Langsung ke konten utama

Umi



Perempuan setengah abad itu memasuki rumah. Ia tersenyum, aku menyalaminya.
"Sudah lama?" tanyanya ramah
"Sudah Bu"
"Panggil saja Umi"
"Ini Nur, teman saya dan Uti" Ujar Fat, Anaknya
"Oh Nur, dari mana tadi?"
"Penginapan Umi" Ujar saya
"Datang dari mana sampai harus ada penginapan segala?"
"Dari Luwuk Umi, saya aslinya dari Sumatera"

Percakapan bergulir banyak, perempuan bernama Zainab itu bertanya banyak padaku. Ceritanya juga panjang lebar hingga akhirnya, meminta foto bersama, takut tidak pernah berjumpa lagi. 

3 tahun setelah itu, anak lelakinya banyak bercerita tentang Umi.  Umi, ia mendidik semua anaknya agar mandiri, bisa mencuci pakaian, mengurusi barang-barang, menata kamar dll,  sudah dilatih sejak aku umur 8 tahun. Umi mewajibkan anak-anaknya bisa menamatkan al-Quran di usia 8 tahun, mendukung masa-masa kritis saat Mahasiswa hingga selesai studi. Ia selalu mengajarkan anak-anaknya untuk bertangung jawab dengan apa yang mereka lakukan dan  miliki.

Umi adalah single parent, Umi adaalh tulang punggung keluarga. Umi melimpahkan segala ketulusan dan cinta kasih kepada anak-anaknya. Melawan badai kehidupan dengan sisa tenaga yang terkuras habis saat dia merindu kepada Aba.

Cerita betapa hebatnya Umi kudengar dari Uty, panggilan untuk anak lelakinya yang sedang berproses menuju pernikahan denganku. Aku dan Umi tidak terlalu dekat, kufikir seperti ibu lainnya yang kutemui di tempatku bertugas, selesai sampai di sana. Ternyata, ketika aku dan Uty memutuskan berproses untuk pernikahan, aku jadi dekat dengan Umi. Umi tidak pernah segan untuk menelepon duluan atau berkabar melalui WA.  Hingga, hari yang ditunggu dengan pembahasan yang kuharapkan sampai jua. 

[8/5 06:03] Umi: Ya itulah tetap kembali sama hatinya Nur. Kemarin Uty pernah singgung masalah Uty dgn Nur ada hubungan dekat. Bagi umi tdk ada masalah hanya yg menjadi beban umi, umi blm ada kesempatan uang. Karena masih biaya adiknya Uty yg bungsuh Kulia dia ambil keperawatan, skrg sdh mau masuk smester 8. Uang terus yg dibutuhkan Jadi umi kasian belum bs bergerak lebih. Sdgkan Uty tdk ada simpanan nya. Uty sejak tamat kulia banyak yg panggil dia mengajar tapi ia blm siap.dia hanya asik di jurnalis beberapa kali umi Kase pandangan tapi dia ttp blm siap.katanya blm terpanggil hatinya untuk mengajar.  Jadi umi sdh badiam saja.
[8/5 06:05] Umi: Kalau adatnya Nur disana kawin itu bgimana. Istilah orang Sulsel uang panainya itu berapa diminta.  Kemudian tptnya Nur sgt jauh. Hehehe.
[8/5 06:09] : Iya umi, Uty dan Nur memang baru saja dekat. Memang daerahnya Nur jauh. Nur juga binggung mau jawab apa soal jarak hehehe. Di sini namanya Jilame umi. Kalo itu Nur juga ga paham diminta berapa. Soalnya itu hasil musyawarah keluarga. Biasanya, di kampung itu jilamenya sekitar 5 mayam emas dengan 10 juta uang begitu biasanya. 1 mayam = 3 gram.  Kalo untuk Nur. Belum tau,  belum tanya2 mamak juga sih bagaimana
[8/5 06:48] Umi: Oow begitu...? Yah pokoknya nanti Nur bicara sama Uty..  andaikan kalau ada yg cocok menurut Nur jgn menunda lagi. Maksudnya kamu menunggu Uty sementara dia blm ada kejelasan to,? Tapi ttp kemunikasi dgn Uty baik2.
[8/5 06:48] : Baik umi. Terima kasih ya
[8/5 06:50] Umi: Ya sama2. Tapi umi mau tanya dulu. Biasanya kalau anak perempuan itu kalau sdh mau Kawin ttp pelaksanaan nya dirumah perempuan?.
[8/5 06:52] : Kalo nikah biasanya begitu umi. Kalo pesta bisa di dua tempat.
[8/5 06:53] : Tempat pengantin laki2 dan pengntin perempuan. Biasanya begitu
[8/5 06:59] Umi: Oow..umi fikir kalau andaikan Nur dgn Uty.pasti pelaksanaan nya ttp sm Nur, tidak mungkin nama kasi bikin ditpt lain...hehehe Iyo to?..  aduu blm biaya pesawat.  Kira2 dari Sini sampai di tptnya Nur menghabiskan  biaya berapa per orang???
[8/5 06:59] : Bisa juga satu tempat umi. Biasanya itu tergantung diskusi keluarga.  Ga tw umi brapa tiket. Krna berubah2 kan.
[8/5 07:04] Umi: Ya itulah yg umi mau dgr dari Nur. Biasa dari sini apakah lgsg...atau lagi transit ? Kemudian lanjut kemanalagi hehehe. Ini sekedar jadi pedoman dulu.
[8/5 07:05] :  sejujurnya kurang tw umi. Blm pernah penerbangan dari sana
[8/5 07:12] Umi: Oow Gittu.. ?? tapi tiket pesawat itu biasanya ada sampai 4 atau 5 jutaan to? Bahkan mungkin lebih.

