November 2017, hujan turun satu kali dengan lebat lalu tiba-tiba purnama bersinar menyinari lautan di depan kita. Aku, kau dan teman lain duduk di loteng, diam hanya menatap rembulan awalnya. Lalu, kau mengawali pembicaraan "apa yang adoe kerjakan seharian ini?" itu hari pertama sekali kita benar-benar berteman bukan? Hingga sepanjang tahun kau katakan bahwa jarak adalah tempat kita menguji doa. Katamu, aku akan pulang dan meninggalkan kenangan loteng. Itu jenis percakapan kita, sepanjang tahun.
November 2018, hujan turun di kotaku begitu juga di kotamu, samar terdengar suara jatuhnya diloteng. Percakapan di telepon berlangsung lama sejak november. Kau akhirnya berkata "Adoe, sepertinya tidak ada yang bisa saya lakukan untuk memperpendek jarak. Tapi, bisakah aku terus berkomunikasi denganmu? Aku senang sekali dengan saran-saranmu, masuk akal rasanya." Aku tau, itu adalah kata perpisahan untuk sebuah hubungan yang akan harusnya menjadi "kita". Apakah aku baik-baik saja? Tidak tentu saja, sebab dalamHujan November doa panjang sejak november 2017 aku selalu menyebut namamu di dalam doa. Namun, aku adalalah aku. Aku sudah berjanji pada diriku sendiri, sekalipun hubungan berakhir gagal tidak boleh memusuhi siapapun yang terlibat dalam hubungan itu. Setelah itu? Hari-hari kita normal dengan lebel teman tapi sering jadi tempat curhat.
November 2019
Tiba-tiba kau menghubungiku setelah sekian lama. Terakhir kali kita berbincang di Juli 2019, perihal pekerjaan atau pembicaraan normal lainnya. Aku tau, kali ini perihal serius. Kau menarik nafas panjang lalu akhirnya bercerita. Lama sekali aku tidak mendengar ceritamu, cerita cintamu. Kau selesai dan menutup "insya Allah tahun ini, saya akan menikah adoe" katamu. Aku sudah tau itu akhirnya "selamat, semoga jadi keluarga yang sakinah mawaddah warahmah. Mari maafkan segala kesalahan yang terjadi antara kita, relakan semuanya sebagai masa lalu agar lancar akadnya". Lalu, kau menarik nafas panjang dan mengatakan " saya yakin, adoe akan mendapatkan laki-laki yang baik." aku tidak berkomentar "relakan saya adun, pun seperti yang saya katakan ketika kita memutuskan menjadi teman". Kau diam lalu melanjutkan siaran panjangmu "mungkin, perempuan ini yang harus kuminta maaf setelah semuanya. Maaf ya". Malam semakin larut sehingga kita mengakhiri obrolan. Aku senang doa baik untukku datang darimu, insya Allah semoga tahun depan akupun akan dipertemukan
Masih November 2019
Dua hari setelah pernikahanmu, beberapa orang mengirimiku pesan agar aku sabar. Ehm, kurasa mereka terlalu percaya diri dengan diagnosa mereka bahwa aku patah hati. Mereka lupa, bahwa kau dan aku sudah membicarakan hubungan yang tak mungkin menjadi kita ini. Akhirnya, aku senang kau menikah. Allah maha baik menikahkan kau dengan seorang perempuan hanya sebulan taaruf dan maha baik karena kau menceritakan kisah kalian padaku. Selamat menikah dan mari torang baku liat waktu baku dapat.
"perpisahan itu hanya untuk penegasan bahwa kita akan dipertemukan dengan sebenarnya jodoh, semoga dunia akhirat" Aamin
Malang, November 2019
Numpang promo ya gan
BalasHapuskami dari agen judi terpercaya, 100% tanpa robot, dengan bonus rollingan 0.3% dan refferal 10% segera di coba keberuntungan agan bersama dengan kami
ditunggu ya di dewapk^^^ ;) ;) :*