Langsung ke konten utama

Ranto Dedab : Cerita baru tentang Pulang

26 November 2018
Pagi sekali, saya ditelpon oleh supir mobil jurusan Semendo. Saya dan Juju (salah satu officer Muara Enim Cerdas) yang akan ikut bersama terburu-buru mengangkat semua barang yang tersisa, kami harus chek out dari hotel karena lumayan socio survival itu seminggu. Perjalanan menuju SKB menjemput 11 calon guru Pengabdi setelah itu, baru perjalanan baru dimulai.
ketika sampai di Pulau Panggung yang mempunyai pasar lumayan besar, Calon Guru Pengabdi diberikan uang kaget sebagai tantangan terhadap mereka, membeli segala sesuatu untuk keperluan selama seminggu di Ranto Dedab.
Kelas Jauh Semendo Darat Ulu
Selanjutnya begitu sampai disambut pula oleh hujan yang tidak selow, tantangan yang harus dihadapi oleh CGP adalah berjalan kaki dari Desa Segamit ke Dusun Ranto dedab yang normalnya bisa ditempuh selama 2 jam. Saya tidak ikut di sana, naik ojek saja saya rasanya sudah jantungan dengan jalan luar biasa tersebut. Namun, saya percaya mereka adalah CGP yang cukup tangguh untuk menempuh segala rintangan nantinya.
Di desa, kami ditampung oleh Ibu Kamis, beliau sangat baik. Kata orang pergi dari rumah itu membuat menemukan keluarga baru, rumah baru, saudara baru yang pasti bukan suami baru *eh lupa belum punya hahaha.
Adalah ibu Kamisawati yang tidak pernah ada capeknya, memasak jam 4 pagi dengan udara dingin 13 derajat sudah memasak, selalu sigap menyediakan yang hangat bagi anak-anak sebutnya yang bertambah.
"Bu, aku ni putri ibu sekarangkan?" tanyaku pada beliau. Minta banget dianggap anak hahaha. Memaksa beliau menerima putri yang nyeleneh sepertiku. "kagek, kalau ibu ke Aceh sudah punya anak juga di sana" akal-akalan luar biasa memang aku ini.
Yah, minimal di Sumatera Selatan aku punya ibu, diakui atau tidak. Ibu yang peduli, menyediakan selimut hangat, menyediakan makanan hangat, khawatir aku makan sedikit.
Dusun Ranto Dedab, Desa Segamit Kecamatan Semendo Darat Ulu, Muara Enim, Sumatera Selatan.
Seminggu di daerah luar biasa itu membuat saya ingin bercerita. Dusun ini punya satu sekolah kelas jauh, salah satu penempatan guru Pengabdi.
Suhu di sini dingin bisa jadi sampai 13 derajat, siang langsung hujan. Alamnya bagus, penghasil kopi semendo dan panen stroberry manis bisa langsung ke kebun.
Masyarakat desanya ramah nian bertanya, kagek (entar) bisa jadi diberi tumpangan jika berjalan kaki.
Desa ini nantinya akan jadi salah satu dari banyak cerita. Cerita tentang pulang

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Strategi yang digunakan Nabi Muhammad dalam Perang Uhud

Oleh : Nita Juniarti * Abstrak        Artikel ini memberikan gambaran tentang peristiwa perang Uhud. Perang Uhud adalah perang kedua setelah Badar yang diikuti oleh Nabi Muhamad S.A.W.   Dinamakan Perang Uhud karena Perang ini terjadi di gunung Uhud. Dalam sebuah peperangan tentu saja ada strategi yang digunakan, dalam banyak buku di tulis bahwa pada Perang ini Umat Islam menderita kekalahan dengan strategi bertahan di Kota Madinah namun pada dasarnya Perang ini adalah perang pembersihan umat Islam dari orang-orang Munafik. Perang ini merupakan strategi pembersihan dan memurnikan orang-orang Islam dari orang yang berpura-pura sekaligus membersihkan kota Madinah dari golongan yang mengancam keutuhan Negara Madinah. Keyword : Strategi, Perang , Uhud. Pendahuluan Dalam kamus Bahasa Indonesia, Perang bearti ilmu siasat perang, siasat perang, akal atau tipu muslihat untuk mencapai sesuatu maksud dan tujuan yang telah direncankan. [1] Perang...

makalah ISBD : masyarakat Kota dan Desa

MASYARAKAT DESA DAN KOTA D I S U S U N Oleh : Kelompok III KHAIRINA                 (511102479) PARDI                                     (511102485) NURHASANAH         (511002209) FAKULTAS ADAB JURUSAN ASK INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI AR-RANIRY 201 2 KATA PENGANTAR              Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan kesehatan kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah. Shalawat serta salam tidak lupa kami limpahkan kepada baginda alam kita           Nabi             Muhammad ...

Cerita Film : Jembatan Pensil

Film Jembatan pensil. Latar belakang dari film ini adalah suasana di perkampungan suku Muna, Sulawesi Tenggara. Menariknya, film yang mengangkat kisah Ondeng, si anak berkebutuhan khusus tapi selalu setia pada teman-temannya. Empat sekawan itu bernama Inal, Aska, Nia dan Ondeng berjuang mencari pendidikan dari guru mereka di sebuah sekolah gratis. Inal dan Ondeng sama-sama memiliki kekurangan fisik dan mental. Inal adalah anak tuna netra, sedangkan Ondeng terbelakang secara mental. Keterbatasan yang mereka miliki tak pernah sedikitpun melunturkan niat mereka mencari pendidikan. Ondeng, sangat pintar menggambar. Semua dia gambar salah satu gambarnya adalah jembatan yang sering di lewati oleh teman-temannya. Ondeng rajin sekali menabung, sebab jembatan yang teman-temannya lewati sudah sangat rapuh. Ia ingin menganti jembatan itu. Namun, uang Ondeng belum cukup untuk membuat jembatan malah suatu hari jembatan itu  rubuh saat mereka melintas. Ondeng yang rumahnya lebih jauh dan s...