Langsung ke konten utama

Dari Ketinggian

Sabua Pada hari Jumat Siang
Hampir sebulan di rumah saja, tentu ada rasa rindu pada gesekan aspal oleh ban motor tua. Pada kau yang rindu berjalan, bersabarlah. Semoga bumi kita pulih dan perjalanan bisa dilanjutkan, bukankah kau sudah punya peta harus kemana? Tapi, sementara kau punya waktu untuk merenungi perjalanan, kenapa tak kau lakukan?

Bukit Parahlayang, Malang
Jarimu membeku, seiring hatimu? Kuharap tidak. Dari ketinggian bukit Parahlayang, Malang, Jawa Timur, kau lihat betapa dirimu kecil di sana apalagi dari tempat kedudukan Tuhan?

Bukit Kasih Sayang, Luwuk Banggai
Jika kau fikir prestasimu sudah tinggi, coba lihat dirimu saat kau duduk di Bukit Kasih sayang, Luwuk Banggai Sulteng, hari itu, lihatlah rumah-rumah besar hanya serupa kotak-kotak bersusun, lantas bagaimana bisa kau bangga dengan prestasi seupil itu jika dilihat dari Singgasana Tuhan?

Depan Mesjid Kubah Mas, Gorontalo
Kau fikir perjalananmu sudah jauh? Coba kau lirik dirimu saat berada diketinggian Kubah Mas, Gorontalo. Kapal-kapal yang melewati laut itu, tentu perjalanan mereka ribuan mil sudah namun coba perjalanan itu diukur dari tempatmu berada, rasanya hanya selangkah besar. Coba bayangkan jika itu dilihat dari tempat Tuhan berada?

Bukit Matatimali, Palu, minggu pagi
Kau suka bangga dengan keindahan di perjalananmu bukan? Coba ingat lagi ketika kau berada di Bukit Matatimali, Palu, Sulawesi Tengah. Segala keindahan dari atas hanya terlihat seperti sayap nyamuk sangking kecilnya. Lalu, bagaimana jika Tuhan menjatuhkan sayap burung dari atasnya? Lenyap sudah.

Pantan Terong, Aceh Tengah
Saat kau duduk memandangi kota Takengon dari ketingian Pantan Terong, Aceh Tengah kau fikir kau sudah sangat keren? Bayangkan kalau kau tergelincir sedikit saja lalu hilang dalam danau laut tawar. 

Tapaktuan, Aceh Selatan

Hey kau, ya kau. Yang sudah Tuhan berikan  nikmat berjalan, kapan akan bersyukur? Kapan akan berfikir bahwa kau dihadapan Tuhan hany setitik noda hitam di papan tulis putih? Secemerlang apapun kau, kau tidak ada apa-apanya di mata Tuhan, pemilik alam yang melihat dari ketinggian.

Bromo, Malang

Setiap hari, sediakanlah waktumu, duduk diketinggian lalu renungi kenapa kau diciptakan? Kembali ke hakikat penciptaan semoga kau sadar.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Yuk ke Bendungan Brayen, Aceh Besar

Nita Juniarti AcehNews.net –  Bendungan Brayen merupakan hasil dari ekspresi keindahan alam dengan perbuatan manusia. Bendungan ini berada di Leupung, Kabupaten Aceh Besar, Provinsi Aceh jaraknya sekitar 30 Kilomoter  dari Banda Aceh. Tidak sulit mencarinya, melewati jalur pantai Barat-Selatan, nanti Anda akan menemukan papan bertuliskan  “Wisata Brayen”. Kemudian dari arah pintu masuk tersebut Anda bisa terus berjalan ke lokasi wisata, lebih kurang 100 meter. Ada yang view yang indah saat Anda melintas di jalan masuk tersebut. Jalan lintasan masyarakat kampung yang masih alami ini akan memberi  landscape , sawah tadah hujan dan masyarakat yang berlalu lalang. Jika sedang musim hujan maka harus ekstra hati-hati saat melalui jalan ini. Nita Juniarti-Teman KPM PAR MAheng Biasanya tempat ini dikunjungi oleh keluarga, kaulah muda di hari libur khususnya pukul 15.00 yang paling ramai dikunjungi. Tiket masuknya hanya Rp2.000 per orang dan parkir dengan harga yang sama. Air s

Cerita Film : Jembatan Pensil

Film Jembatan pensil. Latar belakang dari film ini adalah suasana di perkampungan suku Muna, Sulawesi Tenggara. Menariknya, film yang mengangkat kisah Ondeng, si anak berkebutuhan khusus tapi selalu setia pada teman-temannya. Empat sekawan itu bernama Inal, Aska, Nia dan Ondeng berjuang mencari pendidikan dari guru mereka di sebuah sekolah gratis. Inal dan Ondeng sama-sama memiliki kekurangan fisik dan mental. Inal adalah anak tuna netra, sedangkan Ondeng terbelakang secara mental. Keterbatasan yang mereka miliki tak pernah sedikitpun melunturkan niat mereka mencari pendidikan. Ondeng, sangat pintar menggambar. Semua dia gambar salah satu gambarnya adalah jembatan yang sering di lewati oleh teman-temannya. Ondeng rajin sekali menabung, sebab jembatan yang teman-temannya lewati sudah sangat rapuh. Ia ingin menganti jembatan itu. Namun, uang Ondeng belum cukup untuk membuat jembatan malah suatu hari jembatan itu  rubuh saat mereka melintas. Ondeng yang rumahnya lebih jauh dan selal

Prasangka

  Meski sudah belajar banyak, meski sudah tau tips ini itu, sungguh tidak mudah bagi seorang perempuan mengatasi perasaannya sendiri, rasanya teramat mustahil baginya setiap kali ia mengalami guncangan perasaan. Jun dan Wi jarang bertengkar, selama LDRan, Dunia yang berada dalam resesi membuat mereka semakin kalut dengan pertahanan masing-masing. Rencana pernikahan harus ditunda, keadaan tidak memungkinkan. Biasanya salah satu dari mereka mengalah agar tidak terjadi pertengkaran hebat, tapi tidak malam itu, mereka sama-sama jenuh.  "Aku capek sekali, berusaha sebisa mungkin  untuk niat baik. Tapi barangkali kau memahaminya berbeda" teriak Jun diseberang sana  "Kalo kau capek : berhentilah" Wi balas berteriak "Cari uang untuk bisa melamarmu siang dan malam, yakinkan Umi, mama, kamu, dan bahkan meyakinkan dirimu juga aku, semuanya harus kulakukan sendiri. Aneh, bukannya kau yang terdengar ingin berhenti" "Dan aku ga pernah ada bersama kau?" "J