Hujan masih berderai riuh rendah di luar rumah. Pintu-pintu rumah masyarakat desa masih tertutup rapat, beberapa rumah sudah diberi silang X dengan cat merah, artinya salah satu dari anggota keluarga rumah itu sudah dicurigai sebagai mata-mata pejuang atau mata-mata sekutu. Jika tidak hujan tentu matahari bersinar cerah dan gerah, jam dinding masih menunjukkan pukul 14.00 wib tapi desa sepi seperti mati. Mae bergegas mencari tempat berteduh, daun pisang yang digunakan sudah tidak layak pakai compang-camping, berantakan akibat menembus hujan yang terlampau deras. Ini sudah beberapa hari sejak Belanda kewalahan menghadapi Jepang yang dibantu oleh orang Aceh. Peperangan tidak dapat dielakkan. Sekarang Jepang berkuasa di Aceh, orde berganti, ulama menjadi tangan kanan Jepang. O rganisasi penting yang bersifat rahasia sudah dibentuk dengan nama Kempetai (Polisi Rahasia Jepang) dan Heiho (Serdadu Bantuan) yang akan membantu Jepang dalam melawan tentara sekutu. Mae menghela nafas panj
Zijjue El Syifa : Tetap menjadi pengobat dimanapun