Mohon jangan tertawa ketika kamu membaca suratku ini.
Aku memiliki cinta yang dalam. Perasaan yang kupunya memang tak pernah padam. Kata cinta juga tak lagi cukup untuk menggambarkan rasa menggebu serta kebun bunga yang tersemai rapi di hatiku. Berlebihankah jika aku ingin menjadi pendampingmu di masa depan?
Aku tahu, aku bukanlah manusia pertama karena sudah begitu hukumnya bukan? Ruang hatimu kosong dan Aku melihat bekas luka disana :D wah lumayan banyak yaaa. Ada beberapa wanita yang melihat-lihat, menumpang berteduh, berlalu lalang, hingga memutuskan untuk bersemayam sejenak di sana. Tak apa, itu semua memang bagian dari perjalanan serta proses pendewasaan. Aku tidak cemburu, mungkin justru tanpa kehadiran mereka dulu, tak akan kutemui sosokmu yang sekarang. Pantaslah jika aku menghaturkan terima kasih kepada para wanita yang pernah ada di hidupmu. Menjadikanmu sosok baru yang dewasa karena manis-asinya dunia asmara.
Doa yang kulantunkan tiap petang juga jauh dari keistimewaan. Hanya keinginan sederhana yang tertimbun di sana. Aku tidak ingin menjadi wanita yang serba bisa dan sukses dalam segala hal.
Ya, doa yang kupanjatkan tiap malam hanyalah supaya aku bisa mengiringi langkahmu di masa depan. Semoga aku lah yang menjadi penghuni terakhir dari hatimu.
Semoga keinginanku ini tidak berlebihan dan semoga kamu pun mengiyakan.
Komentar
Posting Komentar