Langsung ke konten utama

Generasi berbahaya

Beberapa orang berfikir kalau pendidikan harus utama, IPK tinggi harus prioritas, beberapa yang lain berfikir skill paling penting, tidak sedikit yang berteriak bahwa yang terpenting adalah organisasi. Apakah ini salah? tentu tidak, semuanya adalah benar tergantung pribadi masing-masing. Kita bisa berprinsip apa saja dan bagaimana saja yang kita inginkan asal tidak terganggu agama ga masalah lagi pula itu hanya urusan dunia. Yang riskan masalah dalam hidup hanya urusan agama saja, tidaklah perlu berteriak sana sini "IPK Ga Penting", "Organisasi Penting banget", kamu harus punya skill dalam hidup kalo ga bakal jadi pesuruh terus. dan ungkapan lainnya, sebab semakin sering kita membuat sedemikian, semakin terlihat bahwa kita ini benar-benar kerdil dan picik dan juga terlihat amat egois dengan pemikiran kita sendiri, dilihat dari kacamata apapun ini terlihat seperti pembelaan terhadap kelebihan diri dan menutup kekurangan dari mata manusia awam.

Segelintir orang merasa bangga sekali dengan memajang foto pacarnya kalo bisa sejam sekali lewat di Beranda. sebagian lain, bangga sekali memajang foto pasangan halal mereka atau sekedar foto berdua dengan pasangan halal, tidak sedikit yang memamerkan status-status seputar pernikahan dan pacaran. Apakah ini salah? entahlah, kejam sekali rasanya manusia dua jenis di atas mereka membuat para singel yang menjaga hati menjadi putus asa dalam hidupnya, mereka iri melihat orang pacaran lantas kepengen pacaran, mereka sirik melihat orang yang baru menikah tapi belum mampu akhirnya berbuat konyol. apakah mereka salah? entahlah, tidak tau bagaimana penjelasannya kita sudah dicap menjadi generasi kejam, generasi berbahaya ditelurkan dari generasi kurang hajar. Pamer sudah menjadi sikap kita, tidak dapat diperbaiki, kebutuhan yang urgen.

Dunia sudah tidak bisa dibedakan lagi antara memberi nasehat dan ingin kelihatan keren atau alim. dunia tidak bisa dibedakan lagi antara ingin terlihat murah hati bersedekah atau pamer harta. Dunia sudah susah dibedakan antara maya dan nyata. Hidup di dunia abu-abu.

*Catatan malam ini dibuat untuk menegur diri sendiri.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Strategi yang digunakan Nabi Muhammad dalam Perang Uhud

Oleh : Nita Juniarti * Abstrak        Artikel ini memberikan gambaran tentang peristiwa perang Uhud. Perang Uhud adalah perang kedua setelah Badar yang diikuti oleh Nabi Muhamad S.A.W.   Dinamakan Perang Uhud karena Perang ini terjadi di gunung Uhud. Dalam sebuah peperangan tentu saja ada strategi yang digunakan, dalam banyak buku di tulis bahwa pada Perang ini Umat Islam menderita kekalahan dengan strategi bertahan di Kota Madinah namun pada dasarnya Perang ini adalah perang pembersihan umat Islam dari orang-orang Munafik. Perang ini merupakan strategi pembersihan dan memurnikan orang-orang Islam dari orang yang berpura-pura sekaligus membersihkan kota Madinah dari golongan yang mengancam keutuhan Negara Madinah. Keyword : Strategi, Perang , Uhud. Pendahuluan Dalam kamus Bahasa Indonesia, Perang bearti ilmu siasat perang, siasat perang, akal atau tipu muslihat untuk mencapai sesuatu maksud dan tujuan yang telah direncankan. [1] Perang...

makalah ISBD : masyarakat Kota dan Desa

MASYARAKAT DESA DAN KOTA D I S U S U N Oleh : Kelompok III KHAIRINA                 (511102479) PARDI                                     (511102485) NURHASANAH         (511002209) FAKULTAS ADAB JURUSAN ASK INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI AR-RANIRY 201 2 KATA PENGANTAR              Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan kesehatan kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah. Shalawat serta salam tidak lupa kami limpahkan kepada baginda alam kita           Nabi             Muhammad ...

Cerita Film : Jembatan Pensil

Film Jembatan pensil. Latar belakang dari film ini adalah suasana di perkampungan suku Muna, Sulawesi Tenggara. Menariknya, film yang mengangkat kisah Ondeng, si anak berkebutuhan khusus tapi selalu setia pada teman-temannya. Empat sekawan itu bernama Inal, Aska, Nia dan Ondeng berjuang mencari pendidikan dari guru mereka di sebuah sekolah gratis. Inal dan Ondeng sama-sama memiliki kekurangan fisik dan mental. Inal adalah anak tuna netra, sedangkan Ondeng terbelakang secara mental. Keterbatasan yang mereka miliki tak pernah sedikitpun melunturkan niat mereka mencari pendidikan. Ondeng, sangat pintar menggambar. Semua dia gambar salah satu gambarnya adalah jembatan yang sering di lewati oleh teman-temannya. Ondeng rajin sekali menabung, sebab jembatan yang teman-temannya lewati sudah sangat rapuh. Ia ingin menganti jembatan itu. Namun, uang Ondeng belum cukup untuk membuat jembatan malah suatu hari jembatan itu  rubuh saat mereka melintas. Ondeng yang rumahnya lebih jauh dan s...