Langsung ke konten utama

Jalan tikus menuju antrean kekuasaan

saat ini, puluhan pasangan calon yang telah mengajukan diri menjadi pemimpin setiap daerah. Konon, bulan mendatang akan di laksanakannya pilkada dan pemilihan bupati. Bukan rahasia jika ada yang telah menjadi pejabat ada yang mencoba peruntungan di pemilu mendatang, istilahnya sih 'mana tau terpilih lagi'. Jika mencontoh negara maju seperti Amerika serikat, menjadi presiden saja mereka enggan dua kali apalagi pejabat-pejabat di tingkat dua istilahnya sih "gak banget, masih ada kesempatan orang lain". Padahal prilaku masa lalu saat mereka menjabat tidak etis merupakan pelajaran pahit yang harus selalu di ingat. Tentu saja setiap media telah merekam apa saja jalan "tikus" yang mereka gunakan untuk mengalahkan lawan-lawan politiknya hingga mereka menjabat. Yang di maksud jalan "tikus" di sini adalah jalan pintas menuju antrean kekuasaan, karena bukan satu dua orang yang mencalonkan diri menjadi pejabat tinggi negeri ini namun ada beberapa calon, yang tentu saja siapa yang lebih lincah mengambil perhatian masyarakat awam dengan "uang receh" saja bisa menjadi gebernur,bupati dan sebagainya. Banyaknya orang yang ingin menjabat dan banyaknya calon yang mendaftar tidak

menutup kemungkinan banyaknya jalan "tikus" yang mereka gunakan guna menuntaskan antrean panjang lawan-lawan politik mereka.


Kata-kata saja tak cukup


  Saat kampanye begitu banyak para calon pemimpin kita mengubar "janji manis" yang sepertinya hanya terucap lewat kata-kata saja yang sering kali saat mereka menjabat, janji tersebut seolah tak pernah ada. Begitu banyak yang mengatakan bahwa dengan menjadi wakil pejabat bisa di lakukan pengabdian kepada masyarakat luas padahal terkadang kata-kata itu hanya jalan "tikus" untuk mengelabui para rakyat awam yang tidak mengetahui bagaimana sebenarnya pemimpin yang akan membagun Negeri ini. Bukan sekedar kata-kata melakukan pengabdian yang berupa usaha untuk menuntaskan problematika dalam kehidupan rakyat yang akan di pimpinnya nanti setelah dia terpilih.


Orang yang tidak mengunakan jalan "tikus" dibutuhkan untuk membangun Aceh

 Aceh merupakan salah satu wilayah di Indonesia yang kaya akan sumberdaa alam, namun miskin dengan sumber daya manusia, hal ini merupakan tugas dari para pemimpin yang akan menjabat di masa akan datang karena untuk membangun Aceh di butuhkan orang-orang yang berjiwa sehat yang menganggap bahwa setiap orang Aceh berhak

Mendapatkan kelayakan hidup, jika memang dia pinter di pekerjakan pada instansi untuk kesejahteraan kehidupan bermasyarakat. Sehingga tidak ada suatu daerah lebih maju dari pada daerah yang lain, maksudnya setiap wilayah menerima kesejahteraan sosial yang merata.
Kita berharap, semua yang menjadi pejabat di Aceh adalah orang-orang yang benar-benar murni yang tidak menggunakan 'jalan tikus' menuju kekuasaan yang di impikannya, orang yang akan menjabat tersebut adalah orang yang berwatak pengabdian pada masyarakat. Dengan demikina besar harapan yang akan menjabat adalah orang yang mmpu meningkatkan kualitas pembangunan,pendidikan,kesehatan sekaligus pemberdayaan tenaga kerja manusia profesional di bidangnya serta menggunakan cara-cara yang baik bukan dengan jalan kelicikan hayauntuk medaptkan sebuah kursi yang akhirnya bukan menimbulkan kesejahteraan malah kebencian dari masyakat saat dia selesai menjabat.Kita harap masyarakat sendiripun bisa bijak memilih pemimpin yang akan memimpin Aceh dalam 5 tahun yang akan datang.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Strategi yang digunakan Nabi Muhammad dalam Perang Uhud

Oleh : Nita Juniarti * Abstrak        Artikel ini memberikan gambaran tentang peristiwa perang Uhud. Perang Uhud adalah perang kedua setelah Badar yang diikuti oleh Nabi Muhamad S.A.W.   Dinamakan Perang Uhud karena Perang ini terjadi di gunung Uhud. Dalam sebuah peperangan tentu saja ada strategi yang digunakan, dalam banyak buku di tulis bahwa pada Perang ini Umat Islam menderita kekalahan dengan strategi bertahan di Kota Madinah namun pada dasarnya Perang ini adalah perang pembersihan umat Islam dari orang-orang Munafik. Perang ini merupakan strategi pembersihan dan memurnikan orang-orang Islam dari orang yang berpura-pura sekaligus membersihkan kota Madinah dari golongan yang mengancam keutuhan Negara Madinah. Keyword : Strategi, Perang , Uhud. Pendahuluan Dalam kamus Bahasa Indonesia, Perang bearti ilmu siasat perang, siasat perang, akal atau tipu muslihat untuk mencapai sesuatu maksud dan tujuan yang telah direncankan. [1] Perang...

makalah ISBD : masyarakat Kota dan Desa

MASYARAKAT DESA DAN KOTA D I S U S U N Oleh : Kelompok III KHAIRINA                 (511102479) PARDI                                     (511102485) NURHASANAH         (511002209) FAKULTAS ADAB JURUSAN ASK INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI AR-RANIRY 201 2 KATA PENGANTAR              Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan kesehatan kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah. Shalawat serta salam tidak lupa kami limpahkan kepada baginda alam kita           Nabi             Muhammad ...

Cerita Film : Jembatan Pensil

Film Jembatan pensil. Latar belakang dari film ini adalah suasana di perkampungan suku Muna, Sulawesi Tenggara. Menariknya, film yang mengangkat kisah Ondeng, si anak berkebutuhan khusus tapi selalu setia pada teman-temannya. Empat sekawan itu bernama Inal, Aska, Nia dan Ondeng berjuang mencari pendidikan dari guru mereka di sebuah sekolah gratis. Inal dan Ondeng sama-sama memiliki kekurangan fisik dan mental. Inal adalah anak tuna netra, sedangkan Ondeng terbelakang secara mental. Keterbatasan yang mereka miliki tak pernah sedikitpun melunturkan niat mereka mencari pendidikan. Ondeng, sangat pintar menggambar. Semua dia gambar salah satu gambarnya adalah jembatan yang sering di lewati oleh teman-temannya. Ondeng rajin sekali menabung, sebab jembatan yang teman-temannya lewati sudah sangat rapuh. Ia ingin menganti jembatan itu. Namun, uang Ondeng belum cukup untuk membuat jembatan malah suatu hari jembatan itu  rubuh saat mereka melintas. Ondeng yang rumahnya lebih jauh dan s...