Langsung ke konten utama

Sekerat Hening di Pantai Lambaro, Pulo Aceh


Pantai Lambaro-Gugop-Nita Juniarti
AcehNews.net – Warna air lautnya yang jernih berwarna hijau toska, ombaknya tenang, pantai berpasir putih, sekelilingnya pohon kelapa tumbuh tinggi menjulang, beberapa bukit terlihat gagah menantang, Inilah Pantai Lambaro, Desa Gugop, Pulo Breuh, Kecamatan Pulo Aceh, Kabupaten Aceh Besar.
Pulo Aceh selalu punya cerita tentang keindahan,masyarakatnya bekerja sebagai nelayan dan berkebun. Anak-anaknya semangat sekali sekolah meski hanya ada empat guru PNS dengan 199 Murid di SD Ulee Paya.

AcehNews.net tiba di sini beberapa waktu lalu. Desa Gugop menjadi tujuan kali ini, desa yang terletak di tepi dermaga laut penyebrangan ke Banda Aceh, aksesnya lebih mudah dari pada desa lain.
Jika ingin berkunjung ke Gugop tinggal menunggu boat nelayan di dermaga kecil dari Desa Lampulo, Banda Aceh, menuju dermaga kayu Desa Gugop yang berada di Mukim Pulo Breuh Selatan.
Ohya, jadwal berangkat boat dari Lampulo-Gugop setiap hari, pada pukul 14.00 WIB, jika cuaca tidak bersahabat, maka boat akan berangkat jam 18.00 WIB, namun jika berbahaya bisa saja boat tak jadi berangkat. Ongkosnya hanya Rp25 ribu/orang, tidak perlu membawa sepeda motor jika tujuannya desa gugop karena dengan berjalan kaki saja sudah ada desanya.
AcehNews.Net memantau lokasi pantai Lambaro sekitar pukul 17.40 WIB dipandu oleh seorang masyarakat melewati lapangan bola dan semak belukar serta menyebrangi satu sungai kecil.
Pantainya putih, matahari turun terlihat jelas, burung-burung pulang ke sarang terlihat melintasi langit senja pantai. Panorama alamnya natural, tidak ada orang di sana bisa dikatakan hening sekali.  Di Pantai Lambaro, Pulo Breuh, cocok untuk menenangkan diri dari hiruk-pikuk kota. (nita juniarti)
dimuat di http://www.acehnews.net/sekerat-hening-di-pantai-lambaro-pulo-aceh/

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Yuk ke Bendungan Brayen, Aceh Besar

Nita Juniarti AcehNews.net –  Bendungan Brayen merupakan hasil dari ekspresi keindahan alam dengan perbuatan manusia. Bendungan ini berada di Leupung, Kabupaten Aceh Besar, Provinsi Aceh jaraknya sekitar 30 Kilomoter  dari Banda Aceh. Tidak sulit mencarinya, melewati jalur pantai Barat-Selatan, nanti Anda akan menemukan papan bertuliskan  “Wisata Brayen”. Kemudian dari arah pintu masuk tersebut Anda bisa terus berjalan ke lokasi wisata, lebih kurang 100 meter. Ada yang view yang indah saat Anda melintas di jalan masuk tersebut. Jalan lintasan masyarakat kampung yang masih alami ini akan memberi  landscape , sawah tadah hujan dan masyarakat yang berlalu lalang. Jika sedang musim hujan maka harus ekstra hati-hati saat melalui jalan ini. Nita Juniarti-Teman KPM PAR MAheng Biasanya tempat ini dikunjungi oleh keluarga, kaulah muda di hari libur khususnya pukul 15.00 yang paling ramai dikunjungi. Tiket masuknya hanya Rp2.000 per orang dan parkir dengan harga yang sama. Air s

Cerita Film : Jembatan Pensil

Film Jembatan pensil. Latar belakang dari film ini adalah suasana di perkampungan suku Muna, Sulawesi Tenggara. Menariknya, film yang mengangkat kisah Ondeng, si anak berkebutuhan khusus tapi selalu setia pada teman-temannya. Empat sekawan itu bernama Inal, Aska, Nia dan Ondeng berjuang mencari pendidikan dari guru mereka di sebuah sekolah gratis. Inal dan Ondeng sama-sama memiliki kekurangan fisik dan mental. Inal adalah anak tuna netra, sedangkan Ondeng terbelakang secara mental. Keterbatasan yang mereka miliki tak pernah sedikitpun melunturkan niat mereka mencari pendidikan. Ondeng, sangat pintar menggambar. Semua dia gambar salah satu gambarnya adalah jembatan yang sering di lewati oleh teman-temannya. Ondeng rajin sekali menabung, sebab jembatan yang teman-temannya lewati sudah sangat rapuh. Ia ingin menganti jembatan itu. Namun, uang Ondeng belum cukup untuk membuat jembatan malah suatu hari jembatan itu  rubuh saat mereka melintas. Ondeng yang rumahnya lebih jauh dan selal

Prasangka

  Meski sudah belajar banyak, meski sudah tau tips ini itu, sungguh tidak mudah bagi seorang perempuan mengatasi perasaannya sendiri, rasanya teramat mustahil baginya setiap kali ia mengalami guncangan perasaan. Jun dan Wi jarang bertengkar, selama LDRan, Dunia yang berada dalam resesi membuat mereka semakin kalut dengan pertahanan masing-masing. Rencana pernikahan harus ditunda, keadaan tidak memungkinkan. Biasanya salah satu dari mereka mengalah agar tidak terjadi pertengkaran hebat, tapi tidak malam itu, mereka sama-sama jenuh.  "Aku capek sekali, berusaha sebisa mungkin  untuk niat baik. Tapi barangkali kau memahaminya berbeda" teriak Jun diseberang sana  "Kalo kau capek : berhentilah" Wi balas berteriak "Cari uang untuk bisa melamarmu siang dan malam, yakinkan Umi, mama, kamu, dan bahkan meyakinkan dirimu juga aku, semuanya harus kulakukan sendiri. Aneh, bukannya kau yang terdengar ingin berhenti" "Dan aku ga pernah ada bersama kau?" "J