Langsung ke konten utama

Menatap Panorama dari Benteng Inong Balee Aceh Besar


Pemandangan dari atas Benteng Inong Balee
Benteng inong Balee begitu namanya dikenal. Objek wisata benteng ini sudah banyak roboh hingga menyisakan reruntuhan batu. Meski demikian, dari atas benteng ini pemandangan yang indah disuguhkan dengan baik dan luar biasa indah apalagi jika hari sedang cerah.
Benteng  ini terletak di Ujung Timur Teluk Krueng Raya. Benteng ini erat kaitannya dengan laksamana laut wanita pertama Kesultanan Aceh yang berjasa besar dalam mengawal diplomasi internasional antara Aceh dengan negara-negara Eropa yaitu Keumala Hayati atau dikenal dengan Malahayati sehigga benteng ini disebut juga benteng Malahayati.
Benteng tersebut berbentuk persegi panjang, batas temboknya sudah dipenuhi semak belukar baik di kiri maupun di kanan sedangkan sebelumnya terdapat ladang masyarakat, untuk sampai ke benteng ini harus melewati jalan yang rusak parah lebih pas disebut jalan setapak.
Meski demikian, setelah melalui jalan yang rusak parah tersebut, letih kita akan terbalas begitu sampai ke atasnya. Karena ketika sampai di benteng ini apalagi turun ke bawahnya, pemandangannya yang manakjubkan telah menghilangkan semuanya itu.
Di benteng yang dindingnya terbuat dari batu alam berspesi kapur, dan terdapat empat lubang pengintai yang langsung menghadap ke laut, pemandangan dari lubang pengintai ini luar biasa indah, di sana bisa melihat laut lepas dengan karang hitam dan perahu-perahu nelayan.
Menurut informasi yang ada di tugu sebelum benteng, benteng ini merupakan benteng pertahanan sekaligus sebagai asrama penampungan janda-janda yang suaminya gugur dalam pertempuran. Ohya,inong balee dalam bahasa Indonesia artinya janda. Melihat sejarahnya maka benteng ini diberi nama Benteng Inong Balee.
Selain dijadikan sebagai tempat penampungan, benteng yang bangun pada masa Sultan Alaiddin Ali Riayat Syah IV Saidil Mukammil (1589-1604 M), di sini dulunya juga digunakan sebagai sarana pelatihan militer dan penempatan logistik keperluan perang. (nita juniarti)
dimuat di http://www.acehnews.net/menatap-panorama-dari-benteng-inong-balee-aceh-besar/  30 JANUARI 2015

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Strategi yang digunakan Nabi Muhammad dalam Perang Uhud

Oleh : Nita Juniarti * Abstrak        Artikel ini memberikan gambaran tentang peristiwa perang Uhud. Perang Uhud adalah perang kedua setelah Badar yang diikuti oleh Nabi Muhamad S.A.W.   Dinamakan Perang Uhud karena Perang ini terjadi di gunung Uhud. Dalam sebuah peperangan tentu saja ada strategi yang digunakan, dalam banyak buku di tulis bahwa pada Perang ini Umat Islam menderita kekalahan dengan strategi bertahan di Kota Madinah namun pada dasarnya Perang ini adalah perang pembersihan umat Islam dari orang-orang Munafik. Perang ini merupakan strategi pembersihan dan memurnikan orang-orang Islam dari orang yang berpura-pura sekaligus membersihkan kota Madinah dari golongan yang mengancam keutuhan Negara Madinah. Keyword : Strategi, Perang , Uhud. Pendahuluan Dalam kamus Bahasa Indonesia, Perang bearti ilmu siasat perang, siasat perang, akal atau tipu muslihat untuk mencapai sesuatu maksud dan tujuan yang telah direncankan. [1] Perang...

Yuk ke Bendungan Brayen, Aceh Besar

Nita Juniarti AcehNews.net –  Bendungan Brayen merupakan hasil dari ekspresi keindahan alam dengan perbuatan manusia. Bendungan ini berada di Leupung, Kabupaten Aceh Besar, Provinsi Aceh jaraknya sekitar 30 Kilomoter  dari Banda Aceh. Tidak sulit mencarinya, melewati jalur pantai Barat-Selatan, nanti Anda akan menemukan papan bertuliskan  “Wisata Brayen”. Kemudian dari arah pintu masuk tersebut Anda bisa terus berjalan ke lokasi wisata, lebih kurang 100 meter. Ada yang view yang indah saat Anda melintas di jalan masuk tersebut. Jalan lintasan masyarakat kampung yang masih alami ini akan memberi  landscape , sawah tadah hujan dan masyarakat yang berlalu lalang. Jika sedang musim hujan maka harus ekstra hati-hati saat melalui jalan ini. Nita Juniarti-Teman KPM PAR MAheng Biasanya tempat ini dikunjungi oleh keluarga, kaulah muda di hari libur khususnya pukul 15.00 yang paling ramai dikunjungi. Tiket masuknya hanya Rp2.000 per orang dan parkir dengan harga...

Cerita Film : Jembatan Pensil

Film Jembatan pensil. Latar belakang dari film ini adalah suasana di perkampungan suku Muna, Sulawesi Tenggara. Menariknya, film yang mengangkat kisah Ondeng, si anak berkebutuhan khusus tapi selalu setia pada teman-temannya. Empat sekawan itu bernama Inal, Aska, Nia dan Ondeng berjuang mencari pendidikan dari guru mereka di sebuah sekolah gratis. Inal dan Ondeng sama-sama memiliki kekurangan fisik dan mental. Inal adalah anak tuna netra, sedangkan Ondeng terbelakang secara mental. Keterbatasan yang mereka miliki tak pernah sedikitpun melunturkan niat mereka mencari pendidikan. Ondeng, sangat pintar menggambar. Semua dia gambar salah satu gambarnya adalah jembatan yang sering di lewati oleh teman-temannya. Ondeng rajin sekali menabung, sebab jembatan yang teman-temannya lewati sudah sangat rapuh. Ia ingin menganti jembatan itu. Namun, uang Ondeng belum cukup untuk membuat jembatan malah suatu hari jembatan itu  rubuh saat mereka melintas. Ondeng yang rumahnya lebih jauh dan s...