Langsung ke konten utama

10 Fakta Aceh Jaya yang Harus Anda Tahu Sebelum Berkunjung ke Sana


Aceh Jaya adalah kabupaten pemekaran dari Aceh Barat, sebuah wilayah berbukit dan banyak pulau liar yang betebaran di lautnya. Aceh jaya dapat ditempuh dengan jarak dua jam dari kota Banda Aceh dengan menggunakan kendaraan bermotor. Tempat ini memiliki banyak objek wisata yang mengundang penasaran dan menyegarkan mata pengunjungnya.
Aceh jaya adalah kawasan terparah yang diterjang tsunami 2004 silam. Saat ini kabupaten dengan ibukota Calang ini sudah mulai bangkit dan bersolek sebagai salah satu tujuan wisata setelah gerakan Visit Aceh digalakkan.
Sebelum berkunjung ke sana, tak ada salahnya mengenal lebih dekat Aceh Jaya. Ini dia beberapa fakta tentang wisata Aceh jaya harus Anda tahu:

1. Banyak Peninggalan Sejarah

wisata-aceh-peninggalan-belanda
Foto oleh Nita Juniarti
Aceh Jaya merupakan daerah perbukitan dan dekat dengan laut. Tempat ini merupakan benteng pertahanan pada masa penjajahan. Ada beberapa peninggalan arkeologi di sini, salah satunya adalah nisan Meurehom Daya, seorang Raja yang sangat dihormati di wilayah Lamno dengan dongeng Putro Ijo yang terkenal di seluruh lapisan masyarakat Aceh Jaya. Selain itu, ada pula beberapa meriam yang berangka tahun 1882 dan Tangsi militer Belanda yang terletak di dekat kantor camat Lamno.

2. Puncak Lageun, tempat asyik melihat lumba-lumba

wisata-aceh-puncak-lageun
Foto oleh Nita Juniarti
Di sini ada tempat duduk yang  dibuat di atas batu karang besar sehingga bisa melihat laut lepas, tempat tersebut bernama Puncak Lageun yang terletak di Kecamatan Setia Bakti, Aceh Jaya.
Menurut masyarakat setempat, pulau yang terlihat dari Puncak Lageun adalah sebuah pulau yang tidak berpenghuni.
Satu yang menarik di sini, cobalah duduk di Puncak Lageun pada kisaran jam 10.00 WIB pagi, jika beruntung Anda akan menyaksikan kawanan lumba-lumba yang berenang berkejar-kejaran.

3. Santai memancing sembari menikmati cantiknya sunset

wisata-aceh-calang
Foto oleh Nita Juniarti
Di Aceh Jaya Anda akan menemukan banyak orang memancing di tanggul batu sebelah kiri jalan sepanjang jalan Kabupaten Calang, tempat itu memang surganya pemancing. Mereka adalah masyarakat lokal yang biasa memancing di sungai.
Selain surga bagi pemancing, tempat tersebut juga surganya pemburu sunset. Cukup duduk manis di tepi jalan sepanjang jalan Calang, Aceh Jaya maka Anda akan mendapat semburat senja di langit Aceh Jaya yang masih bersih.

4. Lamno, Kampung Mata Biru

wisata-aceh-puncak-gurute
Foto oleh Nita Juniarti
Jika Anda mendengar nama Lamno dan bertanya pada masyarakat Aceh, maka jawabannya akan sering terdengar “kampung mata biru?”
Jangan heran, memang Lamno ini, -khususnya di pedalaman-, terkenal dengan masyarakatnya yang bermata biru. Konon katanya, mereka adalah orang-orang yang datang dari Portugis. Ada juga yang menyebutkan mereka berasal dari Andalusia. Karena terjadi perang maka mereka merantau dengan kapal dan sampai di Lamno.
Hanya saja, saat ini orang bermata biru sudah sedikit jumlahnya karena banyak yang meninggal ketika tsunami.

5. Meski di pedalaman, akses jalan di sini sudah mulus

Meski di daerah pedalaman, akses jalan raya beraspal sudah bisa dinikmati di Aceh jaya. Bahkan di Alue Meraksa, desa terjauh yang terletak di daerah Teunom Aceh Jaya, sebagian jalannya sangat mulus!
Satu yang akan Anda suka, sepanjang jalan Anda akan ‘dihibur’ dengan sajian panorama cantik sawah tadah hujan yang terhampar menghijau.

6. Arung Jeram di Sungai yang Masih Alami

Di Desa Sarah, Kecamatan Teunom, Aceh jaya terdapat sungai dengan aliran air yang deras sehingga sungai di sini sering di gunakan untuk arung jeram. Namun ingat, Anda melakukan persiapan matang jika ingin berarung jeram di sini karena arusnya yang sangat deras.

7. Mati Listrik, Kado Khas Calang

Pasir putih yang terhampar luasadalah pemandangan khas Aceh Jaya. Meski demikian, ada satu lagi yang menjadi ‘ciri khas’ Calang, Ibukota Aceh Jaya ini. Setidaknya jika Anda menginap di sebuah hotel di Calang, maka dapat dipastikan Anda akan rugi memesan kamar ber-Ac karena seringnya mati listrik. Hal ini bahkan bisa berlangsung sampai dua atau tiga kali dalam sehari.

