Langsung ke konten utama

Makna Kehilangan


Sebenarnya kita tidak kehilangan apapun hanya diganti dengan yang lebih indah

​Kutipan itu benar sekali, harusnya 16 Maret 2019 ini aku sedang berada diantara relawan pengajar, dokumentator dan Fasilitator di SDN 07 Muara 2, Aceh Utara. Namun, nyatanya aku berada di barisan paling depan antara murid SMA dan guru pendamping mereka.
"Dek, nanti semua nilai dibagi tiga ya" ujar bu Endang, salah satu juri mengigatkan.
Benar, aku adalah juri dua dari lomba baca puisi tingkat SMA yang tujuannya untuk mensosialisasikan pemilu serentak 2019 ini, tentu saja kegiatan ini diadakan oleh KIP. Berbangga hati, dua puisiku terpilih sebagai puisi yang dibacakan. Berikut puisinya :

Perbincangan gerimis

Sebuah pilihan tak sempurna
Gerimis mendarat di rawa, terjebak di sana
Pilihan sempurna
Gerimis mendarat di bunga, mekar menggoda
Pilihan tepat, gerimis mendarat di pepohonan
Buah dimakan, puji di tuai gerimis


Gurauan terdengar jelas
Gerimis turun merdeka, memilih di mana suka
Ah, kita manusia bukan?
Berhak memilih siapa yang harus memimpin
Banyak pilihan seperti gerimis ingin jatuh di mana

Dari liar mataku
Aku tau, suaraku tidak boleh putih
Setidaknya sebelum badan dikandung tanah
Hingga berakhir di dekapan bidadari atau dekapan api yang menjalar membakar jantung
Pada tanganku
Ada harapan pada potret masa depan yang akan kurancang dengan memilih


Aroma

Embun rebah pada kata pulang
April kerinduan membuncah dada merekah
Mata menelaah jalan belum buntu
Pulang! Banyak yang menunggu

Aroma kopi semerbak
Aroma mengajak memilih
Potret rindu tertata pada kenangan
Esok lusa pulang, mencium aroma emak

Jiwa sehat tiada berperi
Api cemburu menjalar hingga ujung kaki
Pemilu sudah dekat di nanti
Kalau tidak memilih rugi sampai mati

Suara penentuan memperingati
Seperti aroma maut menjalari langkah diri
Pada kau yang kucintai kutitip pesan ini
Pulanglah sebelum kau mati
Pilihlah siapapun yang kau sukai
Agar kau jadi orang yang berbakti pada negeri

KIP Abdya sangat luar biasa, pasalnya diadakan sosialisasi pemilu melalui Puisi dalam rangka menggaet pemilih pemula. Komisi Independen Pemilu Aceh Barat Daya mengadakan lomba kreasi pentas seni lomba baca puisi yang melibatkan 24 pelajar SMA dari seluruh kabupaten Aceh Barat Daya. Seliah SE sebagai anggota KIP menyebutkan bahwa "acara kreasi pentas seni lomba baca puisi untuk pemilih pemula (tingkat SMA) tujuannya adalah untuk mensosialisasikan pemilu serentak 2019 ini. Sejarah baru bagi Indonesia pemilihan 5 sekaligus."
Hal ini disambut baik pula oleh Pemerintah Kabupaten Aceh Barat Daya, dalam sambutan Bupati diwakili oleh staf ahli dikatakan bahwa" Kegiatan ini sangat bagus karena mengajak generasi muda untuk menyukseskan pemilu serentak, harapannya generasi muda millenial dapat menjadi generasi yang berjiwa seni dan kelakuan yang baik. Tingginya kesadaran pemuda harapannya bisa jadi memperoleh pemimpin yang baik. "
Akhir dari Puisi ini, terdapat 4 pemenang yaitu Maida Prihatini juara 1 dari SMK 1 Blangpidie, Putri anggila dai sma 2 manggeng sebagai juara 2 dan
ZILDYA dari SMA Harapan Persada serta
Iyandra putra juara harapan 1 dari SMA tunas bangsa.

