Perempuan itu berdiri di sana, menatap perahu yang sedang menepi. "Apakah kamu sehat?" tanyaku "Aku baik-baik saja" Lalu ruang diam kami hanya di isi oleh desauan angin, perempuan itu masih menatap perahu, kali ini dia menatap kekosongan. "Aku minta maaf" "Tidak apa-apa" "Mengertilah" "Aku sudah mengerti sejak awal kita menikah bukan? Saat kau mengutarakan ingin menjadikanku yang terakhir, saat kau mengikat akad di depan penghulu itu" Aku terdiam, aku tau tidak seharusnya bagiku yang sudah menikah menemui perempuan lain, memikirkan perempuan lain. "Kau tau? Aku percaya sekali padamu. Tidak pernah sekalipun meragukanmu. Tidak sekalipun mencegahmu kemanapun kamu pergi. Kau tau? Aku meninggalkan semua yang telah kubangun sebelum aku menikah hanya karena kau tidak menyetujui aku mendekati teman-teman lamaku. Aku menyimpan rapat-rapat semuanya, aku membangun tembok yang tidak tertembus dengan teman-temanku se
Zijjue El Syifa : Tetap menjadi pengobat dimanapun