Langsung ke konten utama

KENDURI BLANG

Sebuah kebiasaan yang dilakukan secara turun temurun oleh masyarakat Aceh, sebelum melakukan kegiatan turun ke sawah, terlebih dahulu dilakukan upacara adat yang dikenal dengan keunduri blang. Keunduri atau kanduri blang merupakan salah satu kegiatan adat yang dilakukan setiap akan turun ke sawah.

Keunduri blang merupakan satu dari sekian banyaknya kanduri-kanduri yang berlaku dalam masyarakat Aceh, Di Aceh banyak sekali kenduri-kenduri yang dilakukan sebagai pelengkap adat dan bahkan setiap bulannya ada saja kenduri dan upacara adat misalnya ada kanduri bungong kayee, kanduri rabu abeh/tulak bala, kanduri laot, kaduri gunong, dan lain-lain. Kanduri-kanduri tersebut merupakan warisan leluhur yang dilakukan dengan cara-cara Islami. Secara umum, kanduri ini merupakan bentuk rasa syukur kepada Allah swt.

Kegiatan merupakan upacara adat yang dilakukan saat dimulainya kegiatan turun ke sawah. Biasanya, dalam upacara ini akan dilakukan penyembelihan kerbau (dalam 5 tahun sekali) serta membawa nasi oleh masing-masing aneuk blang (petani sawah).

Dalam acara ini, segala peralatan pertanian akan ditepung-tawari. Tepung tawar itu dilakukan usai doa. Sepertiga malamnya dilakukan penanaman padi perdana oleh keujrun blang beserta peutuha gampong, sebagai simbol dimulainya turun ke sawah.

Kemudian dilanjutkan dengan membawa kue apam atau leumang.Saat padi mulai akan tumbuh. Selamjutbya ada kenduri Keunduri Bungoeng Pade, yakni upacara adat yang dilakukan ketika padi mulai bunting (beuteng). Dalam upacara ini, setiap aneuk blang diharuskan membawa nasi satu rantang.

Baik keunduri tron u paya, keunduri apam maupun keunduri bu, tujuan utamanya adalah untuk menolak segala bala atau penyakit yang dapat menyerang padi, seperti hama wereng, tikus, ulat padi, burung, dan penyakit padi lainnya.

Upacara-upacara adat ini diisi dengan doa tulak bala, tepung tawar (peusunteng/peusijuk). Sementara makanan dan minuman (nasi, apam, leumang dan kopi) yang dibawa saat kenduri akan dimakan secara bersama-sama oleh setiap orang yang hadir.

Manakal ada sisa, makanan itu akan diberikan kepada fakir miskin dan anak-anak yatim di daerah tersebut. Prosesnya, beberapa nasi dan apam dimasukkan kedalam timba. Setiap petani akan dipercikkan ke beberapa bagian padi yang sedang tumbuh atau padi yang sedang bunting.

Di sela-sela acara berlangsung, keujruen blang atau orang yang dituakan dalam kampung seperti geuchik dan imum chik, akan memberikan arahan mengenai tata cara serta aturan-aturan yang berlaku di dalam sawah. Aturan-aturan ini wajib dipatuhi oleh setiap orang, terutama aneuk blang.

Apabila ada pelanggaran dari aturan yang sudah ditetapkan, si pelanggar akan dikenakan sanksi adat yang berlaku. Peraturan tersebut seperti pantangan menutup kepala dengan baju, pantangan berselubung/berselimut dengan kain sarung atau kain panjang, pantang memanggil orang di sawah dari kejauhan, pantang bertengkar/berkelai di dalam sawah, pantang memotong pandan dan sagu ketika padi sedang berbuah, dan lainnya

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Yuk ke Bendungan Brayen, Aceh Besar

Nita Juniarti AcehNews.net –  Bendungan Brayen merupakan hasil dari ekspresi keindahan alam dengan perbuatan manusia. Bendungan ini berada di Leupung, Kabupaten Aceh Besar, Provinsi Aceh jaraknya sekitar 30 Kilomoter  dari Banda Aceh. Tidak sulit mencarinya, melewati jalur pantai Barat-Selatan, nanti Anda akan menemukan papan bertuliskan  “Wisata Brayen”. Kemudian dari arah pintu masuk tersebut Anda bisa terus berjalan ke lokasi wisata, lebih kurang 100 meter. Ada yang view yang indah saat Anda melintas di jalan masuk tersebut. Jalan lintasan masyarakat kampung yang masih alami ini akan memberi  landscape , sawah tadah hujan dan masyarakat yang berlalu lalang. Jika sedang musim hujan maka harus ekstra hati-hati saat melalui jalan ini. Nita Juniarti-Teman KPM PAR MAheng Biasanya tempat ini dikunjungi oleh keluarga, kaulah muda di hari libur khususnya pukul 15.00 yang paling ramai dikunjungi. Tiket masuknya hanya Rp2.000 per orang dan parkir dengan harga...

makalah ISBD : masyarakat Kota dan Desa

MASYARAKAT DESA DAN KOTA D I S U S U N Oleh : Kelompok III KHAIRINA                 (511102479) PARDI                                     (511102485) NURHASANAH         (511002209) FAKULTAS ADAB JURUSAN ASK INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI AR-RANIRY 201 2 KATA PENGANTAR              Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan kesehatan kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah. Shalawat serta salam tidak lupa kami limpahkan kepada baginda alam kita           Nabi             Muhammad ...

Strategi yang digunakan Nabi Muhammad dalam Perang Uhud

Oleh : Nita Juniarti * Abstrak        Artikel ini memberikan gambaran tentang peristiwa perang Uhud. Perang Uhud adalah perang kedua setelah Badar yang diikuti oleh Nabi Muhamad S.A.W.   Dinamakan Perang Uhud karena Perang ini terjadi di gunung Uhud. Dalam sebuah peperangan tentu saja ada strategi yang digunakan, dalam banyak buku di tulis bahwa pada Perang ini Umat Islam menderita kekalahan dengan strategi bertahan di Kota Madinah namun pada dasarnya Perang ini adalah perang pembersihan umat Islam dari orang-orang Munafik. Perang ini merupakan strategi pembersihan dan memurnikan orang-orang Islam dari orang yang berpura-pura sekaligus membersihkan kota Madinah dari golongan yang mengancam keutuhan Negara Madinah. Keyword : Strategi, Perang , Uhud. Pendahuluan Dalam kamus Bahasa Indonesia, Perang bearti ilmu siasat perang, siasat perang, akal atau tipu muslihat untuk mencapai sesuatu maksud dan tujuan yang telah direncankan. [1] Perang...