Entahlah, percakapan itu menyesakkan. Apakah jarak sedemikian hebat memisahkan banyak hal? Namun, aku senang sebab umi benar-benar baik. Kufikir, jikapun aku tidak menjadi menantunya, aku berharap menjadi anaknya. Jika suatu hari aku ke kota umi, aku masih bisa berbincang dengannya, selayaknya anak dan ibu. Kuharap suatu ketika, seperti pertama sekali kami bertemu, saat langit demikian cerah di kotanya, tak pernah jadi mendung oleh luka-luka yang terjadi akibat sebuah kebodohan. Harapku begitu.

Aceh barat daya, 27 Mei 2020

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Yuk ke Bendungan Brayen, Aceh Besar

Nita Juniarti AcehNews.net –  Bendungan Brayen merupakan hasil dari ekspresi keindahan alam dengan perbuatan manusia. Bendungan ini berada di Leupung, Kabupaten Aceh Besar, Provinsi Aceh jaraknya sekitar 30 Kilomoter  dari Banda Aceh. Tidak sulit mencarinya, melewati jalur pantai Barat-Selatan, nanti Anda akan menemukan papan bertuliskan  “Wisata Brayen”. Kemudian dari arah pintu masuk tersebut Anda bisa terus berjalan ke lokasi wisata, lebih kurang 100 meter. Ada yang view yang indah saat Anda melintas di jalan masuk tersebut. Jalan lintasan masyarakat kampung yang masih alami ini akan memberi  landscape , sawah tadah hujan dan masyarakat yang berlalu lalang. Jika sedang musim hujan maka harus ekstra hati-hati saat melalui jalan ini. Nita Juniarti-Teman KPM PAR MAheng Biasanya tempat ini dikunjungi oleh keluarga, kaulah muda di hari libur khususnya pukul 15.00 yang paling ramai dikunjungi. Tiket masuknya hanya Rp2.000 per orang dan parkir dengan harga yang sama. Air s

Cerita Film : Jembatan Pensil

Film Jembatan pensil. Latar belakang dari film ini adalah suasana di perkampungan suku Muna, Sulawesi Tenggara. Menariknya, film yang mengangkat kisah Ondeng, si anak berkebutuhan khusus tapi selalu setia pada teman-temannya. Empat sekawan itu bernama Inal, Aska, Nia dan Ondeng berjuang mencari pendidikan dari guru mereka di sebuah sekolah gratis. Inal dan Ondeng sama-sama memiliki kekurangan fisik dan mental. Inal adalah anak tuna netra, sedangkan Ondeng terbelakang secara mental. Keterbatasan yang mereka miliki tak pernah sedikitpun melunturkan niat mereka mencari pendidikan. Ondeng, sangat pintar menggambar. Semua dia gambar salah satu gambarnya adalah jembatan yang sering di lewati oleh teman-temannya. Ondeng rajin sekali menabung, sebab jembatan yang teman-temannya lewati sudah sangat rapuh. Ia ingin menganti jembatan itu. Namun, uang Ondeng belum cukup untuk membuat jembatan malah suatu hari jembatan itu  rubuh saat mereka melintas. Ondeng yang rumahnya lebih jauh dan selal

Prasangka

  Meski sudah belajar banyak, meski sudah tau tips ini itu, sungguh tidak mudah bagi seorang perempuan mengatasi perasaannya sendiri, rasanya teramat mustahil baginya setiap kali ia mengalami guncangan perasaan. Jun dan Wi jarang bertengkar, selama LDRan, Dunia yang berada dalam resesi membuat mereka semakin kalut dengan pertahanan masing-masing. Rencana pernikahan harus ditunda, keadaan tidak memungkinkan. Biasanya salah satu dari mereka mengalah agar tidak terjadi pertengkaran hebat, tapi tidak malam itu, mereka sama-sama jenuh.  "Aku capek sekali, berusaha sebisa mungkin  untuk niat baik. Tapi barangkali kau memahaminya berbeda" teriak Jun diseberang sana  "Kalo kau capek : berhentilah" Wi balas berteriak "Cari uang untuk bisa melamarmu siang dan malam, yakinkan Umi, mama, kamu, dan bahkan meyakinkan dirimu juga aku, semuanya harus kulakukan sendiri. Aneh, bukannya kau yang terdengar ingin berhenti" "Dan aku ga pernah ada bersama kau?" "J