Langsung ke konten utama

Remaja Bahas Pajak, why not ?



Jiwa muda atau sekarang trend dengan sebutan Remaja adalah aset terbesar yang di miliki oleh Negara untuk mewujud kan bagaimana Negara ini kedepannya, remaja adalah dambaan semua orang, masa yang dalam berproduktivitas paling produktif dalam hal apapun termaksud dalam hal berpatisipasi dalam hal perpajakan tanah air. Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang sehingga dapat dipaksakan dengan tiada mendapat balas jasa secara langsung. Banyak undang-undang yang mengatur tentang pajak yang wajib ketahui oleh para jiwa muda sebagai agen of change :
1.      Undang-Undang RI No.28 Tahun 2007 Tentang Perubahan Ketiga atas Undang-Undang RI No. 6 Tahun 1983 Tentang Ketentuan Umum dan Tata CaraPerpajakan.
2.       Undang-Undang RI No.36 Tahun 2008 Tentang Perubahan Keempat atas Undang-Undang RI No. 7 Tahun 1983 Tentang Pajak Penghasilan
3.      Undang-Undang RI No.18 Tahun 2000 Tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang RI No. 8 Tahun 1983 Tentang Pajak Pertambahan Nillai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah
4.       Undang-Undang RI No.12 Tahun 1994 Tentang Perubahan atas Undang-Undang RI No.12 Tahun 1985 Tentang Pajak Bumi dan Bangunan

5.       Undang-Undang RI No.34 Tahun 2000 Tentang Perubahan atas Undang-Undang RI No.18 Tahun 1997 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah

6.       Undang-Undang RI No.13 Tahun 1985 Tentang Bea Materai

7.       Undang-Undang RI No.19 Tahun 2000 Tentang Perubahan atas Undang-Undang RI No.19 Tahun 1997 Tentang Penagihan Pajak Dengan Surat Paksa