Sungguh, aku bersyukur setelah sekian lama bergulat dengan dunia tulis menulis akhirnya, kali ini aku berbakti untuk Negeriku, Aceh Barat Daya. Aku bisa ikut terlibat meski dibayar sih, aku bangga Aceh Barat Daya mulai memperhatikan bahwa seni bisa merasuk jiwa dan impactnya lumayan. Aku memang kehilangan kesempatan dengan Kelas Inspirasi Lhokseumawe dan Aceh utara tapi Allah mengantikan yang lebih baik. Dari para juri aku belajar, dari murid aku belajar bahwa berani menunjukkan potensi adalah salah satu anugerah dari Allah.
Terima kasih maret yang manis.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Yuk ke Bendungan Brayen, Aceh Besar

Nita Juniarti AcehNews.net –  Bendungan Brayen merupakan hasil dari ekspresi keindahan alam dengan perbuatan manusia. Bendungan ini berada di Leupung, Kabupaten Aceh Besar, Provinsi Aceh jaraknya sekitar 30 Kilomoter  dari Banda Aceh. Tidak sulit mencarinya, melewati jalur pantai Barat-Selatan, nanti Anda akan menemukan papan bertuliskan  “Wisata Brayen”. Kemudian dari arah pintu masuk tersebut Anda bisa terus berjalan ke lokasi wisata, lebih kurang 100 meter. Ada yang view yang indah saat Anda melintas di jalan masuk tersebut. Jalan lintasan masyarakat kampung yang masih alami ini akan memberi  landscape , sawah tadah hujan dan masyarakat yang berlalu lalang. Jika sedang musim hujan maka harus ekstra hati-hati saat melalui jalan ini. Nita Juniarti-Teman KPM PAR MAheng Biasanya tempat ini dikunjungi oleh keluarga, kaulah muda di hari libur khususnya pukul 15.00 yang paling ramai dikunjungi. Tiket masuknya hanya Rp2.000 per orang dan parkir dengan harga yang sama. Air s

Cerita Film : Jembatan Pensil

Film Jembatan pensil. Latar belakang dari film ini adalah suasana di perkampungan suku Muna, Sulawesi Tenggara. Menariknya, film yang mengangkat kisah Ondeng, si anak berkebutuhan khusus tapi selalu setia pada teman-temannya. Empat sekawan itu bernama Inal, Aska, Nia dan Ondeng berjuang mencari pendidikan dari guru mereka di sebuah sekolah gratis. Inal dan Ondeng sama-sama memiliki kekurangan fisik dan mental. Inal adalah anak tuna netra, sedangkan Ondeng terbelakang secara mental. Keterbatasan yang mereka miliki tak pernah sedikitpun melunturkan niat mereka mencari pendidikan. Ondeng, sangat pintar menggambar. Semua dia gambar salah satu gambarnya adalah jembatan yang sering di lewati oleh teman-temannya. Ondeng rajin sekali menabung, sebab jembatan yang teman-temannya lewati sudah sangat rapuh. Ia ingin menganti jembatan itu. Namun, uang Ondeng belum cukup untuk membuat jembatan malah suatu hari jembatan itu  rubuh saat mereka melintas. Ondeng yang rumahnya lebih jauh dan selal

Prasangka

  Meski sudah belajar banyak, meski sudah tau tips ini itu, sungguh tidak mudah bagi seorang perempuan mengatasi perasaannya sendiri, rasanya teramat mustahil baginya setiap kali ia mengalami guncangan perasaan. Jun dan Wi jarang bertengkar, selama LDRan, Dunia yang berada dalam resesi membuat mereka semakin kalut dengan pertahanan masing-masing. Rencana pernikahan harus ditunda, keadaan tidak memungkinkan. Biasanya salah satu dari mereka mengalah agar tidak terjadi pertengkaran hebat, tapi tidak malam itu, mereka sama-sama jenuh.  "Aku capek sekali, berusaha sebisa mungkin  untuk niat baik. Tapi barangkali kau memahaminya berbeda" teriak Jun diseberang sana  "Kalo kau capek : berhentilah" Wi balas berteriak "Cari uang untuk bisa melamarmu siang dan malam, yakinkan Umi, mama, kamu, dan bahkan meyakinkan dirimu juga aku, semuanya harus kulakukan sendiri. Aneh, bukannya kau yang terdengar ingin berhenti" "Dan aku ga pernah ada bersama kau?" "J