Langsung ke konten utama

Kelas Inspirasi Abdya 2 : Menularkan Tawa

Seperti halnya tertawa, kebahagiaan itu ternyata bisa menular juga. Jika seorang tertawa terkekeh-kekeh pasti yang lain ikut tertawa meski tidak tau kenapa ia tertawa. Begitulah kelas inspirasi sifatnya menular, menularkan kebahagiaan bagaikan jamur di musim penghujan.
Saya memperkenalkan nama saya dengan panggilan "Juni" bukan apa-apa terlalu sering dipanggil Nita rasanya tidak ada perbendaan nanti ini kegiatan apa. Akhirnya saya memperkenalkan nama dengan cara berbeda.
baik, ini angka berapa? Saya menunjukkan jari tangan saya
"enam"
"dalam kalender bulan ke enam namanya apa?"
"Juni"
"ini bulan apa?" kembali saya menunjukkan jari tangan saya
"juni"
"ini siapa?" saya menunjukkan diri sendiri
"Bu Juni"
 Ketika ikut kelas Inspirasi 2 Aceh Barat Daya, ada bagian menebak profesi apa saya, menarik untuk diceritakan.
"buk, tidak ada tulisannya" kata Delvi
Saya menyerahkan kertas putih pada mereka untuk mencari tau apa profesi saya.
"Ada kok, ibu Juni tau di sana ada tulisannya. Coba lihat lagi"
Teman-temannya yang sudah saya bagikan tiga kelompok mengeluhkan hal yang sama.
"baik, sekarang bu Juni mau membagikan ini" saya menunjukkan bubuk coklat dan kapas. Lalu membagikan pada mereka kemudian mengarahkan mereka cara pakainya.
"ibu Juni wartawan " kelompoknya Delvi paling duluan selesai, berjingkrat mengangkat kertas, minta diperhatikan.
"penulis" ujar anak-anak perempuan.
"iya, benar sekali. Itulah profesi ibu."
Permainan sains sederhana ini ternyata menarik juga untuk kelas inspirasi. Saat sedang mempersiapkan lesson plan, tiba-tiba saya terfikirkan untuk membuat permainan lilin rahasia ini. Yah, bagaimanapun profesi penulis ini masih jarang dikenal apalagi cuma penulis blog dan menghasilkan uang. Malah, dikalangan tertentu ini tidak dianggap profesi, hanya hobi saja. Nah, sebab yang paling diingat biasanya adalah pembelajaran jenis kinestetik, aktivitas adalah yang paling diingat. Maka, pertemuan tiga puluh menit itu saya berharap, ini menjadi salah satu jalan untuk bercita-cita. Mau menjadi apapun. Waktu 30 menit itu, sudah memberikan saya pelajaran, bertemu dengan anak-anak yang tidak menyerah, beradu fikir dengan mereka, mendengar celetukan polos yang tidak terfikirkan lagi oleh dunia orang dewasa. Saya sudah bertemu guru-guru cilik saya di SD 09 Tangan-Tangan. Bahwa hidup bukan soal eksistensi. Hidup itu, menebar manfaat, menularkan kebaikan. Kelas Inspirasi Abdya 2,salah satu jalan menularkan kebahagiaan. Menularkan kebahagian melalui gerakan senam otak pada seluruh warga sekolah, menularkan kebahagiaan pada relawan pengajar yang bukan guru, menularkan kebahagiaan pada Fasilitator yang meninggalkan pekerjaannya selama persiapan, menularkan kebahagiaan pada dokumentator yang mendapatkan momen saat anak-anak tertawa, bengong dan ekspresi lainnya.

Tantangan Kelas Inspirasi
Kau tau hal yang menebarkan ketika kelas Inspirasi saat posisimu adalah relawan Pengajar? Menguak misteri karakter siswa dalam 30 menit, menemukan pelajaran terbaik dalam 30 menit dan menyelesaikan semua pembelajaran dalam 30 menit. Dari sini, kita jadi tau itulah kenapa hidup ini misteri, jika bukan misteri maka tidak akan ada pertualangan penuh tantangan. SDN 09 Tangan-Tangan terletak di kaki gunung, kata bapak guru jika ada bencana maka SD ini akan menjadi tameng. Benar kata orang yang bergelut di dunia sosial "anak gunung itu, suaranya lebih kecil dari anak persisir sebab suasananya sejuk dan juga mereka lembut prilakunya." Itulah yang ditemui di kaki gunung, anak-anak dengan kepribadian yang luar biasa, terkagum-kagum dibuatnya. Kelas Inspirasi selalu hal baru, butuh tantangan menaklukkan hati anak dalam waktu 30 menit? Ikut kelas Inspirasi, ayo adu nyali. Terima kasih atas kesempatan bertemu dengan anak-anak kaki gunung, berhati langit, kelas Inspirasi Aceh Barat Daya 2. Semoga esok lusa bisa ikut lagi, Insya Allah.
.
Ucapan terima kasih :
Terima kasih kepada Fasilitator yang sudah mengadakan kegiatan ini dan memberikan saya kesempatan untuk bergabung bersama. Semoga segala lelah teman-teman dibalas Allah dengan Ridho-Nya. Aamin. Terima kasih kepada Team SDN 09, Nanda, Yosa, bang Said, bang rahayu dan kak Rima untuk setengah hari di SDN 09.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Yuk ke Bendungan Brayen, Aceh Besar