8.      Undang-Undang RI No.20 Tahun 1997 Tentang Penerimaan Negara Bukan Pajak.
9.       Undang-Undang RI No.20 Tahun 2000 Tentang Perubahan atas Undang-Undang RI No.21 Tahun 1997 Tentang Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan
10.  Undang-Undang RI No.14 Tahun 2002 Tentang Pengadilan Pajak.
Jadi tidak salah bila para jiwa muda harus ikut bergabung di dalamnya, dan yang paling di tegaskan untuk eksis dalam hal ini adalah Mahasiswa, karena sekitar 11% dari penduduk Indonesia yang mampu bergelut dalam golongan elit ini sehingga tidak aneh Indonesia menjadi peringkat 117 dalam hal pendidikan. Pembayaran pajak juga di gunakan untuk fasilitas umum termaksuk pendidikan, jadi mengapa Kita sebagai jiwa muda yang seharusnya aset Negara yang terbesar masa bodoh akan hal ini, padahal masih banyak yang bisa kita lakukan, jika kita sok hebat dalam memakai fasilitasnya kenapa malas bayar pajaknya? Apa kata dunia jika begini nasib aset terbesar Negara.
Hal pertama yang harus kita tau adalah kenal, bagaimana kita bisa merasa akrab dengan seseorang  apabila kita tidak berkenalan terlebih dahulu, maka hal ini pun berlaku ungtuk pajak. Para pemuda harus tau apa dan bagaimana pajak itu serta di gunakan untuk apa pajak tersebut, tidak Cuma sekedar bersekolah atau kuliah saja, namun juga harus mempunyai link yang luas apalagi soal pajak yang memang sangat dekat hubungannya dengan kehidupan pendidikan. Mahalnya biaya hidup masih hangat menjadi topic perbincangan di berbagai kalangan, termaksud tentang fasilitas umum yang sebenarnya di bangun melalui pajak. Namun tindak lanjut dari pemerintah masih dirasa minim. Walaupun berita-berita menaruh tajuk utama mengenai pajak dan perbaikan fasilitas umum melalui pajak  yang dicanangkan oleh para menteri perpajakan, namun tetap kentara bahwa tindakan yang dilakukan sejauh ini masih omdo alias omong doang, hanya sebatas kata no action.Betapa agen-agen pemerintah saat ini memang kerap kali hanya banyak bicara namun kurang langkah dalam mengantisipasi permasalahan yang ada. Sebenarnya mudah untuk memperbaiki mutu pelayanan publik yang ada. Namun segala sesuatunya itu terbentur dengan alokasi dana yang tidak transparent dan terkesan dibuat-buat, namun semua itu tidak bisa juga di persalah kan hanya dari pihak pemerintah, jiwa muda sebagai aset terbesar negarapun tidak boleh melewatkan apapun, kita harus mengerti bagaimana dunia perpajakan di Indonesia saat ini jangan sampai menjadi aset Negara yang cuek bebek untuk masalah negeri sendiri, apalagi masalh ini sangat dekat kaitannya dengan kehidupan yang kita jalani yang masih berposisi sebagai remaja.
Wajib pajak harus di biasakan sejak dini, bila tidak nanti akan berakhir dengan kisah Gayus yang tiba-tiba jadi tenar gara-gara masalah perpajakan. Setelah tau bagaimana pajak itu, menaati pembayarannya dan kemudian remaja harus mencoba mensosialisasikan implementasi pajak dari hal-hal kecil misalnya dengan memperingati orang tua untuk membayar pajak, mensosialisasikan kepada masyarakat bahwa pajak itu amat penting dan hal lain yang bisa di lakukan sebagai seorang remaja.
Pada konsepnya pajak di pungut oleh pemerintah mempunyai dua fungsi yaitu sebagai fungsi anggaran dan fungsi mengatur, dalam hal fungsi anggaran  pajak merupakan sumber pemasukan kas Negara yang nanti juuga akan di gunakan untuk pengeluaran rutin Negara sedangkan dalam hal sebagai mengatur adalah pajak mempunyai tujuan tertentu dalam hal mengatur dalam bidang social, politik, ekonomi, budaya dan sebagainya sesuai dengan kebijakan yang dikeluarkan oleh kebijakan perintahan.
Kewajiban remaja membahas tentang pajak bukan suatu hal yang tabu hal ini berkaitan dengan pendidikan yang di jalani yang tak terlepas dari perpajakan sebagai sumber yang mengatur masalah pendidikan. Berapa besar persentase alokasi dana di APBN untuk sektor pendidikan? Di beritakan pada RAPBN terakhir bahwa sector pendidikan mendapatkan alokasi dana hampir 20%. Seperti subsidi silang dan program BOS yang dicanangkan baru-baru ini. Meski program tersebut masih dicuil sedikit demi sedikit untuk menggembungkan kantong pribadi. Hal ini yang begitu buruknya merusak moral bangsa dan membunuh karakter bangsa kita yang jujur dan adil. Andaikata korupsi bisa sepenuhnya dihilangkan dari tubuh pemerintahan dan aliran dana dapat di prsentasikan secara transparan dari wakil rakyat kepada rakyatnya, maka pendidikan kita yang mundur ini, dapat kembali maju seperti jaman yang silam. Dan hal ini sebenarnya wajib di ketahui oleh jiwa muda supaya ketika suatu saat posisi mereka berada di posisi sebagai orang besar tidak melakukan penyelewengan seperti yang telah terjadi sebelumnya.
Apakah pemerintahan masa kini telah melupakan masa-masa jaya dimana pelajar-pelajar dari mancanegara dan internasional datang dan berguru di Indonesia tercinta? Kala itu, pendidikan Indonesia tergolong dalam tingkatan superior dan menjadi panutan banyak bangsa-bangsa terutama Negara ASEAN. Kini semua hanya sejarah dan pendidikan kita hampir terpuruk di belakang baik hal fasilitas maupun masalah kualitas hal ini di sebabkan oleh malasnya dan kecilnya kesadaran membayar pajak yang merupakan sumber untuk perbaikan masalah fasilitas umum dan dalam hal pengembangannya serta pengaturan tentang pengunaan pajak tersebut.
Sejarah  juga mencatat bahwa Indonesia banyak kedatangan tamu-tamu asing untuk belajar dan mengemban ilmu. Kiranya hal itu bisa menjadi pemicu bagi pemerintahan kita, agar mereka tidak lupa bahwa misi utama mereka adalah membangun bangsa ini bukan perlahan-lahan menyedot semua sumber daya hingga habis dan tidak menyisakan apapun bagi generasi mendatang, padahal banyak hal lain yang bisa di lakukan dengan menaaati pajak maka keuntungan lain adalah mengurangi pengurasan sumber daya alam sehingga generasi masa yang akan datang masih bisa merasakan bagaimana dan apa sumber daya itu.
Perbaikan alokasi dana dan pelaporan secara transparan bisa menjadi salah satu langkah yang ditempuh pemerintah untuk memperbaiki pendidikan sehingga bukan hanya kalangan atas yang dapat menempuh pendidikan yang layak. Tetapi bahkan rakyat miskin juga dapat mengecap pendidikan dan bisa sejajar dan dibandingkan dengan para ekspatriat yang mulai memenuhi Negara ini, seharusnya jika benar-benar di jalankan UU tentang perpajakan tidak bisa di remehkan banyaknya berdiri sekolah rakyat yang akan mencakup juga masalah kesejahteraan pendidikan rakyat yang di obralkan dalam pasal-pasal baik UUD maupun dalam batang tubuh.
Selain itu remaja juga harus tau syarat pemungutan paja itu sendiri, bagaimana sih sebenarnya, misalnya pemungutan pajak itu harus adil dimana jangan bila dia terlibat dalam birokrasi pemerintahan karena itu dia tidak di pungut pajaknya namun bila rakyat jelata yang mempunyai barang mewah di pungut pajaknya, hal ini sebenarnya mengacu pada pelaksanaan hukum di masyarakat yang di jalankan oleh para oknum-oknum hokum dan intinya dalam pemungutan pajak ini harus lah ada kejujuran sehingga keadilan mudah tercipta. Pemungutan pajak juga tidak bole merugikan perekonomian misalnya dengan memungut pajak pada masyarakat kecil dan menenganh secara berlebihan. Selain itu sebagai kaum muda juga kita harus memikirkan cara bagaimana caranya pemungutan pajak itu haruslah sederhana karena jika tidak kadang-kadang urusan yang ribet membuat orang-orang malas dalam membayar pajak terlebih lagi banyak orang di dunia ini yang masih sangat susah untuk mengeluarkan yang namanya uang meski sebenarnya itu untuk kepentingan Negara.
Melalui kesadaran membayar pajak dan kesadaran untuk terus mengkaji masalah pajak bagi kaulah muda tidak menutup kemungkinan adanya  perbaikan pendidikan, maka masyarakat miskin juga dapat memperbaiki taraf hidup karena menciptakan peluang bekerja. Semuanya itu mengarah kepada satu tujuan yang mulia yaitu membangun bangsa ini, yang menjadi cita-cita bersama sejak lama
Jadi bukan hal yang tabu remaja bahas masalah pajak malah harus sehingga tidak tumbuh kecanggugan dan penyalah gunaan kekuasaan suatu hari kelak.


