jadi sampai saat ini kau masih mempertanyakan status?
apakah seIama ini aku masih meragukan dan kurang jeIas?
Ia mengirim pesan tentang 1 Mei, hari perjanjian itu. Perjanjian apakah hubungan ini akan selesai begitu saja atau harus dipertahankan menjadi sebuah pernikahan. 2 hari lalu, Uminya dan Mamakku berbincang. Mereka terlihat akrab, bercerita masa lalu dan saling bertanya pun saling menguatkan bahwa jarak kami benar-benar jauh.
Sesungguhnya, aku tidak meragukan lelaki itu. Aku yakin dia sudah berkomitmen akan datang dan tidak pergi. Hanya saja, aku butuh sesuatu yang lebih real. Melamar misalnya? Aku juga punya rencana, aku juga ingin memikirkan hidupku, pun jika dia tidak benar-benar bertindak, akupun bisa bisa melakukan usaha lainkan? Memang dalam budaya kami, perempuan menunggu tapi apa iya? Seperti hujan yang turun ke bumi jika tidak ditampung akar pohon tentu bisa memyebabkan petaka, banjir misalnya. Jadi, apa iya hanya menunggu sebuah jawaban dari perasaan tanpa berusaha apapun? Aku sudah lelah, menunggu. Sejak dulu.
Komentar
Posting Komentar