Nita Juniarti AcehNews.net –  Bendungan Brayen merupakan hasil dari ekspresi keindahan alam dengan perbuatan manusia. Bendungan ini berada di Leupung, Kabupaten Aceh Besar, Provinsi Aceh jaraknya sekitar 30 Kilomoter  dari Banda Aceh. Tidak sulit mencarinya, melewati jalur pantai Barat-Selatan, nanti Anda akan menemukan papan bertuliskan  “Wisata Brayen”. Kemudian dari arah pintu masuk tersebut Anda bisa terus berjalan ke lokasi wisata, lebih kurang 100 meter. Ada yang view yang indah saat Anda melintas di jalan masuk tersebut. Jalan lintasan masyarakat kampung yang masih alami ini akan memberi  landscape , sawah tadah hujan dan masyarakat yang berlalu lalang. Jika sedang musim hujan maka harus ekstra hati-hati saat melalui jalan ini. Nita Juniarti-Teman KPM PAR MAheng Biasanya tempat ini dikunjungi oleh keluarga, kaulah muda di hari libur khususnya pukul 15.00 yang paling ramai dikunjungi. Tiket masuknya hanya Rp2.000 per orang dan parkir dengan harga yang sama. Air s

Prasangka

  Meski sudah belajar banyak, meski sudah tau tips ini itu, sungguh tidak mudah bagi seorang perempuan mengatasi perasaannya sendiri, rasanya teramat mustahil baginya setiap kali ia mengalami guncangan perasaan. Jun dan Wi jarang bertengkar, selama LDRan, Dunia yang berada dalam resesi membuat mereka semakin kalut dengan pertahanan masing-masing. Rencana pernikahan harus ditunda, keadaan tidak memungkinkan. Biasanya salah satu dari mereka mengalah agar tidak terjadi pertengkaran hebat, tapi tidak malam itu, mereka sama-sama jenuh.  "Aku capek sekali, berusaha sebisa mungkin  untuk niat baik. Tapi barangkali kau memahaminya berbeda" teriak Jun diseberang sana  "Kalo kau capek : berhentilah" Wi balas berteriak "Cari uang untuk bisa melamarmu siang dan malam, yakinkan Umi, mama, kamu, dan bahkan meyakinkan dirimu juga aku, semuanya harus kulakukan sendiri. Aneh, bukannya kau yang terdengar ingin berhenti" "Dan aku ga pernah ada bersama kau?" "J

Cerita Film : Jembatan Pensil

Film Jembatan pensil. Latar belakang dari film ini adalah suasana di perkampungan suku Muna, Sulawesi Tenggara. Menariknya, film yang mengangkat kisah Ondeng, si anak berkebutuhan khusus tapi selalu setia pada teman-temannya. Empat sekawan itu bernama Inal, Aska, Nia dan Ondeng berjuang mencari pendidikan dari guru mereka di sebuah sekolah gratis. Inal dan Ondeng sama-sama memiliki kekurangan fisik dan mental. Inal adalah anak tuna netra, sedangkan Ondeng terbelakang secara mental. Keterbatasan yang mereka miliki tak pernah sedikitpun melunturkan niat mereka mencari pendidikan. Ondeng, sangat pintar menggambar. Semua dia gambar salah satu gambarnya adalah jembatan yang sering di lewati oleh teman-temannya. Ondeng rajin sekali menabung, sebab jembatan yang teman-temannya lewati sudah sangat rapuh. Ia ingin menganti jembatan itu. Namun, uang Ondeng belum cukup untuk membuat jembatan malah suatu hari jembatan itu  rubuh saat mereka melintas. Ondeng yang rumahnya lebih jauh dan selal