Kubah Masjid Al-Tsunami begitu orang-orang menyebutnya. Kubah ini letaknya di tengah sawah, di sekitar lereng gunung. Hanya kubah, tidak ada bangunan utuh selayaknya masjid. Awalnya perjalanan ini bermula dari melihat sebuah foto di facebook seorang teman, rasanya penasaran ingin melihat langsung kubah tesebut hingga akhirnya pada Sabtu(24/1) penulis berhasil menjejakkan kaki Kubah mesjid tengah Sawah setelah 10 tahun tsunami yang maha dahsyat hingga adanya kubah ini di tengah sawah. Seorang pengurus kubah Al-tsunami yang bernama Sariana menghampiri Kami, menyuruh mengisi buku tamu. Sedikit diceritakan tentang kubah ditengah sawah meski beliau harus buru-buru menjemput anaknya dari sekolah. “Ini Cuma kubah dek, Mesjidnya dulu di desa Lamteungoh yang berjarak 2,5 KM dari sini. Waktu tsunami kubah ini terbawa ke tengah sawah desa kami, desa Gurah, Peukan Bada.” Cerita Sariana yang berprofesi sebagai ibu rumah tangga dan istrinya geucik gampong. Kami shalat
Zijjue El Syifa : Tetap menjadi pengobat dimanapun