Catatan pendek dalam renungan yang panjang. Saya menulis ini untuk sebuah pengigat diri bahwa saya selalu berusaha mewujudkan mimpi saya dan (dulu) saya adalah orang yang pantang menyerah pada segala keinginan positif saya.
2018, terhitung tahun ke 8 sejak sebuah harapan saya tulis dalam list "to do before i die" tentang menjadi orang yang dekat dengan Quran. Memperbaiki bacaan Quran, ada dilingkungan yang belajar dan mengajarkan Quran. Sejak 2018, setiap bulan saya mengupdate keinginan itu, satu ayat satu ayat lalu hilang fokus. 2015, saya kembali harus fokus menghafal Quran karena jika tidak terancam tidak wisuda, buruk memang tapi mau bagaimana? Motivasi ini membuat saya menyelesaikan sedikit surat dari Quran.
Malam ini, ketika menulis ini saya kembali teringat bahwa selama 2011-2018 ini beberapa kali Allah memanggil saya untuk memenuhi undangan dekat dengan Quran. Bayangkan saya, ketika 2013 saya tinggal dengan orang Turki yang mewajibkan baca Quran minimal satu juz sehari, kemudian ada ODOJ (one day one juz) sampai tahun 2015 saya di sana. Tilawah kami setiap minggu di cek. Lalu, 2016 saya ngekos tapi tiba-tiba saya harus pindah kos dan tinggal dengan Hilda (teman SMA) yang ketika itu sedang gila-gilaan menghafal Quran, saya keciprak. 2017, saya meninggalkan Quran tapi Allah maha baik, dengan segala sifat maha pengasih dan penyayang-Nya ketika saya hampir benar-benar lupa pada Quran, Allah kembali mengundang saya untuk dekat dengan Quran. Saya dipertemukan dengan orang-orang yang mencintai Quran. Lalu 2018 lebih dahsyat lagi, saya berada di lingkungan kerja yang mewajibkan hafalan minimal 2 juz dalam setahun selama bekerja di sana.
2018 juga saya berada di karantina Quran yang ketika saya ingat ingin menangis rasanya, pendosa seperti saya di sana? Ibu-ibu semangat menghafal, orang yang lebih muda dari saya lebih semangat menghafal.
Malam ini, ketika menulis ini saya kembali teringat bahwa selama 2011-2018 ini beberapa kali Allah memanggil saya untuk memenuhi undangan dekat dengan Quran. Bayangkan saya, ketika 2013 saya tinggal dengan orang Turki yang mewajibkan baca Quran minimal satu juz sehari, kemudian ada ODOJ (one day one juz) sampai tahun 2015 saya di sana. Tilawah kami setiap minggu di cek. Lalu, 2016 saya ngekos tapi tiba-tiba saya harus pindah kos dan tinggal dengan Hilda (teman SMA) yang ketika itu sedang gila-gilaan menghafal Quran, saya keciprak. 2017, saya meninggalkan Quran tapi Allah maha baik, dengan segala sifat maha pengasih dan penyayang-Nya ketika saya hampir benar-benar lupa pada Quran, Allah kembali mengundang saya untuk dekat dengan Quran. Saya dipertemukan dengan orang-orang yang mencintai Quran. Lalu 2018 lebih dahsyat lagi, saya berada di lingkungan kerja yang mewajibkan hafalan minimal 2 juz dalam setahun selama bekerja di sana.
2018 juga saya berada di karantina Quran yang ketika saya ingat ingin menangis rasanya, pendosa seperti saya di sana? Ibu-ibu semangat menghafal, orang yang lebih muda dari saya lebih semangat menghafal.
Ya Allah, saya ingin menyambut undangan-Mu semampu saya. Bantulah ya Allah. Jangan tarik undangan ini. Aamin.
Komentar
Posting Komentar