8. “Kota Ikan Asin”

wisata-aceh-ikan-asin
Foto oleh Nita Juniarti
Jika ingin menikmati ikan asin terenak di seluruh Aceh, maka Calang, Aceh Jaya adalah tempatnya. Ikan-ikan asin ini digantung di pinggir jalan pada tali-tali dan kayu. Jika Anda kebetulan lewat, aromanya akan tercium menggoda.
harga ikan asin di sini berkisar Rp 10.000 – Rp 60.000. Jenisnya berbagai macam, mulai dari ikan teri, ikan karang hingga gurita yang semuanya diasinkan dan dikeringkan dengan baik.

9. Kebiasaan menawarkan nasi pada tamu

wisata-aceh-hamparan-sawah
Foto oleh Nita Juniarti
Jika Anda mengunjungi Desa Masen, Aceh Jaya, jangan heran jika orang-orang akan menawarkan nasi setiap kali Anda bertemu mereka. Menawarkan nasi di sini sama halnya seperti saat kita menawari kopi dan snack ringan pada tamu.  Bayangkan jika ada 10 rumah yang didatangi, betapa kenyangnya kita.

10. Gua Sayeng Terbang

wisata-aceh-Gua-Sayeng-Terbang
Foto oleh Nita Juniarti
Terletak di Desa Masen, Kecamatan Darul Hikmah sekitar 15 kilo meter dari jalan Nasional, Gua Sayeng Terbang merupakan gua yang dikelilingi hutan lebat. Meski belum menjadi objek wisata daerah karena jalannya yang terjal, gua ini banyak didatangi oleh anak muda yang penasaran.
Namun Anda harus berhati-hati karena menurut masyarakat lokal, gua tersebut dihuni oleh harimau. Menurut masyarakat, jika kita datang terlalu sore, kita akan bertemu harimau di sana.

dimuat di http://phinemo.com/wisata-aceh-jaya-yang-harus-anda-tahu-sebelum-berkunjung-ke-sana/

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Yuk ke Bendungan Brayen, Aceh Besar

Nita Juniarti AcehNews.net –  Bendungan Brayen merupakan hasil dari ekspresi keindahan alam dengan perbuatan manusia. Bendungan ini berada di Leupung, Kabupaten Aceh Besar, Provinsi Aceh jaraknya sekitar 30 Kilomoter  dari Banda Aceh. Tidak sulit mencarinya, melewati jalur pantai Barat-Selatan, nanti Anda akan menemukan papan bertuliskan  “Wisata Brayen”. Kemudian dari arah pintu masuk tersebut Anda bisa terus berjalan ke lokasi wisata, lebih kurang 100 meter. Ada yang view yang indah saat Anda melintas di jalan masuk tersebut. Jalan lintasan masyarakat kampung yang masih alami ini akan memberi  landscape , sawah tadah hujan dan masyarakat yang berlalu lalang. Jika sedang musim hujan maka harus ekstra hati-hati saat melalui jalan ini. Nita Juniarti-Teman KPM PAR MAheng Biasanya tempat ini dikunjungi oleh keluarga, kaulah muda di hari libur khususnya pukul 15.00 yang paling ramai dikunjungi. Tiket masuknya hanya Rp2.000 per orang dan parkir dengan harga yang sama. Air s

Cerita Film : Jembatan Pensil

Film Jembatan pensil. Latar belakang dari film ini adalah suasana di perkampungan suku Muna, Sulawesi Tenggara. Menariknya, film yang mengangkat kisah Ondeng, si anak berkebutuhan khusus tapi selalu setia pada teman-temannya. Empat sekawan itu bernama Inal, Aska, Nia dan Ondeng berjuang mencari pendidikan dari guru mereka di sebuah sekolah gratis. Inal dan Ondeng sama-sama memiliki kekurangan fisik dan mental. Inal adalah anak tuna netra, sedangkan Ondeng terbelakang secara mental. Keterbatasan yang mereka miliki tak pernah sedikitpun melunturkan niat mereka mencari pendidikan. Ondeng, sangat pintar menggambar. Semua dia gambar salah satu gambarnya adalah jembatan yang sering di lewati oleh teman-temannya. Ondeng rajin sekali menabung, sebab jembatan yang teman-temannya lewati sudah sangat rapuh. Ia ingin menganti jembatan itu. Namun, uang Ondeng belum cukup untuk membuat jembatan malah suatu hari jembatan itu  rubuh saat mereka melintas. Ondeng yang rumahnya lebih jauh dan selal

makalah ISBD : masyarakat Kota dan Desa

MASYARAKAT DESA DAN KOTA D I S U S U N Oleh : Kelompok III KHAIRINA                 (511102479) PARDI                                     (511102485) NURHASANAH         (511002209) FAKULTAS ADAB JURUSAN ASK INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI AR-RANIRY 201 2 KATA PENGANTAR              Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan kesehatan kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah. Shalawat serta salam tidak lupa kami limpahkan kepada baginda alam kita           Nabi             Muhammad     SAW. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Sosial Dasar dengan judul “Masyarakat Desa dan Masyarakat Kota”. Makalah ini menjelaskan tentang pengertian dari masyarakat perkotaan dan masyarakat pedesaan serta hubungannya antara masyarakat perkotaan dengan masyarakat pedesaan.              Meskipun banyak hambatan yang kami dapatkan, tidak menjadi penghalang dalam penyusunan makalah ini. Kami ucapkan terima ka