Langsung ke konten utama

November : Kau, aku, kita

Ketika ia masih menunggu kekasihnya menyatakan cinta dengan lamaran, perempuan itu hampir putus asa sebab kekasihnya tak kunjung peka. Kekasihnya percaya waktu bukan soal pembuktian cinta, tapi perempuan itu tidak begitu. Ia percaya bahwa cinta dan waktu adalah garis lurus yang tidak bisa dipisahkan. Hubungan itu tidak berkembang ke mana-mana, komitmen mereka kembali di isi ketidakpercayaan hingga semesta mengirimkan yang terbaik, sesuai dengan kebutuhan mereka berdua. 


"Fa, menikahkah denganku."

"hah?"

"aku ajak kau menikah, tapi harus mau dibawa kemana saya suka"

"Ajak kemana?"

"Pertama ke pelaminan, kedua kemana saya pergi kecuali ke maut ga bs ajak-ajak, soalnya hak Penguasa alam raya"

Perempuan itu terdiam, jika saya ajakan itu dari kekasihnya tentu ia mengangguk lebih cepat dari pada kecepatan cahaya.

"gimana"

"besok ya saya jawab"

Perempuan itu ada dipersimpangan, cintanya terguncang godaan maha dahsyat, dilamar orang yang bukan kekasihnya.


☘️ bang, saya mau bicara, penting

🍀sebentar, aku sedang tidak punya waktu. Ada tulisan yang harus kuedit malam ini


Sebuah pesan terkirim. Berhari-hari setelah bulan november, pembahasan tentang menikah selalu ditolak kekasihnya. Perempuan itu menyerah.


☘️ Kau adalah satu-satunya laki-laki terakhir yang kuperjuangkan. Jika kau begitu terus maka aku rela jika ibuku menikahkan aku dengan siapapun yang diterimanya


Tidak ada tanggapan dari kekasihnya, ia sibuk. Perempuan itu lelah dan jenuh.


"gimana Fa, aku ke rumah ya. Melamar" ujar Lil, temannya.


"baik, jika ibu menerima kau. Mari menikah"


Lamaran itu sungguh tidak disangka, singkat, cepat dan khitman. Lima tahun lalu sebetulnya perempuan itu teramat menyukai Lil. Semua kehidupan media sosial Lil diketahuinya. Hanya saja Lil, terlalu sering menutup percakapan dengan kode-kode.


☘️ Bang, aku sudah dilamar orang


Pesannya menembus satelit hingga sampai ke handphone kekasihnya. Kekasihnya menelepon.


"kau kan yang menyerah pada komitmen kita?" tudingnya 


"iya, aku. Aku ingin mengatakan bahwa aku menyerah tapi kau tidak mendengarku"


"sudah kuduga, kau sama saja dengan kebayakan perempuan lain, tidak sabar"


"iya, karena aku perempuan yang selalu menuntut kejelasan"


"kau, sama saja!"


Kekasihnya marah, ia mematikan telpon. Fa tau, kekasihnya kecewa dan marah. Fa berdoa semoga kekasihnya menemukan perempuan yang rela menunggu tanpa kepastian. 


Akad nikah berlangsung khitmat, keduanya berbahagia meski Fa menyimpan sedikit sedih jauh dalam lubuk hatinya. Semua orang datang memberi selamat. 


"Selamat ya" kata pria itu 


Fa kaget, itu mantan kekasihnya. 


"Kenapa Fa?" Tanya Lil

"Mantan"


Lil dengan mantap menjabat tangan pria itu dengan berbisik :

"terima kasih ya sudah melepaskan perempuan hebat yang sudah kuincar sejak lama tapi ia begitu kekeuh menunggumu"


"ambil saja, dia sama dengan perempuan lain, tak berkomitmen" ujar si pria sinis


"kau salah, justru ia paling setia dari semua perempuan yang kukenal. Ia menunggumu, selalu menolakku tapi kau menyia-nyiakannya dan kau tak pantas menjaganya seumur hidup" Lil berkata pedas


Muka si pria memerah, ia berlalu tanpa mengatakan apapun lagi. November ini, kisah cinta Fa dan Pria itu selesai sudah. Meski susah payah dibangun dan si Pria belum memutuskan apapun hingga Fa mengambil keputusan. 


