Langsung ke konten utama

Menapak Gua Sayeng Terbang di Aceh Jaya


Nita Juniarti

AcehNews.Net- Di Desa Masen, Aceh Jaya, Provinsi Aceh, ternyata mempunyai keindahan yang tersembunyi. Gua Sayeng Terbang ini berada diantara hutan lebat, tepatnya di sebelah kiri jalan nasional.
Sebuah desa di Kecamatan Darul Hikmah, Kabupaten Aceh Jaya, bernama Desa Masen, letaknya di penghabisan jalan. Jaraknya sekitar 15 kilometer dari jalan nasional Banda Aceh-Aceh Jaya, atau lebih kurang sekitar 6 jam perjalanan dari Kota Banda Aceh dan satu jam dari Kota Calang, Ibukota Kabupaten Aceh Jaya.
Desa Masen dulunya terletak di Kecamatan Sampoiniet ini, meski sebuah desa yang sangat jauh dari jalan raya dan ibukota kabupaten, menurut Keuchik (kepala desa), Abdul Ghafar sering dikunjungi oleh Bupati Aceh Jaya. Desa Masen, memiliki sawah tadah hujan dan hutan belantara namun jangan risau jalan menuju ke sana mulus sekali tidak kalah dengan jalan nasional.
Sepuluh menit sebelum mencapai desa, diantara hutan lebat terdapat sebuah gua yang tersembunyi. Gua ini terletak di sebelah kiri jalan namun keliatannya hanya menipu, butuh waktu sepuluh menit untuk mencapai gua itu dengan memanjat tebing ekstrim dan perlu ekstra hati-hati. Sebab jalan ke Gua Sayeng Terbang, penuh berbagai rintangan, karena jalanan hanya jalan tikus dan harus memanjat satu tebing menanjak untuk sampai ke gua.

Gua Sayeng Terbang.|Nita Juniarti
Gua Sayeng Terbang, begitulah namanya, merupakan gua yang dikelilingi hutan lebat, meski belum menjadi objek wisata daerah karena jalannya yang terjal, gua ini banyak didatangi oleh muda-mudi yang suka wisata gunung.
Guanya terdiri dari batu-batu tersusun seperti tempat duduk. Konon cerita masyarakat setempat dihuni Harimau. Jika datang terlalu sore, katanya lagi, akan bertemu Harimau di sana. Tetapi katanya, Harimau yang menjaga gua sudah jinak dengan masyarakat setempat, untuk itu perlu berhati-hati.
Setiba di gua, AcehNews.Net melihat dinding gua ini mengalami banyak coretan alay yang diduga dilakukan oleh muda-mudi yang tidak bertanggung jawab. Padahal gua ini adalah gua stalatit dan stalagmit  yang jarang ada di Aceh akibat kejadian alam.
Gua Sayeng Terbang,  menurut masyarakat setempat berarti batu terbang.  Dari tempat ini, Anda bisa  melihat dari sekeliling gua, keindahan Desa Masen dari ketinggian 15 meter. Ohya, selain itu di Gua Sayeng Terbang terdapat banyak pohon dengan bungannya berbentuk bintang, bewarna merah dan hitam (di larang petik dan merusaknya)
Gua yang dikelilingi hutan lebat, meski belum menjadi objek wisata andalan Aceh Jaya, karena jalannya yang terjal, namun gua ini tidak sepi dari pengunjung yang suka tantangan. Untuk bisa ke tempat ini, disarankan mencari informasi lebih dulu kepada warga  dan  ikutsertakan warga sebagai guide karena untuk menghindar dari Harimau muncul tiba-tiba.
Selain itu, pakai lah sepatu gunung, pakaian yang sopan yang digunakan untuk mendaki dan membawa air secukupnya, serta alat-alat P3K. Pastikan juga saat melakukan pendakian tubuh dalam kondisi fit, supaya bisa menikmati pemandangan dari atas Gua Sayeng Terbang di Desa Masen, Aceh Jaya, Provinsi Aceh.  (nita juniarti)
dimuat di http://www.acehnews.net/menapak-gua-sayeng-terbang-di-aceh-jaya/

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Yuk ke Bendungan Brayen, Aceh Besar

Nita Juniarti AcehNews.net –  Bendungan Brayen merupakan hasil dari ekspresi keindahan alam dengan perbuatan manusia. Bendungan ini berada di Leupung, Kabupaten Aceh Besar, Provinsi Aceh jaraknya sekitar 30 Kilomoter  dari Banda Aceh. Tidak sulit mencarinya, melewati jalur pantai Barat-Selatan, nanti Anda akan menemukan papan bertuliskan  “Wisata Brayen”. Kemudian dari arah pintu masuk tersebut Anda bisa terus berjalan ke lokasi wisata, lebih kurang 100 meter. Ada yang view yang indah saat Anda melintas di jalan masuk tersebut. Jalan lintasan masyarakat kampung yang masih alami ini akan memberi  landscape , sawah tadah hujan dan masyarakat yang berlalu lalang. Jika sedang musim hujan maka harus ekstra hati-hati saat melalui jalan ini. Nita Juniarti-Teman KPM PAR MAheng Biasanya tempat ini dikunjungi oleh keluarga, kaulah muda di hari libur khususnya pukul 15.00 yang paling ramai dikunjungi. Tiket masuknya hanya Rp2.000 per orang dan parkir dengan harga yang sama. Air s

Cerita Film : Jembatan Pensil

Film Jembatan pensil. Latar belakang dari film ini adalah suasana di perkampungan suku Muna, Sulawesi Tenggara. Menariknya, film yang mengangkat kisah Ondeng, si anak berkebutuhan khusus tapi selalu setia pada teman-temannya. Empat sekawan itu bernama Inal, Aska, Nia dan Ondeng berjuang mencari pendidikan dari guru mereka di sebuah sekolah gratis. Inal dan Ondeng sama-sama memiliki kekurangan fisik dan mental. Inal adalah anak tuna netra, sedangkan Ondeng terbelakang secara mental. Keterbatasan yang mereka miliki tak pernah sedikitpun melunturkan niat mereka mencari pendidikan. Ondeng, sangat pintar menggambar. Semua dia gambar salah satu gambarnya adalah jembatan yang sering di lewati oleh teman-temannya. Ondeng rajin sekali menabung, sebab jembatan yang teman-temannya lewati sudah sangat rapuh. Ia ingin menganti jembatan itu. Namun, uang Ondeng belum cukup untuk membuat jembatan malah suatu hari jembatan itu  rubuh saat mereka melintas. Ondeng yang rumahnya lebih jauh dan selal

makalah ISBD : masyarakat Kota dan Desa

MASYARAKAT DESA DAN KOTA D I S U S U N Oleh : Kelompok III KHAIRINA                 (511102479) PARDI                                     (511102485) NURHASANAH         (511002209) FAKULTAS ADAB JURUSAN ASK INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI AR-RANIRY 201 2 KATA PENGANTAR              Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan kesehatan kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah. Shalawat serta salam tidak lupa kami limpahkan kepada baginda alam kita           Nabi             Muhammad     SAW. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Sosial Dasar dengan judul “Masyarakat Desa dan Masyarakat Kota”. Makalah ini menjelaskan tentang pengertian dari masyarakat perkotaan dan masyarakat pedesaan serta hubungannya antara masyarakat perkotaan dengan masyarakat pedesaan.              Meskipun banyak hambatan yang kami dapatkan, tidak menjadi penghalang dalam penyusunan makalah ini. Kami ucapkan terima ka