Kebun di Wisata petik Apel Malang, Kota Batu |
"Aku cuma penikmat anggrek, suka lihat, tidak memikirkan Filosofinya. Kalau bunga suka semua. Yang aneh-anehpun juga suka. Apa lg anggrek hutan..mantap..." ujarnya ketika kutanya tentang Anggrek
Aku suka memperhatikan bunga-bunga, mengambil foto cantik mereka. Akhir-akhir ini terlibat pada pemikiran filosofi bunga-bunga. Ah, nyatanya aku tertarik dengan bunga matahari yang warnanya sangat mencolok, menunduk saat penuh kuaci dan malam hari. Ia, lelaki itu menyukai angrek, pesona warna-warna anggrek yang sederhana memang menjadi daya tarik tersendiri pula.
Ketika bercakap dengan Ibu kak Pram, saat menginap di rumahnya untuk agenda Kelas Inspirasi Lumajang. Ibunya berpesan "angrek ini rawatnya harus hati-hati Nit, disemai dulu bibitnya di tempat terpisah, di rawat terus. Merawatnya harus seperti anak sendiri, kasih sayang agar tidak mati. Kadang Anggrek membalas dengan bunga, kadang hanya daun tumbuh lebat saja".
Saat itu, aku diberi beberapa pengetahuan tentang pernah-pernik perawatan anggrek. Aku senang sekali mendengar kisah-kisah bunga di tanam.
Desa Kasri, tepi jalan |
Bunga matahari? Kisahnya kudengar dari teman-teman pemuda desa di Kediri yang mempunyai taman bunga matahari. Mereka melakukan pembibitan lalu ditanam serentak, agar nanti berkembangnya serentak pula. Taman ini memang digunakan untuk daya tarik wisata. Sayangnya waktu kami ke sana, katanya bunganya baru mekar januari. Biasanya, 3 bulan sudah berbunga serentak, mengundang kumbang dan pundi uang.
Suatu hari, fikirku. Aku akan menanam anggrek dan matahari di kebunku sendiri, bersamamu. Suatu hari, insya Allah
Uwuuuu 😍
BalasHapus