Biodata
Nama                             :  Nita juniarti
Alamat   sekarang          : Jalan Tanjong 2 no 15 ie masen kaya adang, Banda Aceh.
No.hp                             : 085260069856
Status                             : Mahasiswi sejarah peradaban islam, IAIN AR-RANIRY

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Strategi yang digunakan Nabi Muhammad dalam Perang Uhud

Oleh : Nita Juniarti * Abstrak        Artikel ini memberikan gambaran tentang peristiwa perang Uhud. Perang Uhud adalah perang kedua setelah Badar yang diikuti oleh Nabi Muhamad S.A.W.   Dinamakan Perang Uhud karena Perang ini terjadi di gunung Uhud. Dalam sebuah peperangan tentu saja ada strategi yang digunakan, dalam banyak buku di tulis bahwa pada Perang ini Umat Islam menderita kekalahan dengan strategi bertahan di Kota Madinah namun pada dasarnya Perang ini adalah perang pembersihan umat Islam dari orang-orang Munafik. Perang ini merupakan strategi pembersihan dan memurnikan orang-orang Islam dari orang yang berpura-pura sekaligus membersihkan kota Madinah dari golongan yang mengancam keutuhan Negara Madinah. Keyword : Strategi, Perang , Uhud. Pendahuluan Dalam kamus Bahasa Indonesia, Perang bearti ilmu siasat perang, siasat perang, akal atau tipu muslihat untuk mencapai sesuatu maksud dan tujuan yang telah direncankan. [1] Perang...

Yuk ke Bendungan Brayen, Aceh Besar

Nita Juniarti AcehNews.net –  Bendungan Brayen merupakan hasil dari ekspresi keindahan alam dengan perbuatan manusia. Bendungan ini berada di Leupung, Kabupaten Aceh Besar, Provinsi Aceh jaraknya sekitar 30 Kilomoter  dari Banda Aceh. Tidak sulit mencarinya, melewati jalur pantai Barat-Selatan, nanti Anda akan menemukan papan bertuliskan  “Wisata Brayen”. Kemudian dari arah pintu masuk tersebut Anda bisa terus berjalan ke lokasi wisata, lebih kurang 100 meter. Ada yang view yang indah saat Anda melintas di jalan masuk tersebut. Jalan lintasan masyarakat kampung yang masih alami ini akan memberi  landscape , sawah tadah hujan dan masyarakat yang berlalu lalang. Jika sedang musim hujan maka harus ekstra hati-hati saat melalui jalan ini. Nita Juniarti-Teman KPM PAR MAheng Biasanya tempat ini dikunjungi oleh keluarga, kaulah muda di hari libur khususnya pukul 15.00 yang paling ramai dikunjungi. Tiket masuknya hanya Rp2.000 per orang dan parkir dengan harga...

Cerita Film : Jembatan Pensil

Film Jembatan pensil. Latar belakang dari film ini adalah suasana di perkampungan suku Muna, Sulawesi Tenggara. Menariknya, film yang mengangkat kisah Ondeng, si anak berkebutuhan khusus tapi selalu setia pada teman-temannya. Empat sekawan itu bernama Inal, Aska, Nia dan Ondeng berjuang mencari pendidikan dari guru mereka di sebuah sekolah gratis. Inal dan Ondeng sama-sama memiliki kekurangan fisik dan mental. Inal adalah anak tuna netra, sedangkan Ondeng terbelakang secara mental. Keterbatasan yang mereka miliki tak pernah sedikitpun melunturkan niat mereka mencari pendidikan. Ondeng, sangat pintar menggambar. Semua dia gambar salah satu gambarnya adalah jembatan yang sering di lewati oleh teman-temannya. Ondeng rajin sekali menabung, sebab jembatan yang teman-temannya lewati sudah sangat rapuh. Ia ingin menganti jembatan itu. Namun, uang Ondeng belum cukup untuk membuat jembatan malah suatu hari jembatan itu  rubuh saat mereka melintas. Ondeng yang rumahnya lebih jauh dan s...