Aku benar-benar kalut dengan fikiranku sendiri, Februari lalu aku memutuskan untuj menerima ajakan Serius dengannya, ia mengatakan sudah bercerita dengan umi dan mamak. Aku tidak ingin berharap, namun kufikir tidak ada salahnya mencoba, toh bisa jadi salah satu usaha atas doa-doakan? Beberapa hari belakangan, aku jarang berkomunikasi dengannya. Ia bilang, kami menjadi lekat karena komunikasi mungkin aku harus membatasi itu. Sebuah pesan singkat kembaki masuk, semua hanya centang biru, aku tidak menbalas.
[10/4 20:39] 🧑: Baik lah. Kau ingin sendiri
[10/4 21:42] 🌺: Aku bukan ingin sendiri. Hanya saja, aku sedang ingin menghentikan rindu pada kau dan mencoba tidak mencintaimu lagi serta berhenti untuk tergantung pada perasaan terhadap kau. Jadi, aku ingin mencoba tdk berkomunikasi denganmu.
[10/4 23:10] 🧑 : Betul itu, cobalah. Aku mendukung mu
[11/4 13:50] 🌺 : Setiap aku punya niat ini , selalu ada yg dari masa lalu berkabar. Apakah sesusah itu untuk menghindarimu?
[11/4 13:52] 🧑 : Tidak. Bila kau telah belajar melepaskan segala hal yang kau cintai, harapi, maka tidak terlalu sulit. Bila suatu saat, hubungan ini tidak punya arti apa apa, maafkanlah dirimu. Aku telah banyak kehilangan orang yang aku sayang, kekasih, orang tua, saudara, sahabat, aku belajar setiap saat melepaskan mereka, tapi kenangan selalu menemukan jalan pulang nya. Apa kau tidak keberatan bila aku mengutarakan "aku masih merindukan sahabatku, Mei?"
[11/4 13:57] 🌺: Baik. Terima kasih nasehatnya
[11/4 13:57] 🧑: Ada perempuan lain yang masih kurindukan, tapi enggan untuk aku kembali. Benar kata eyang Sujiwo, mantan itu kenangan, biarkan saja sekalipun dia meminta kembali. Jalan saja, sebab hidup ini dipersembahkan untuk mu oleh Tuhanmu
[11/4 13:57] 🌺: Tidak. Aku tidak cemburu pada masa lalu. Terserah kau
[11/4 13:58] 🧑: Entah benar atau tidak. Tapi aku percaya, bahwa apa yang sedang kita lalui ini adalah proses mendalami peran kita saat ini. Aku berterima kasih, Tuhan menghadapkan aku pada pengalaman yang lain pada cara mencintai seseorang.
[11/4 15:00] 🌺 : Jd bagaimana cara kau mencintaiku?
[11/4 16:48] 🧑: Panjang untuk dijawab. Mau jawaban pendek atau panjang?
[11/4 17:45] 🌺: Yg paling kau senangi
[11/4 17:49] 🧑: Baiklah. Ini yang aku senangi
[11/4 17:53] 🌺: Apa?
[11/4 17:58] 🧑: Diam dan bicara lewat pikiran
Aku kesal setengah mati pada laki-laki itu, aku tidak faham dengan pemikirannya. Aku bahkan lebih siap kehilangan dia dari pada harus menunggu tanpa kejelasan. Apa Aku lebih bagus jadi seperti mei? Sahabagnya, agar sesekali dia rindukan? Haruskah? Kadang, aku kesal pada diriku sendiri. Kenapa sih aku? Aku yang tidak bisa melanggar janji untuk menunggu, namun tak bersabar juga dengan ketidakjelasan. Aku yang tetap berpegang pada janji. Baik, aku akan menunggu hingga bulan mei datang. Adakah iya jadi yakin? Adakah aku jadi sabar? Entahlah.
Kamar Karantina, 11 April 2020
Aku yang berfikir dalam penantian
Komentar
Posting Komentar