Desember, sebulan setelah Lil dan Fa menikah, si Pria itu datang menemui mereka. 


"maaf, setelah kufikir aku memang salah. Aku terlalu takut"


"tidak apa-apa" ujar Fa


"Lil, kau benar. Fa adalah perempuan setia dan kalian berdua cocok untuk saling menjaga"


"terima kasih"


Tahun-tahun berlalu, pria itu tidak juga menikah hingga usianya mencapai 40 tahun dan itu tahun ke-10 pernikahan Fa dan Lil, pria itu amat mencintai anak-anak Fa dan Lil, mereka bersahabat. 


"kenapa kau tidak menikah?"tanya Lil

"aku sedang menikmati arti menunggu dan ternyata tanpa anak-anakmu sungguh menunggu itu menyiksa. Aku ingin menghukum diriku karen telah menyiksa Fa"


"Kau masih mencintai istriku?"


"tidak, aku hanya ingin menebus kesalahanku"


Beberapa minggu setelah itu, pria itu meninggal. Ia tersenyum saat berpulang, ia meninggal pada bulan November tepat 10 tahun pernikahan Fa dan Lil. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Yuk ke Bendungan Brayen, Aceh Besar

Nita Juniarti AcehNews.net –  Bendungan Brayen merupakan hasil dari ekspresi keindahan alam dengan perbuatan manusia. Bendungan ini berada di Leupung, Kabupaten Aceh Besar, Provinsi Aceh jaraknya sekitar 30 Kilomoter  dari Banda Aceh. Tidak sulit mencarinya, melewati jalur pantai Barat-Selatan, nanti Anda akan menemukan papan bertuliskan  “Wisata Brayen”. Kemudian dari arah pintu masuk tersebut Anda bisa terus berjalan ke lokasi wisata, lebih kurang 100 meter. Ada yang view yang indah saat Anda melintas di jalan masuk tersebut. Jalan lintasan masyarakat kampung yang masih alami ini akan memberi  landscape , sawah tadah hujan dan masyarakat yang berlalu lalang. Jika sedang musim hujan maka harus ekstra hati-hati saat melalui jalan ini. Nita Juniarti-Teman KPM PAR MAheng Biasanya tempat ini dikunjungi oleh keluarga, kaulah muda di hari libur khususnya pukul 15.00 yang paling ramai dikunjungi. Tiket masuknya hanya Rp2.000 per orang dan parkir dengan harga...

makalah ISBD : masyarakat Kota dan Desa

MASYARAKAT DESA DAN KOTA D I S U S U N Oleh : Kelompok III KHAIRINA                 (511102479) PARDI                                     (511102485) NURHASANAH         (511002209) FAKULTAS ADAB JURUSAN ASK INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI AR-RANIRY 201 2 KATA PENGANTAR              Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan kesehatan kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah. Shalawat serta salam tidak lupa kami limpahkan kepada baginda alam kita           Nabi             Muhammad ...

Strategi yang digunakan Nabi Muhammad dalam Perang Uhud

Oleh : Nita Juniarti * Abstrak        Artikel ini memberikan gambaran tentang peristiwa perang Uhud. Perang Uhud adalah perang kedua setelah Badar yang diikuti oleh Nabi Muhamad S.A.W.   Dinamakan Perang Uhud karena Perang ini terjadi di gunung Uhud. Dalam sebuah peperangan tentu saja ada strategi yang digunakan, dalam banyak buku di tulis bahwa pada Perang ini Umat Islam menderita kekalahan dengan strategi bertahan di Kota Madinah namun pada dasarnya Perang ini adalah perang pembersihan umat Islam dari orang-orang Munafik. Perang ini merupakan strategi pembersihan dan memurnikan orang-orang Islam dari orang yang berpura-pura sekaligus membersihkan kota Madinah dari golongan yang mengancam keutuhan Negara Madinah. Keyword : Strategi, Perang , Uhud. Pendahuluan Dalam kamus Bahasa Indonesia, Perang bearti ilmu siasat perang, siasat perang, akal atau tipu muslihat untuk mencapai sesuatu maksud dan tujuan yang telah direncankan. [1] Perang...