Langsung ke konten utama

Surat Cinta untuk Calon Suamiku


Bang, hari di luar hujan lebat dan berkepanjagan. Tidak ada matahari di luar sana, mendung sudah menguasai alam tapi masih ada slide wajahmu di sana. Hujan yang turun mengantar senyummu, ingin kurangkai mimpi bersama gumpalan anggan tapi sekeranjang ideku sirna sudah untuk kutuliskan. Aku menulis ini hanya untukmu, bukan untuk yang lain.
Bang, aku dan kamu tidak saling tau ketika akad belum mempertemukan kita atau mungkin saja kita saling mengenal hanya tidak saling tau jika kita diciptakan untuk bersama sesuai dengan tulisan yang ditulis-Nya.
Bang, sebelum ini aku mengirimkan surat untuk ibumu mengatakan aku ini hanya orang yang memasak air saja hagus rasanya dan segala kekuranganku untuk mendampingimu, putranya. Kali ini surat yang kutulis untukmu di hari hujan ini supaya kita saling tidak kemana-mana supaya bertemu di masa yang ditentukan.
Bang, jika kau masih lalai dengan kegiatanmu melintas dunia Tuhan yang sebegitu luasnya tapi ingatlah aku masih di sini menunggumu menghampiriku lalu menunjukkanku jalan menuju akhirat Tuhan dengan surga-Nya yang tiada bandingnya dari segala tanah yang kau pijak di bumi ini.
Bang, menjadi nakal adalah biasa di dunia masa lajang kita tapi kau tidak mungkin membanggakan betapa kelamnya masa lajangmu pada anak-anakmu kelak kan? Seperti seberapa banyak perempuan yang kau buat menangis, berapa bungkus rokok yang kau hisap atau berapa kali kau kebut-kebutan di jalanan? Sebagai ayah, ada dongeng tentang betapa perkasanya dirimu menahan diri dari melihat perempuan yang bukan muhrimmu, tentang kisah kau menjuarai mengaji dan bagusnya akhlakmu masa sekolah tidak mesti kau pintar sekali di sekolah.
Bang, ceritakan suatu hari pada anak-anakmu bahwa hafalanmu membuatku jatuh terduduk tak sadarkan diri sangking terharunya meski yang kau hafal hanya “an-naba” sehingga membuatku jatuh hati berkali-kali padaku.
Bang, anak-anak mewarisi karakter hebat dari ayahnya maka jadilah kuat sehingga anak-anak akan tumbuh menjadi orang yang dicintai akhirat.
Bang, perkuatkan ajaran agama supaya kau bisa mendidikku sebagai madrasah pertama anak-anakmu dan aku bisa belajar banyak untuk menjadi madrasah terbaik bagi anak-anak kita. Aku belajar darimu segala tentang agama kita kemudian mengajari anak-anak kita tentang yang kau ajarkan padaku supaya ketika kita meninggal, anak-anak masih mengangkat tangannya dan berdoa “ampunilah dosa Ayah dan Ibuku”.
Bang, jika kita sudah menikah nanti aku mohon bimbinglah aku dan luruskan aku sebab hakikatku tulang rusuk yang bengkok hanya kaulah yang akan meluruskannya.
Bang, jika aku benar maka terimalah pendapatku karena kita harus selalu menjadi sepasang sayap yang saling melengkapi agar bisa terbang bersama menuju surga ilahi membawa anak-anak kita bersama.
Terakhir… kujaga kau dalam doaku maka jagalah aku dalam sujud panjangmu.
Aku dan kau bukan orang baik tapi kita masih punya kesempatan menjadi orang baik dan menjadi orang yang diinginkan Tuhan.

NJ

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Strategi yang digunakan Nabi Muhammad dalam Perang Uhud

Oleh : Nita Juniarti * Abstrak        Artikel ini memberikan gambaran tentang peristiwa perang Uhud. Perang Uhud adalah perang kedua setelah Badar yang diikuti oleh Nabi Muhamad S.A.W.   Dinamakan Perang Uhud karena Perang ini terjadi di gunung Uhud. Dalam sebuah peperangan tentu saja ada strategi yang digunakan, dalam banyak buku di tulis bahwa pada Perang ini Umat Islam menderita kekalahan dengan strategi bertahan di Kota Madinah namun pada dasarnya Perang ini adalah perang pembersihan umat Islam dari orang-orang Munafik. Perang ini merupakan strategi pembersihan dan memurnikan orang-orang Islam dari orang yang berpura-pura sekaligus membersihkan kota Madinah dari golongan yang mengancam keutuhan Negara Madinah. Keyword : Strategi, Perang , Uhud. Pendahuluan Dalam kamus Bahasa Indonesia, Perang bearti ilmu siasat perang, siasat perang, akal atau tipu muslihat untuk mencapai sesuatu maksud dan tujuan yang telah direncankan. [1] Perang...

Yuk ke Bendungan Brayen, Aceh Besar

Nita Juniarti AcehNews.net –  Bendungan Brayen merupakan hasil dari ekspresi keindahan alam dengan perbuatan manusia. Bendungan ini berada di Leupung, Kabupaten Aceh Besar, Provinsi Aceh jaraknya sekitar 30 Kilomoter  dari Banda Aceh. Tidak sulit mencarinya, melewati jalur pantai Barat-Selatan, nanti Anda akan menemukan papan bertuliskan  “Wisata Brayen”. Kemudian dari arah pintu masuk tersebut Anda bisa terus berjalan ke lokasi wisata, lebih kurang 100 meter. Ada yang view yang indah saat Anda melintas di jalan masuk tersebut. Jalan lintasan masyarakat kampung yang masih alami ini akan memberi  landscape , sawah tadah hujan dan masyarakat yang berlalu lalang. Jika sedang musim hujan maka harus ekstra hati-hati saat melalui jalan ini. Nita Juniarti-Teman KPM PAR MAheng Biasanya tempat ini dikunjungi oleh keluarga, kaulah muda di hari libur khususnya pukul 15.00 yang paling ramai dikunjungi. Tiket masuknya hanya Rp2.000 per orang dan parkir dengan harga...

Cerita Film : Jembatan Pensil

Film Jembatan pensil. Latar belakang dari film ini adalah suasana di perkampungan suku Muna, Sulawesi Tenggara. Menariknya, film yang mengangkat kisah Ondeng, si anak berkebutuhan khusus tapi selalu setia pada teman-temannya. Empat sekawan itu bernama Inal, Aska, Nia dan Ondeng berjuang mencari pendidikan dari guru mereka di sebuah sekolah gratis. Inal dan Ondeng sama-sama memiliki kekurangan fisik dan mental. Inal adalah anak tuna netra, sedangkan Ondeng terbelakang secara mental. Keterbatasan yang mereka miliki tak pernah sedikitpun melunturkan niat mereka mencari pendidikan. Ondeng, sangat pintar menggambar. Semua dia gambar salah satu gambarnya adalah jembatan yang sering di lewati oleh teman-temannya. Ondeng rajin sekali menabung, sebab jembatan yang teman-temannya lewati sudah sangat rapuh. Ia ingin menganti jembatan itu. Namun, uang Ondeng belum cukup untuk membuat jembatan malah suatu hari jembatan itu  rubuh saat mereka melintas. Ondeng yang rumahnya lebih jauh dan s...