kita hanya berjarak, namun bukan terpisah
bentangan kilometer, untukmu, akan kutempuh
engkau adalah rumah, tempat yang paling indah
Benar, lirik lagu fiersa bersari itu benar adanya. Sejauh apapun pergi tempat untuk pulang di sebut dengan rumah. Tanah manapun yang di datangi, ditinggalin lebih dari tiga hari benar itu di sebut rumah.
Perasaan, bagaimanakah perasaan ketika pergi kedua kali dari rumah? Rasanya, seperti lebih berani, lebih siap dengan segala kemungkinan namun juga banyak ruang hampa yang sepi di hati.
Seharusnya, sebuah perjalanan adalah hal yang menambah banyak prilaku baik, lebih mencintai pencipta, dekat dengan kitabnya. Apapun, inilah perjalanannya.
Sejak 6 November, saya memutuskan naik pesawat ke Palembang sebuah keputusan cukup besar setelah berbicara lama dengan mamak saat tes CPNS sedang ramai dibicarakan.
Hal yang kusuka dari perjalanan kedua ini adalah mamak lebih percaya padaku, terlihat dari intensitas mamak menelepon. Dulu, setahun di sana selalu menelepon setiap hari meski yang ditanya hal sepele. Terima kasih Mak, aku sudah makan empek-empek dan melihat mesjid agung Palembang. Jembatan Ampera yang melegenda itu meski belum berfoto di bawah sana.
Komentar
Posting Komentar