Langsung ke konten utama

Aku Tak suka maka kumenghindar!



Ada yang tidak aku suka dari pola mendekati yang dilakukan oleh seseorang lelaki. Sejujurnya sejak berkenalan Agustus 2017 lalu, aku senang berteman dengannya. Aku bebas bercerita, videocall dan membahas hal penting hingga tidak penting. Namun, ketika 2018 untuk pertama sekali dia mengatakan menyukaiku dan ingin ke Aceh, aku menghindarinya. Aku membatasi diri untuk mengobrol bahkan chatting dengannya. Apakah dia kurang ganteng? Tidak. Kurang baik? Tidak. Kurang umur? Iya, dia jelas adik sekali bagiku. Mahasiswa kelahiran 1998, apa yang diinginkan? Meski terlihat dewasa tetap saja dia anak-anak bagiku, aku tak bisa menerimanya, sungguh. 

2018 itu, dia mulai mengirimiku video-video yang dieditnya, mulai menyukai bunga dan menfotonya seperti yang kulakukan, semua storiesku dipantau dan dikomen, sungguh tak nyaman. Lalu, ia mengambarku dan mengirimkan kepadaku. Aku suka gambarnya tapi tidak bersimpati padanya.

Apakah hanya masalah umur? Tidak, tentu saja. Aku mulai malas karena ia punya pacar dan masih mendekatiku, mengakui perasaan padaku dan bercerita tentang pacarnya yang menurutnya tidak sepertiku. Heh...aku ini sungguh orang yang berpuluh kali patah hati, dikhianati, terluka tapi aku tidak pernah lupa bagaimana jahatnya sebuah perselingkuhan. Orang ketiga masuk karena diundang, jadi kufikir ia sedang mengundangku sebagai orang ketiga dalam hubungannya aku tak sudi. Selain itu, aku kesal jika harus menjadi bagian dari kisah itu. Aku berprinsip lelaki yang gemar berselingkuh maka akan terus berselingkuh dengan siapapun ia berhubungan. Aku tidak suka itu. 

Aku menjauhinya, berkali-kali ia bertanya kenapa dan aku menjelaskan duduk persoalannya, ia mengatakan akan putus dengan pacarnya. Heh! Tentu bukan itu yang kuinginkan, aku akhirnya mengatakan jangan berfikir untuk memacariku karena aku tidak sudi. Jika kau masih ingin kujawab chatmu berhentilah bertingkah dan berhentilah menyukaiku! Rawat saja hubungan dengan pacarmu!

Satu lagi, dia hobi sekali mengatakan bahwa aku ini bukan anak rumahan, tak mampu duduk di rumah. Hey! Dia tidak kenal aku, beraninya berkomentar begitu.

Dia baik, tapi aku tak suka!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Yuk ke Bendungan Brayen, Aceh Besar

Nita Juniarti AcehNews.net –  Bendungan Brayen merupakan hasil dari ekspresi keindahan alam dengan perbuatan manusia. Bendungan ini berada di Leupung, Kabupaten Aceh Besar, Provinsi Aceh jaraknya sekitar 30 Kilomoter  dari Banda Aceh. Tidak sulit mencarinya, melewati jalur pantai Barat-Selatan, nanti Anda akan menemukan papan bertuliskan  “Wisata Brayen”. Kemudian dari arah pintu masuk tersebut Anda bisa terus berjalan ke lokasi wisata, lebih kurang 100 meter. Ada yang view yang indah saat Anda melintas di jalan masuk tersebut. Jalan lintasan masyarakat kampung yang masih alami ini akan memberi  landscape , sawah tadah hujan dan masyarakat yang berlalu lalang. Jika sedang musim hujan maka harus ekstra hati-hati saat melalui jalan ini. Nita Juniarti-Teman KPM PAR MAheng Biasanya tempat ini dikunjungi oleh keluarga, kaulah muda di hari libur khususnya pukul 15.00 yang paling ramai dikunjungi. Tiket masuknya hanya Rp2.000 per orang dan parkir dengan harga yang sama. Air s

Prasangka

  Meski sudah belajar banyak, meski sudah tau tips ini itu, sungguh tidak mudah bagi seorang perempuan mengatasi perasaannya sendiri, rasanya teramat mustahil baginya setiap kali ia mengalami guncangan perasaan. Jun dan Wi jarang bertengkar, selama LDRan, Dunia yang berada dalam resesi membuat mereka semakin kalut dengan pertahanan masing-masing. Rencana pernikahan harus ditunda, keadaan tidak memungkinkan. Biasanya salah satu dari mereka mengalah agar tidak terjadi pertengkaran hebat, tapi tidak malam itu, mereka sama-sama jenuh.  "Aku capek sekali, berusaha sebisa mungkin  untuk niat baik. Tapi barangkali kau memahaminya berbeda" teriak Jun diseberang sana  "Kalo kau capek : berhentilah" Wi balas berteriak "Cari uang untuk bisa melamarmu siang dan malam, yakinkan Umi, mama, kamu, dan bahkan meyakinkan dirimu juga aku, semuanya harus kulakukan sendiri. Aneh, bukannya kau yang terdengar ingin berhenti" "Dan aku ga pernah ada bersama kau?" "J

Cerita Film : Jembatan Pensil

Film Jembatan pensil. Latar belakang dari film ini adalah suasana di perkampungan suku Muna, Sulawesi Tenggara. Menariknya, film yang mengangkat kisah Ondeng, si anak berkebutuhan khusus tapi selalu setia pada teman-temannya. Empat sekawan itu bernama Inal, Aska, Nia dan Ondeng berjuang mencari pendidikan dari guru mereka di sebuah sekolah gratis. Inal dan Ondeng sama-sama memiliki kekurangan fisik dan mental. Inal adalah anak tuna netra, sedangkan Ondeng terbelakang secara mental. Keterbatasan yang mereka miliki tak pernah sedikitpun melunturkan niat mereka mencari pendidikan. Ondeng, sangat pintar menggambar. Semua dia gambar salah satu gambarnya adalah jembatan yang sering di lewati oleh teman-temannya. Ondeng rajin sekali menabung, sebab jembatan yang teman-temannya lewati sudah sangat rapuh. Ia ingin menganti jembatan itu. Namun, uang Ondeng belum cukup untuk membuat jembatan malah suatu hari jembatan itu  rubuh saat mereka melintas. Ondeng yang rumahnya lebih jauh dan selal