya mimpi untuk kelas bersama siswa. 6. Berkawan Sekolah di Filandia menerapkan pemburuan kepada anak kelas 1. Yaitu berburu kakak kelas 6 yang dijadikan teman untuk membantu mereka belajar. Anak-anak kelas 1 diminta berteman dengan kelas 6 sedangkan kelas 6 berteman dengan kelas 1 untuk menjadi sahabat sekaligus panutan bag