Langsung ke konten utama

Surat Untuk Ibu Mertua :D

Ibu, Putra kesayanganmu sudah menjadi dewasa sehingga ia harus melengkapi agamanya dengan pernikahan. Ibu, saat Ia menikah anakmu tambah satu :) maksudku engkau akan punya menantu. Dan wanita itu adalah Aku, Aku bersyukur Tuhan memilihku untuk menjadi anakmu.
Ibu, terima kasih sudah membesarkannya dan mendampinginya menjadi orang hebat seperti saat ini. Terima kasih juga sudah merelakanya menjadi milikku dan meridhoiku sebagai pendampingnya :)
Ibu, Engkau adalah ibu terhebat dan aku tidak mampu menyaingimu sebagai wanita terhebat dalam hidupnya. Ibu, terima kasih karena mau menerimaku. Aku gadis  biasa-biasa saja sehingga amat takut engkau tidak menerimaku.
Aku ingat ketika kali pertama aku diajak berkunjung ke rumah Ibu. Aku gugup luar biasa, takut jika Ibu akan menolakku. Namun nyatanya Aku di terima.  Sekali lagi terima kasih Bu.
Bu, aku memang gadis yang biasa saja. Aku tak pandai  berbedak dan bergincu. Selera pakaianku biasa saja. Pakaian yang kukenakan selalu itu-itu saja. Bahkan, aku juga tidak terlalu mengikuti gaya berpakaian gadis jaman sekarang.
Untuk urusan dapur, masakan andalanku hanyalah telur dadar saja,karena itu mudah meski kadang keasinan. Maafkan aku karena belum bisa menyiapkan santapan lezat seperti yang engka sediakan untuk putramu.
Jika dibandingkan dengan gadis lainnya, aku memang kalah menawan. Namun, Ibu tidak usah meragukan kadar cintaku kepada putramu. Ya, aku mencintainya. Aku berjanji pada Ibu bahwa dengan segala kekurangan yang aku miliki aku akan membahagiakan putra kesayanganmu.
 Ibu, di balik kekurangan yang aku miliki, aku selalu ingin belajar. Ya, aku ingin menjadi istri yang istimewa bagi calon suamiku. Aku mulai belajar urusan dapur, pakaian dan lain-lain. Bersediakah Ibu membagikan resep makanan kesukaan putramu? ajari aku bu, bimbing Aku :D
Aku ingin bisa menjahit, Supaya nantinya aku bisa membuatkan buah hatiku baju mungil berlogo nama lahirnya sebagaimana Ibu selalu membuatkan putramu baju-baju lucu nan menggemaskan ketika ia masih bayi.
Ibu, sebentar lagi hari bahagiaku dan putramu akan segera tiba. Ya, kami akan berakad di hadapan semua saksi. Aku akan menjadi teman hidupnya yang akan selalu menemaninya melewati masa-masa suka maupun masa terendah dalam kehidupan.
Ibu tidak usah khawatir, saat nanti putramu sudah menjadi suamiku, kami masih akan sering-sering berkunjung. Putra Ibu tidak akan kemana-mana, ia masih akan menjadi putra kesayangan Ibu.
Ibu, tidak usah cemas jika aku akan menggantikan posisi ibu. Suamiku harus punya 2 wanita hebat dalam hidupnya yaitu Aku, wanita yang akan mendampinginya dan Ibu, wanita yang telah melahirkannya ke dunia.

Dariku,
Gadis sederhana yang sudah siap mendampingi hidup putra kesayanganmu


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Yuk ke Bendungan Brayen, Aceh Besar

Nita Juniarti AcehNews.net –  Bendungan Brayen merupakan hasil dari ekspresi keindahan alam dengan perbuatan manusia. Bendungan ini berada di Leupung, Kabupaten Aceh Besar, Provinsi Aceh jaraknya sekitar 30 Kilomoter  dari Banda Aceh. Tidak sulit mencarinya, melewati jalur pantai Barat-Selatan, nanti Anda akan menemukan papan bertuliskan  “Wisata Brayen”. Kemudian dari arah pintu masuk tersebut Anda bisa terus berjalan ke lokasi wisata, lebih kurang 100 meter. Ada yang view yang indah saat Anda melintas di jalan masuk tersebut. Jalan lintasan masyarakat kampung yang masih alami ini akan memberi  landscape , sawah tadah hujan dan masyarakat yang berlalu lalang. Jika sedang musim hujan maka harus ekstra hati-hati saat melalui jalan ini. Nita Juniarti-Teman KPM PAR MAheng Biasanya tempat ini dikunjungi oleh keluarga, kaulah muda di hari libur khususnya pukul 15.00 yang paling ramai dikunjungi. Tiket masuknya hanya Rp2.000 per orang dan parkir dengan harga yang sama. Air s

Cerita Film : Jembatan Pensil

Film Jembatan pensil. Latar belakang dari film ini adalah suasana di perkampungan suku Muna, Sulawesi Tenggara. Menariknya, film yang mengangkat kisah Ondeng, si anak berkebutuhan khusus tapi selalu setia pada teman-temannya. Empat sekawan itu bernama Inal, Aska, Nia dan Ondeng berjuang mencari pendidikan dari guru mereka di sebuah sekolah gratis. Inal dan Ondeng sama-sama memiliki kekurangan fisik dan mental. Inal adalah anak tuna netra, sedangkan Ondeng terbelakang secara mental. Keterbatasan yang mereka miliki tak pernah sedikitpun melunturkan niat mereka mencari pendidikan. Ondeng, sangat pintar menggambar. Semua dia gambar salah satu gambarnya adalah jembatan yang sering di lewati oleh teman-temannya. Ondeng rajin sekali menabung, sebab jembatan yang teman-temannya lewati sudah sangat rapuh. Ia ingin menganti jembatan itu. Namun, uang Ondeng belum cukup untuk membuat jembatan malah suatu hari jembatan itu  rubuh saat mereka melintas. Ondeng yang rumahnya lebih jauh dan selal

Prasangka

  Meski sudah belajar banyak, meski sudah tau tips ini itu, sungguh tidak mudah bagi seorang perempuan mengatasi perasaannya sendiri, rasanya teramat mustahil baginya setiap kali ia mengalami guncangan perasaan. Jun dan Wi jarang bertengkar, selama LDRan, Dunia yang berada dalam resesi membuat mereka semakin kalut dengan pertahanan masing-masing. Rencana pernikahan harus ditunda, keadaan tidak memungkinkan. Biasanya salah satu dari mereka mengalah agar tidak terjadi pertengkaran hebat, tapi tidak malam itu, mereka sama-sama jenuh.  "Aku capek sekali, berusaha sebisa mungkin  untuk niat baik. Tapi barangkali kau memahaminya berbeda" teriak Jun diseberang sana  "Kalo kau capek : berhentilah" Wi balas berteriak "Cari uang untuk bisa melamarmu siang dan malam, yakinkan Umi, mama, kamu, dan bahkan meyakinkan dirimu juga aku, semuanya harus kulakukan sendiri. Aneh, bukannya kau yang terdengar ingin berhenti" "Dan aku ga pernah ada bersama kau?" "J