6 bulan setelah pulang dari Luwuk-Banggai, dunia dogeng sebagai pengajar muda berakhir. Dunia dogeng kedua tentang Aceh Peace Camp dengan tema "kampungku sayang" tema dibuat oleh rumah relawan remaja.
40 orang yang ikut menempuh jalanan yang terjal, berbatu dan kadang terjatuh. 1 Juli 2018, pelatihan fisik di Cot Tulo Po, Aceh Besar. Kenapa ini penting? Karena menjadi guru/pengajar/orang yang ingin mengabdi ke kampung harus punya fisik yang kuat lagi pula nabi bilang bahwa mukmin yang kuat lebih dicintai.
Perjalanan ini menarik, mengenal teman satu sama lain. Mengobrol di jalanan, terjatuh, terguling dengan jalanan terjal. 425 Mdp rasanya begitu banyak cerita, terutama menyaksikan teman-teman yang mendaki dengan kerudung lebar dan rok, pertama sekali.
Yang terpenting perjalanan ini telah membuat saya percaya bahwa saya benar-benar mencintai Negeri ini, Aceh. Mendapati orang-orang keren yang peduli pada kampung, orang-orang yang kemanapun pergi harus mengigat kampung.
Di Tengah hutan tanpa polusi cahaya terlihat banyak cahaya dari segala penjuru terutama dari arah kota. Malam itu, dalam dingin berbagai cerita dan doa dengan rasa syukur terkirim melalui cahaya purnama. Bahwa kami, ingin melunasi sedikit janji kemerdekaan.
Pulangnya? Jalanan yang sama juga dilalui bahkan tersesat sedikit. Tapi Alhamdulillah semua kami selamat.
Segala sesuatu harus ada persiapan maka persiapan tentang apa yang diajarkan harus juga dipersiapkan. Nah, dari gunung ke ruangan selama empat hari untuk melengkapi segala sesuatu kebutuhan menuju penempatan.
Menariknya. Semuanya harus bekerja, laki-laki perempuan. Inilah Team dunia dogeng baru.
Komentar
Posting Komentar